Part 6 : Tersesat

1.1K 100 13
                                    

Sebelumnya author mengucapkan terimakasih kepada para pembaca yang bersedia membaca karangan author :D

Nah sekarang cerita akan memasuki babak yang paling penting. Yup, disini Freya akan memulai mencari petunjuk mengenai dirinya. Soal surat wasiat dan barang warisan ibunya akan mulai terkuak.. Tapi part berapa masih rahasia ya.

Gambar deskripsi di atas author yang buat.. Kalau jelek maklum yah.. Hehehhehe amatir soalnya saya xD. Kira" ada readers yang bisa menduga siapa wanita itu dan siapa ketiga pria yang ada di gambar?

---**---

Seorang gadis tampak sedang menjelajahi sebuah lorong di Akademi Frisuki. Dari arahnya berasal sepertinya si gadis baru keluar dari toilet. Ia menengok ke kanan dan ke kiri dan tampak kebingungan mencari sesuatu.

Seharusnya aku mencermati peta sekolah ini kemarin. Kukira apa yang paman dan Raka katakan hanya bohong. Bagaimana mungkin sekolah ini begitu luas! Bahkan luasnya melebihi Kebun Raya Bogor! Tahu begini aku akan meminta karyawan tadi menungguiku. Sekolah ini sungguh membuatku bingung, batin Freya

Ia menyelusuri lorong, mencoba menemukan jalan keluar dan kembali ke aula untuk mengikuti pembukaan sekolah. Tapi sudah 20 menit ia menjelajahi lorong dan tidak kunjung menemukan jalan keluar.

Lalu secercah harapan muncul. Freya melihat seorang laki-laki dengan rambut coklat terang di ruangan sebelah. Segera ia menghampiri laki-laki itu dan memeluk tangannya.

"Raka! Syukurlah kau mencariku! Kau tahu aku tersesat mencari jalan keluar.. Kau memang sangat tahu jika aku dalam kesusahan!" Freya mengeratkan pelukannya di tangan itu. Perasaan senang jelas terukir dalam setiap kalimat yang ia ucapkan.

Lalu Freya menyadari sesuatu yang ganjil. Ia mencium wangi yang berbeda dari Raka. Mungkinkah Raka mengganti parfumnya? Freya yakin wangi Raka tadi sangat berbeda dengan yang sekarang.

Perlahan Freya mendongakkan kepalanya untuk melihat laki-laki itu. Lalu ia terkejut bukan main, yang sedari tadi ia peluk bukanlah Raka!

Segera ia memberi jarak kepada laki-laki itu lalu tersenyum malu.

Dari belakang laki-laki itu nampak seperti Raka. Namun struktur wajahnya sangat berbeda. Laki-laki itu memiliki wajah yang sangat ramah dengan bola mata biru kehitaman. Freya nampak tidak asing dengan laki-laki itu. Ia merasa pernah bertemu dengan laki-laki itu sebelumnya.

Laki-laki itu berjalan menghampiri Freya, lalu ia menatap Freya dengan lekat-lekat. Seakan terhipnotis Freya tak mampu untuk mengalihkan matanya ataupun berbicara.

"Maaf aku bukan orang yang kau kira, tapi apakah aku begitu menakutkan sehingga kau terdiam seperti ini?" tanyanya, ia melihat rambut Freya jatuh di bibirnya lalu menatanya kembali dengan rapi. "Nah begini lebih rapi."

Sentuhan tak terduga ini membuat Freya terkejut. Pasalnya ia tidak pernah diperlakukan seperti itu sebelumnya.

Freya berpikir mengapa laki-laki ini bertanya seperti itu, ia sama sekali tidak menakutkan, justru laki-laki itu sangat menawan! Yah walaupun Raka tidak kalah menawan dari laki-laki itu tapi tetap saja rasanya berbeda.

"Sungguh kau tidak menakutiku sama sekali. Aku hanya begitu malu salah mengira orang. Bahkan merangkulmu sembarangan. Pasti kau sangat kesal dengan kelakuanku" jawab Freya dengan nada sedikit gugup

"Hahahahha aku tidak kesal sedikit pun. Justru aku beruntung, pagi-pagi sudah ada gadis cantik merangkulku," balasnya dengan senyum. " Tadi kudengar kau tersesat, memang kau ingin pergi ke mana?"

Freya sedikit merona dengan jawaban laki-laki itu. Ia mencoba menjawab kembali dengan setenang mungkin.

"Aku ingin pergi ke Aula."

Eye of Heart [COMPLETED]Where stories live. Discover now