Part 7 : Hal tak terduga

1K 93 7
                                    

Akademi Frisuki. Sekolah elit khusus orang-orang tertentu. Sekolah yang sangat lengkap fasilitasnya. Semua jenis laboratorium ada, ruang seni dari melukis sampai alat musik disediakan. Guru-guru yang mengajar juga bukan orang sembarangan. Mereka memiliki sertifikat internasional juga relasi terhadap orang-orang berpengaruh. Sekolah ini memberlakukan sistem asrama. Satu kamar untuk setiap murid! Tak heran luas sekolah ini melebihi Kebun Raya Bogor.

Peraturan sekolah ini juga bukan main ketatnya. Siswa - siswi diharuskan menghentikan aktivitas berkeliaran di lingkungan sekolah tepat jam 9 malam, dan ada petugas patroli untuk mengecek. Jika ketahuan melanggar maka akan diberi hukuman berat.

Sekolah ini didirikan dengan tujuan membentuk relasi antara murid kedepannya, para murid dididik agar mampu mewarisi posisi orang tuanya kelak. Dan hasilnya, sudah puluhan tahun banyak siswa berkualitas tinggi dan mahir dalam mengelola usaha keluarganya.

Di pojok ruangan tampak seorang gadis dengan rambut merah jahe tampak kebingungan dan panik.

Bagaimana tidak, laki-laki yang ia kira Raka tadi duduk disebelahnya dan sedari tadi menatapnya! Pengumuman yang diberitahu lewat Speaker itu tak dapat ia pahami sama sekali. Ingin sekali ia segera melompat dari jendela dan pergi jauh-jauh.

"Kau gadis yang tadi tersesat kan?Freya bukan?" Akhirnya Miki bertanya.

"Ummm.. Ya, tak kusangka kita malah sekelas. Kukira kau kakak kelas," jawab Freya dengan nada gugup.

"Sungguh beruntung aku sekelas denganmu. Mohon bantuannya tiga tahun ke depan Freya," kata Miki sambil memberikan senyum menawan

Tidak denganku, dan Oh! Bisakah kau berhenti tersenyum seperti itu? batin Freya.

Freta mencoba mati-matian menahan wajahnya untuk tidak merona. Ia tidak tahu mengapa sejak bertemu dengan Miki ia merasa tidak tenang, gelisah setiap Miki berada di dekatnya.

---**---

Di tempat lain.

"Selamat datang di Akademi Frisuki Ryu Isaiah," sapa perempuan dari balik meja yang bertuliskan 'Seira Laniana - Kepala Sekolah Akademi Frisuki'.

"Terima kasih sudah menyambutku. Seharusnya Anda tidak perlu repot-repot melakukannya," jawab Ryu sambil berjalan mendekati meja Seira diikuti oleh lelaki pirang yang menemaninya.

"Yah, aku kan juga ingin menyapamu." Seira menopang dagunya dengan kedua tangannya. "Katakan padaku bagaimana pendapatmu mengenai tempat ini."

"Sekolah ini sangat bagus. Sesuai apa yang diharapkan dari seorang Laniana," kata Ryu, ia harus berhati-hati dengan wanita yang ada di depannya ini. "Aku juga berterima kasih kau mengabulkan permintaanku untuk tidak membiarkan satupun tunanganku berada di kelas yang sama denganku." Wanita itu hanya tersenyum, bola matanya yang coklat gelap meneliti Ryu.

Ryu mencoba membuat pikirannya kosong. Ia tidak ingin wanita ini mengetahui alasannya menjauhi tunangan-tunangannya.

"Ada satu hal lagi yang ingin kuminta. Bisakah aku melihat daftar siswa 'biasa' yang diterima tahun ini?" pintanya

"Tentu, aku akan segera mengirimkannya ke e-mailmu."

"Terima kasih, kalau begitu saya permisi dulu," pamit Ryu, ia memberikan isyarat kepada temannya untuk mengikuti.

Setelah keluar dari ruangan, akhirnya lelaki pirang yang menemani Ryu menghembuskan napas panjang.

"Akhirnya kita meninggalkan wanita itu. Aku sempat khawatir tadi saat menemuinya. Terutama matanya itu, entah kenapa seakan dia membaca setiap rahasia yang kau sembunyikan," kata lelaki pirang itu sambil mengambil kembali bungkus potato chips yang ia simpan di jasnya.

Eye of Heart [COMPLETED]Where stories live. Discover now