Part 27 : Kenyataan Pahit yang Harus Dihadapi

835 69 7
                                    

Maaf sebelumnya author update tidak sesuai janji sebelumnya.. Jujur part ini part tersulit yang harus author tulis.. Terima kasih kepada readers yang setia membaca cerita ini. Well, Happy Reading :D

---**---

"Raka, bagaimana pendapatmu tentang keluarga Isaiah?" tanya Freya kepada lelaki bermata cokelat terang yang kini duduk di sampingnya. Menikmati senja yang berlangsung di salah satu pantai di Lombok. Tempat dimana Freya dibawa setelah kematian ibunya, juga tempat dimana ia bertemu Ryu 5 tahun yang lalu.

"Keluarga Isaiah? Maksudmu pemimpin cassanova itu? Seperti  Ryu?"

Freya menganggukkan kepala, menyetujui perkataan Raka.

"Hal apa yang tepatnya ingin kau ketahui tentang mereka Freya?" tanyanya balik, menyelidiki mata gadis yang bersamanya dari remaja itu.

"Sudah jelas kukatakan aku ingin tahu pendapatmu tentang mereka." Freya hampir kehilangan kesabarannya. Nampaknya Raka ingin membuat ini menjadi permainan tebak-menebak.

Raka tersenyum, kemudian mengelus kepala gadis yang sangat ia sayangi itu. "Kau tahu Freya, aku tidak pernah memaksamu untuk menceritakan alasan mengapa kau bertunangan dengan Ryu sementara di sisi lain kau terlihat sedang jatuh cinta dengan Miki. Sebuah pemikiran terlintas di otakku, jika bukan cinta yang melandasi pertunangan itu lalu apa? Jelas cintamu berlabuh kepada Miki. Lalu bagaimana kasusmu dengan Ryu? Dan sebuah jawaban muncul, karena Ryu adalah Isaiah. Seorang pemimpin dengan hasrat akan wanita yang tinggi dan hal tersebutlah yang menyebabkannya. Katakan padaku Freya, apakah dia melakukan hal itu kepadamu?"

Freya membeku, Raka terlihat mengetahui segalanya. Apakah dia juga tahu alasan sebenarnya dirinya bertanya mengenai Isaiah. Seperti dapat membaca pikiran Freya, Raka tersenyum kemudian mengelus kembali kepala gadis itu.

"Kau tahu aku berjanji akan selalu melindungimu. Itulah hal yang kutetapkan sejak hari dimana aku melihatmu, sejak ayahku membawa seorang gadis kecil yang kehilangan semangat hidupnya." Raka menatap Freya dengan lembut, "Aku selalu memperhatikanmu, dan tidak pernah berhenti khawatir dengan hal-hal yang akan terjadi padamu. Kebahagiaanmu adalah hal yang kudoakan setiap harinya, bahkan setiap detik."

Mata Freya serasa panas, hatinya merasakan rasa sakit yang asing. Airmata yang ia tahan selama ini, yang mati-matian ia bendung kini tumpah di hadapan pria bermata cokelat terang, Raka. Ia meraih pria yang ada dihadapannya. Memeluknya, mencari kenyamanan di dada bidang pria itu. Raka membalas pelukan Freya, dan tidak berhenti mengelus kepala gadis itu. Berharap hal itu dapat menghibur gadis yang ada di pelukannya. Ia tahu selama ini Freya menyimpan beban beratnya sendirian, ia teringat malam-malam di masa lalu, ketika Freya menangis di tengah malam. Begitu memilukan dan kemudian gadis itu akan tertidur  setelah kelelahan karena menangis. Dan esoknya gadis itu memasang ekspresi ceria. Seolah ia tidak pernah menangis dengan begitu memilukan.

Dan Raka bertekad akan selalu melindungi gadis itu, menjaganya dari hal-hal yang akan melukainya. Tapi ia pernah gagal, ia menyesali malam dimana ia meninggalkan Freya dan gadis itu berada dalam bahaya besar. Dan entah kenapa instingnya memberitahu Raka jika hal itulah yang memulai masalah rumit yang terjadi pada Freya, dan penyebab mengapa gadis itu menangis kini.

"Maafkan aku Raka.. Menyembunyikan banyak sekali hal padamu.. Maafkan aku membuatmu begitu khawatir," kata Freya parau, isak tangis mengiringi setiap kata yang ia ucapkan. Freya begitu kalut, ia tidak bisa selamanya mencoba tetap kuat menjalani semua ini. Berkali-kali ia ingatkan untuk tetap tegar dan kuat dan jangan pedulikan apapun. Tapi semakin lama semuanya semakin berat dan rumit. Ia butuh seseorang untuk mendengarkannya, memastikan dirinya tidak sendirian menghadapi semua ini.

Eye of Heart [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang