Part 39 : Tolong Katakan Inilah Kenyataannya

966 69 6
                                    

Part ini adalah part terpanjang yang author tulis di Eye of Heart.

Selamat Membaca ^^ 😉😉😉😉😉😉

---**---

Freya tidak ingat kapan ia kembali kamarnya. Hanya kenangan samar-samar ketika ia berjalan dengan gontai menyelusuri koridor sambil berpegangan pada tembok.

Cermin di kamarnya merefleksikan rupa seorang gadis yang sedang duduk di ranjang dengan tampang tak karuan.

Matanya bengkak, badannya terlihat gemetar, dan jauh di dalam Freya tahu bahwa yang paling sakit adalah hatinya.

Freya menatap kosong pantulan dirinya. Pikirannya berkelana nun jauh disana. Memutar ingatan-ingatan yang menyakitkan. Seakan keadaan dirinya belum cukup menderita suara hatinya ikut mengejek.

Lihat apa yang kau tuai gadis tamak. Kau terlalu arogan saat mengambil keputusan memilih Ryu. Sekarang lihat apa akibatnya. Ryu membencimu. Wajar, mengingat betapa murahannya dirimu. Membiarkan pria lain menyentuhmu bahkan membalasnya! Padahal kau sudah memiliki Ryu, orang yang begitu mencintaimu. Suara-suara menghakimi terus bersahutan dalam diri Freya. Otaknya memberontak, hatinya berteriak, sementara tubuhnya tak bisa menolak. Menolak Miki.

Freya menengadah, menatap langit-langit kamarnya. "Ibu.. Jelaskan padaku apa yang terjadi... Mengapa aku tidak bisa melupakan Miki? Sekeras apapun aku berusaha ia selalu memiliki tempat tersendiri di hatiku." sunyi, tak ada jawaban. Freya tahu memang tidak akan pernah ada. Ia tertunduk lesu, airmata kembali mengalir dari pelupuk matanya, membentuk sungai yang mengalir deras.

Ia meringkuk menyerupai gumpalan bola, memeluk dirinya yang terus gemetaran. Menggumamkan sebuah nama, Ryu.

Freya tidak ingat berapa lama ia berduka. Ia berhenti ketika tak ada airmata yang bisa ia keluarkan. Ia bangkit, berjalan ke arah lemari kecil yang menggantung di tembok. Tempat ia menyimpan peralatan P3K dan obat-obatan lainnya. Freya meraih tempat kapsul berwarna putih, mengambil beberapa isinya dan menegaknya sekaligus.

Pandangan Freya mengabur, perlahan cahaya menghilang dan menyisakan kegelapan untuknya. Freya menyeret kakinya yang terasa sangat berat menuju ranjangnya. Gagasan untuk merebahkan dirinya di ranjang sangat menggoda bagi Freya. Tapi, kegelapan keburu memeluknya sebelum ia bisa tiba.

---**---

Sinar matahari mengirimkan sinyal hangat yang menyentuh pipinya. Sinar yang jatuh di mata menyilaukan pandangan gadis yang matanya tengah terpejam. Sang gadis membuka mata, perlahan ia menegakkan tubuhnya yang tengah terbaring. Berusaha mendapatkan kembali orientasi dirinya.

Gadis itu mengerjapkan mata berkali-kali, menegaskan apa yang ia lihat. Buru-buru ia turun dari ranjangnya dan berlari keluar kamar.

Aroma pancake segera memenuhi indera penciumannya tatkala ia melewati ruang makan. Aroma yang sangat ia kenal, aroma masakan Sarah.

Suara bedebum pintu terdengar ketika sang gadis membuka pintu belakang dan menutupnya dengan kasar. Berlari sekuat tenaga menuju sosok wanita yang tengah berjongkok dan memetik bunga sambil bersenandung.

"Ibu!" teriak gadis itu dengan nada putus asa.

Wanita itu menoleh, bangkit dari posisinya dan mendekati gadis tersebut. "Ada apa Freya? Mengapa kau tampak cemas? Kau habis bermimpi buruk?" tanya sang wanita ketika gadis tersebut menerjangnya dan langsung memeluk dirinya.

Freya mengangkat wajahnya. Menatap dalam-dalam wajah Sarah, persis seperti yang ia ingat sebelum ibunya divonis mengidap kanker. Sehat, cantik, dan begitu hidup.

Eye of Heart [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang