Part 12 : Salah Paham

884 73 14
                                    

Dear Readers.. Maaf kemarin tidak bisa update.. Author sibuk buat belajar ulangan.. Hehehehehe.
Happy Reading xD

*****

"Kau.. Apa yang kau lakukan pada Freya?!"

---**---

Suasana dingin dan tegang sangat terasa di ruangan yang sebenarnya hangat itu.

Pria dengan mata cokelatnya yang berapi-api menuntut penjelasan dari pria bermata biru yang kini menatapnya dengan tenang.

"Bisa kau lepaskan tanganmu? Itu sungguh menganggu," kata Ryu akhirnya. Entah karena sihir apa, Raka menuruti perintah Ryu.

Ryu menghela napas sejenak dan mencoba mengatur napasnya. Mengapa menjadi merepotkan seperti ini. Pikirnya masam.

"Kuakui, aku yang mengganti baju gadis itu. Lalu masalahnya apa?" tanya Ryu dengan entengnya. Rasa lelah yang menjalarinya membuat otaknya menjadi tumpul.

Sontak emosi Raka kembali terpancing mendengar jawaban Ryu. "Ya Tuhan. Kau bertanya salahnya dimana? Bagaimana bisa kau bersikap biasa-biasa saja setelah mengganti pakaian seorang gadis!"

"Lalu, aku harus membiarkan dia kedinginan dan menderita hipotermia? Seharusnya aku menghubungimu lebih awal jika memang lebih baik seperti itu," balas Ryu sinis.

"Apa maksudmu?"

Ryu tertawa mendengar pertanyaan Raka. "Sungguh menggelikan. Kau bahkan tidak tahu apa yang sudah terjadi kepada gadis itu. Jika kau sedemikian peduli terhadap gadis itu mengapa kau membiarkannya sendirian?"

Raka benar-benar sudah tidak bisa menahan lagi emosinya. Sebagian karena perkataan Ryu mengandung kebenaran, seharusnya ia tidak meninggalkan Freya dengan alasan apapun sejak ia bertekad untuk melindunginya. Raka kembali menarik kerah baju Ryu dan mengepalkan tangannya yang sekarang terarah ke pipi Ryu.

Sebuah tangan putih kecil menghentikan pukulan Raka. Raka menatap nanar wajah orang yang menghentikannya.

"Dia benar Raka, sebaiknya kau mengatur emosimu jika ingin mengetahui apa yang terjadi pada Freya," kata Lin mencoba menenangkan Raka. Raka melepaskan tangannya dan mencoba tenang. Sekarang tatapan Lin tertuju pada Ryu. "Maafkan sikap kami yang tidak sopan. Tapi maukah kau menjelaskan apa yang terjadi pada Freya?"

Ryu menjelaskan awal kejadian itu dan bagaimana dia melihat Freya dikejar-kejar kelompok Tio. Ia tidak dapat menahan senyumnya saat membicarakan perihal Freya yang melempar sepatunya. Raka sesekali terpancing emosi saat mendengar penjelasan Ryu, dan Lin selalu sedia untuk meredamnya.

Ryu kembali melanjutkan bagaimana Freya menumbangkan semua orang dan bagaimana liciknya Tio menjebak Freya. Ia menyembunyikan perihal dirinya yang mengancam Tio, ia tidak ingin orang lain mengetahuinya dan membawa dampak buruk kepadanya. Ryu menjelaskan bahwa ia tidak punya pilihan lain ketika melihat Freya yang kedinginan. Namun ia bersumpah tidak melakukan hal apapun yang tidak pantas terhadap Freya.

"Dan aku minta satu hal padamu. Jangan mencari Tio lagi dan jangan membuat masalah dengannya. Kau tahu aku tidak menyukai keributan. Aku hanya memintamu diam dan pura-pura hal ini tidak terjadi sebagai balasannya. Bisa kan?"

"Baiklah.." Raka mengiyakan dengan berat hati. Sebenarnya ia sangat ingin memberikan pelajaran yang setimpal pada bajingan bernama Tio itu.

Ryu bangkit dari sofa. Ia memberikan isyarat kepada Bam untuk menghampirinya.

"Karena ini sudah malam, lebih baik kalian tetap disini. Panjang urusannya nanti jika petugas patroli menemukan kalian masih berkeliaran pada jam-jam seperti ini. Bagaimana?"

Eye of Heart [COMPLETED]Where stories live. Discover now