Part 32 : Kegoyahan, Teman Lama, dan Tekad

698 58 0
                                    

Suara pisau, wajan, api, dan alat-alat masak lainnya menjadi bunyi merdu yang mengisi ruangan ini. Rempah-rempah dan bahan masakan yang dipadukan dengan sedemikian rupa sehingga menghasilkan aroma yang menggoda dan menggugah selera. Api yang dinyalakan menimbulkan udara panas yang tak jarang membuat orang yang memasak meneteskan keringat.

Satu per satu masakan yang sudah matang dikumpulkan ke depan ruangan itu. Tempat dimana masakan itu akan dinilai oleh sang guru wanita berusia tiga puluhan, mata hitamnya bergerak-gerak mengikuti gerakan para siswa yang sedang berkutat dengan masakan mereka. Ya. Hari ini adalah kelas memasak untuk siswa kelas XI-A Akademi Frisuki.

Dina Yuliana, itu nama guru wanita di kelas ini. Murid-murid disini biasanya memanggil dirinya Mrs. Dina. Tatapan Dina terpaku ke arah seorang gadis berambut merah jahe. Gadis itu sedari tadi tidak bergerak sedikitpun dari tempat memasaknya.

"Freya, kau sedang apa? Kenapa diam saja dari tadi?" Ryu bertanya sambil tetap membentuk nasi yang ada di tangannya. Ia berniat membuat onigiri untuk pelajaran ini.

Freya menatap Ryu, tersenyum. Ia harus menjawab bagaimana? Bilang bahwa ia tidak bisa memasak sedikitpun? Oh, entah apa tanggapan Ryu saat mendengarnya.

"Aku.. Tidak bisa memasak sedikitpun.." bisik Freya hampir tidak terdengar.

"Hm? Kau tidak bisa apa?"

"Aku tidak bisa memasak Ryu!" Freya menaikkan volume suaranya sedikit, orang-orang tidak akan mendengar ucapannya tadi tapi cukup membuat Ryu mengerti apa yang ia rasakan.

Ryu sedikit terkejut, tatapannya berubah. Ada sinar kekhawatiran disana. "Sungguh? Lalu bagaimana caramu makan selama ini? Tidak mungkin kau pesan makanan terus kan?"

"Aku makan masakan rumahan ko. Raka yang memasakkannya untukku," jawab Freya dengan nada suara sedikit malu-malu.

"Ah, I see," kata Ryu setuju saat melihat ke arah Raka, pria itu memasak dengan begitu ahli. Dari caranya menggoyangkan wajan hingga menuangkan bahan-bahan ke dalamnya selayaknya koki berbintang lima. Ryu berbalik menatap Freya kembali, "lalu bagaimana? Saat ini Raka tidak bisa memasak untukmu. Begitu juga denganku."

"Emm ... Bagaimana jika kau memberiku saran masakan apa yang mudah dimasak untuk pemula sepertiku?"

Pandangan Ryu terarah ke lantai sambil tetap membentuk onigiri yang ada di tangannya. Makanan apa yang mudah dimasak oleh Freya?

"Bagaimana kalau sashimi sederhana? Kau hanya perlu memotong-motong ikan saja. Tidak perlu dimasak. Untuk bumbunya bisa dari campuran bumbu yang sudah ada. Mudah ko," jawab Ryu dengan nada yakin.

Freya mengetuk-ngetukkan jarinya di meja. Cukup memotong ikan dan mencampurkan bumbu yang sudah ada, kedengarannya mudah.

"Ide bagus, sepertinya aku bisa. Langkah pertama apa?" tanya Freya dengan sikap siap yang menggebu-gebu.

"Ambil ikannya Freya, kau tahu ikan apa biasanya yang digunakan untuk sashimi?" Ryu tersenyum melihat tingkah Freya yang menurutnya sangat menggemaskan.

"Salmon?"

"Yup."

Segera Freya berlari dari tempatnya dan mengambil ikan salmon di tempat penyimpanan yang menurutnya paling segar.

"Selanjutnya?" tanya Freya lagi.

"Bersihkan ikannya, kemudian pisahkan daging dari durinya setelah itu iris tipis-tipis," jawab Ryu ditengah kesibukannya menata onigiri buatannya.

Freya mengangguk lalu segera melakukan apa yang dikatakan Ryu. Ia mencuci ikan itu dengan segala kemampuan yang ia bisa. Jangan sampai ada bakteri yang tersisa, pasalnya ikan ini disajikan dalam keadaan mentah. Setelah dirasa bersih dari segala bakteri Freya menempatkan ikan salmon itu di atas talenan kayu, ia mengambil pisau yang cukup besar dan tajam untuk memotong ikan tersebut.

Eye of Heart [COMPLETED]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora