Part 23 : Harus Bagaimana?

755 66 0
                                    

Ryu terdiam. Memandang dengan saksama Freya yang kini menunggu jawabannya. Ia tak tahu harus menjawab apa. Secara teknis Freya adalah tunangannya tapi ia tahu Freya tidak memiliki perasaan apapun padanya. Jadi ia harus bagaimana? Tapi disisi lain, Ryu sangat mencintai Freya, lebih dari yang akan gadis itu kira. Alasannya? Cinta tidak butuh alasan.

Ryu menegak kembali minuman yang tadi ia pesan. Setelah selesai ia memejamkan matanya sejenak.

Ryu menatap Freya lekat-lekat. "Jujur aku tak tahu harus menjawab apa."

"Kau hanya perlu memikirkannya lebih lama dan serius lagi," balas Freya sambil mengerutkan keningnya.

Ryu menggeleng. "Tidak, memikirkannya hanya akan membuat kepalaku sakit."

"Kenapa?"Freya menaikkan sebelah alisnya.

"Karena aku mencintaimu, Freya Leonara," jawabnya dengan memandang Freya lurus seakan ia berbicara langsung dengan hati Freya, dari nada bicaranya Ryu tampak frustasi. "Mengetahui fakta bahwa kau menyukai orang lain, bahkan jika itu sahabatku sendiri aku tidak rela Freya."

Freya melongo, lalu dengan cepat tersadar kembali. "Cinta? Kau berbicara tentang cinta? Apakah aku tidak salah dengar? Seorang Isaiah berbicara cinta."

Ryu menggeleng melihat ekspresi Freya. "Aku juga manusia biasa Freya, walaupun aku seorang Isaiah sekalipun. Tidakkah kau memandang diriku terlalu rendah? Apa yang menyebabkan kau sebegitunya benci terhadap keluargaku?"

Ryu bangkit dari tempat duduknya, ia memandang Freya dengan ekspresi begitu terluka, "Lebih baik kita sudahi pembicaraan ini, aku tidak sanggup lagi melanjutkannya. Jika kau ingin memulai hubungan dengan Miki aku mempersilahkannya. Jangan pedulikan apa pendapatku, kau bahkan sesungguhnya tidak perlu melakukannya. Sekarang aku sudah paham apa maksudmu."

Ia meraih rambut Freya, memegangnya seolah itu adalah penompangnya untuk berbicara kepada Freya, "Tapi aku ingin kau mengingat, aku mencintaimu. Dan aku berjanji tidak akan membiarkan apapun melukaimu lagi."

Setelah mengatakan kalimat terakhirnya, Ryu pergi menghampiri kasir sebentar. Ia mengantar Freya ke kamarnya dalam keheningan.

---**---

Freya terbaring di kasur miliknya. Sesekali ia memijit-mijit keningnya yang terasa pening. Ia memutar kembali lagi ingatan-ingatan selama berada di Akademi Frisuki.

Lalu ia sampai di peristiwa yang terjadi beberapa menit yang lalu. Saat Ryu menyatakan perasaannya. Ada sesuatu yang mengganjal pada kata-kata Ryu, tapi Freya tidak tahu itu apa. Ia berpikir keras, mencoba menganalisa dan mendapatkan jawaban tapi ia tidak mendapatkannya.

Ia malah mendapati hatinya terasa sakit mengingat ekspresi Ryu. Bagaimana bisa dirinya bersikap seperti itu hingga membuat orang lain terluka karena dirinya. Ini semua menjadi begitu rumit. Bagaimana bisa ia terjebak dengan seorang Isaiah sementara dirinya menyukai orang lain.

Apa yang harus dilakukannya? Menerima perasaan Miki dan memulai hubungan dengannya sementara ia masih bertunangan dengan Ryu. Ia juga tidak mungkin membatalkan pertunangannya dengan Ryu begitu saja. Apa yang terjadi jika Ryu kehilangan kendali dan nanti ia akan dihukum berat karena dirinya. Ryu juga sudah menemui ibunya dan menjelaskan pertunangannya dengan dirinya. Pertunangan itu telah diumumkan secara resmi, jika Freya membatalkannya begitu saja tentu itu akan memalukan bagi Ryu dan keluarganya, begitu juga dengan Freya.

Seandainya malam itu Freya mendengarkan perkataan Lee dan tidak bertemu Tio saat itu tentu hal ini tidak akan terjadi. Freya sadar, semua ini adalah salahnya. Ia yang memulai semua kejadian ini.

Freya bangkit dari ranjangnya. Ia menatap ke depan dengan pandangan menerawang. Ia akan menyelesaikan masalah ini besok. Menyampaikan perasaannya terhadap Miki tanpa menyakiti Ryu.

Eye of Heart [COMPLETED]Where stories live. Discover now