Part 19 : Isaiah Hotaru

800 67 2
                                    

"Tadaima. Oka-San (Aku pulang, ibu)," kata Ryu sambil memeluk wanita mungil di depannya. Ia menghirup aroma yang sangat ia rindukan. Aroma dari kimono ibunya.

Wanita mungil itu melepaskan pelukannya. Kemudian mengelus rambut hitam pekat anak satu-satunya.

"Okaerinasai, Ryu (selamat datang kembali, Ryu)," balasnya sambil tersenyum. Lalu wanita itu mengalihkan pandangannya ke pemuda raksasa yang ada di belakang Ryu. Menyadari tatapan ibu Ryu pemuda itu berjalan menghampirinya kemudian membungkukkan badan.

"My Lady," sapa pemuda itu.

"Astaga Bam. Kau puteraku juga, mengapa seformal itu." Wanita itu membantu Bam menegakkan tubuhnya. Ia tersenyum. Kemudian mengacak-ngacak rambut pirang pemuda besar itu yang berkilau terkena sinar matahari pagi.

"Mungkin akan sulit ma'am . Tapi akan kucoba," ujar Bam.

"Hemm.. Kau memang keras kepala seperti biasa. Tapi baiklah.." balas Hotaru mengalah. Ia berjalan dan memberi syarat kepada kedua pemuda itu mengikutinya. "Ayo kita ke rumah."

Ryu dan Bam mengikuti Hotaru. Dari kejauhan mereka dapat melihat Regis, pengawal pribadi Hotaru. Laki-laki besar berusia sekitar 40an itu menunggu di luar mobil Mercedes Benz yang terparkir. Setelah Hotaru, Ryu, dan Bam hampir sampai ia membukakan pintu depan mobil untuk wanita itu dan membantunya menaiki mobil Mercedes Benz hitam miliknya. Setelah itu ia membukakan pintu belakang untuk Ryu dan Bam. Setelah memastikan semua orang sudah naik ia segera pergi ke kursi kemudi dan mulai menjalankan mobil tersebut.

"Jadi, ada apa kau ke Jepang, Ryu? Bukankah seharusnya kau di Indonesia? Bersekolah di Akademi Frisuki?" tanya Hotaru menyelidik.

"Sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu disini Oka-San." Ryu menolak menjelaskan.

"Hem.. Baiklah.." kata Hotaru mengiyakan. "Regis antarkan kami ke Rumah Kaca Ao no Sora ."

"Baik nyonya."

Sekitar 30 menit kemudian mereka tiba di sebuah rumah kaca yang besar. Mereka turun dari mobil Mercedes Benz itu. Regis membukakan pintu rumah kaca itu dan menunggu di luar. Ryu dan Bam mengikuti Hotaru yang berjalan ke arah gazebo yang berada di sudut rumah kaca itu. Ryu mengamati rumah kaca yang penuh dengan bunga-bunga, bonsai langka milik ibunya dan kupu-kupu beraneka ragam yang beterbangan.

Udara di tempat itu sejuk dan menyegarkan. Sinar matahari yang menembus atap kaca terasa sangat hangat. Akhirnya mereka tiba di Gazebo yang bersebelahan dengan kolam kecil yang penuh dengan bunga teratai yang dibawahnya berenang-renang ikan koi dengan corak-corak unik.

Hotaru duduk dengan anggun di Gazebo itu dan mempersilahkan kedua pemuda yang ada di hadapannya untuk duduk.

"Bisakah kau mulai menceritakan apa yang terjadi Ryu?"

Ryu menegak kembali ludahnya. Ia melihat ke arah Bam sekilas kemudian menatap ibunya yang kini menatapnya dengan rasa ingin tahu yang besar.

"Baru-baru ini aku menambah jumlah tunanganku, Oka-San," jawab Ryu, ia melihat ekspresi wajah ibunya. Masih datar. Kemudian ia melanjutkan kembali ucapannya "Namanya Freya Leonara."

Respon Hotaru masih seperti sebelumnya. Tidak ada perubahan dari ekspresi wajahnya. Tapi udara di sekitar tempat itu menjadi dingin. Suasana mencekam terasa di tempat itu. Bam hanya terdiam, ia tidak dapat membantu Ryu untuk masalah ini. Jika ia melakukan tindakan yang salah akan berdampak buruk kepada Ryu.

"Katakan padaku Ryu, siapa gadis itu? Dari seluruh daftar keluarga yang kukenal tidak ada nama gadis itu. Di Inggris pun aku tidak ada nama itu di daftar calon tunanganmu. Ayahmu pun tidak memberi tahuku jika kau mempunyai tunangan baru."

Eye of Heart [COMPLETED]Where stories live. Discover now