Part 20 : Pertengkaran

809 68 5
                                    

Begitu banyak pasang mata mengamati tontonan yang tidak biasa. Memang terkadang hal-hal ini terjadi, tapi tetap saja.

Salah satu gadis menyunggingkan senyum jahatnya. Ia menatap puas hasil kerjanya bersama teman-temannya. Ia meraih gelas berukuran sedang miliknya yang berisi jus jeruk yang ia pesan dari tadi. Untuk menambah kesempurnaan hasil karyanya. Ia bangkit dari tempat duduknya dan dengan sengaja menumpahkan isi gelas yang ia pegang. Kedua temannya tertawa kecil melihatnya.

Air jus itu turun perlahan. Dari rambut merah jahe gadis yang tengah terduduk di lantai putih. Makanan yang gadis itu bawa berserakan di lantai. Sekarang air jus jeruk itu turun di seragamnya yang putih yang menyebabkan warnanya berubah menjadi kuning.

"Upss..." kata gadis itu seolah tidak sengaja menumpahkan jus yang kini mengalir di sekitar Freya. Ia tersenyum licik.

Freya mengepalkan tangannya. Ia mengatur emosinya dan mencoba untuk tenang. Bukankah ia sudah siap jika sewaktu-waktu hal seperti ini terjadi padanya? Bagaimana bisa ia mengharapkan hal muluk dari sekolah yang isinya mayoritas adalah kaum elit.

Gadis-gadis rubah ini tidak akan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka ingin menindas dirinya? Mimpi. Freya bangkit dan bersikap tenang. Ia meraih gelas berisi air yang cukup penuh di meja di dekat dirinya. Lalu menumpahkannya di hadapan gadis yang dengan sengaja membuatnya terjatuh dan menyiram jus jeruk yang kini membasahi dirinya dan seragam putihnya.

"Ah tanganku tergelincir. Jus jeruk ini membuat tanganku menjadi licin," kata Freya datar. Kedua gadis yang berada di belakang Teresa terkejut dengan serangan balik Freya. Mereka menoleh ke arah Teresa.

Sekarang gadis berambut hitam itu juga ikut basah seperti Freya. Teresa mengertakkan giginya. Tampaknya ia sangat murka dengan apa yang dilakukan Freya. Ia menatap Freya dengan penuh kebencian. Tangannya gatal ingin menampar gadis udik sombong di depannya ini.

Sayang sekali Freya dapat menghentikan tangan gadis yang sangat murka itu. Ia menatap gadis itu balik. Tatapan yang mampu membuat gadis itu terdiam.

"Sepertinya kau berhutang kata maaf untukku."

"Aku? Minta maaf? Kepadamu? Lelucon macam apa itu. Kau yang harus meminta maaf gadis udik!" kata Teresa dengan nada meninggi "Kau yang sengaja menyiram diriku dengan air itu."

"Kau pantas menerimanya. Apakah daya ingatmu sudah tumpul? Kau yang dengan sengaja menyenggolku dengan kaki busukmu itu tadi," tukas Freya dengan tenang dan penuh tekanan.

Pertengkaran kedua gadis itu disaksikan siswa-siswi yang berada di kantin. Mereka menerka-nerka, siapa yang akan menang. Kalau kejadian-kejadian sebelumnya pasti Teresa yang akan menang. Tapi murid biasa yang satu ini jelas berbeda dengan murid biasa yang sebelumnya. Lihat saja ia mampu membuat dua teman Teresa diam seperti itu. Bahkan seorang Teresa Shan tampak terintimidasi dengan gadis itu. Mereka menyaksikan dengan saksama tontonan menarik yang sedang berlangsung.

"Oh aku kira aku menyenggol sampah tadi. Aku sempat merinding membayangkan sampah sepertimu mengenai kakiku ini."

Freya menarik napas panjang, "Percuma aku berbicara dengan dirimu. Rupanya nona kaya seperti dirimu tidak pernah diajari cara bersikap yang sopan dan santun. Sungguh disayangkan."

Freya membalikkan badannya, ia tidak ingin mengeluarkan tenaganya dengan percuma untuk menghadapi gadis rubah ini. Sepertinya ia juga tidak akan menyesali tindakannya. Lebih baik ia mengganti bajunya dan segera makan, waktu istirahat akan segera selesai.

Tapi Teresa berpikiran lain. Ia tidak terima dirinya diceramahi oleh gadis udik seperti Freya. Ia bersiap melayangkan tamparan kedua. Sebagai bonus ia akan menggunakan seluruh tenaganya untuk memberi pelajaran kepada gadis itu.

Eye of Heart [COMPLETED]Where stories live. Discover now