Eye of Heart [COMPLETED]

Part 25 : Tolong Kikka

Gadis dengan rambut merah jahenya yang bergelombang kini sedang berjalan di lorong, sambil memperhatikan plang setiap kelas. Ia melihat dengan teliti setiap tulisan yang tertera di plang tersebut. Kadang bisik-bisik di sekitarnya terasa mengganggu. Apalagi tatapan menusuk dari orang-orang yang ia lewati.

Gadis itu mengumpat dalam hati, niat awalnya ia hanya ingin mengembalikan barang Kikka yang terjatuh saat itu. Lalu kenapa ada dua makhluk menyebalkan yang mengikutinya dari belakang! Siapa lagi jika bukan Ryu dan Miki, sejak saat itu mereka terus mengekori kemanapun Freya pergi. Freya menatap nanar ke belakang, kedua pria yang mengikutinya hanya tersenyum membalas tatapan sangar Freya.

Freya membalikkan badannya, percuma saja ia berkata apapun kepada dua orang itu. Lihat saja gaya mereka! Tampak percaya diri sekali mengekori dirinya hingga membuat semua orang yang lewat menatap dengan tatapan ingin tahu dan berbisik-bisik untuk menerka apa yang dilakukan oleh dua orang terkenal dengan seorang gadis yang hanyalah murid biasa.

Akhirnya ia dapat menghembuskan napas lega saat tiba di kelas yang ia cari. Freya menepuk bahu salah seorang pria yang sedang bersandar di ambang pintu. Sontak pria itu menghentikan percakapannya dengan teman yang ada dihadapannya.

Mata almond pria itu menatap Freya. "Ya? Ada yang kubantu?"

"Aku mencari Cheon Kikka," jawab Freya.

"Ah Kikka, beberapa menit yang lalu dia keluar dari kelas ini."

"Sepertinya dia ke perpustakaan.." tambah teman pria itu.

"Terima kasih," kata Freya sambil menundukkan kepalanya. Kedua pria itu membalas anggukan Freya dan tersenyum kepada gadis itu. Sambil mengikuti langkah Freya, Ryu dan Miki menatap tajam kedua pria itu.

Kedua pria itu menatap kepergian ketiga orang yang unik itu. Seorang Isaiah dan seorang Bowman sekaligus Laniana memperebutkan seorang gadis biasa. Memang gadis itu sungguh cantik, tapi tetap saja bagi orang-orang seperti mereka lebih baik mencari gadis yang berada di kalangan sama. Dan hei tatapan mereka itu! Seakan-akan mereka mengancam akan melenyapkanmu jika kau berani mendekati atau macam-macam dengan gadis berambut merah jahe itu. Mata almond pria itu beralih kepada temannya, melanjutkan percakapan mereka yang terhenti sebelumnya.

---**---

Freya bersenandung senang, langkah yang ia ambil terasa ringan daripada sebelumnya. Setelah mengancam 'sedikit' kedua pria itu akhirnya Freya bisa bebas berjalan sendiri. Merepotkan sekali ditemani oleh Miki dan Ryu, ia selalu menjadi pusat perhatian, tatapan menusuk, serta bisikan dan cibiran dimana-mana. Freya menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir bagaimana bisa semua berakhir menjadi seperti ini. Sebenarnya ia tidak terlalu memikirkan apa pandangan orang, tapi ia ingin melakukan sesuatu dengan tenang, tanpa orang-orang memperhatikannya.

Tanpa sadar ia sudah sampai di depan pintu perpustakaan, pintu itu terbuka otomatis saat Freya tepat berada di depan pintu tersebut. Udara dingin dari AC menerpa kulitnya, membuat Freya merinding kedinginan. Perlahan Freya menyelusuri setiap sudut di ruangan tersebut, setiap rak, bangku, meja tidak luput dari pandangannya. Namun sosok yang ia cari tidak juga ia temukan. Mungkinkah Kikka memang tidak berada di sana?

Freya sampai di sudut terakhir, ia tiba di depan sebuah pintu yang berukuran kecil. Freya menatap pintu itu dengan seksama, ia tidak menemukan tulisan atau petunjuk apapun yang bisa memberi tahunya ruangan apa yang berada di balik pintu tersebut.

Freya memutar kenop pintu berwarna coklat mengkilap itu bergeming sedikitpun. Pintunya terkunci. Freya tersenyum, pintu ini membangkitkan rasa penasaran dirinya. Ia melihat keadaan sekitar, memastikan tidak ada yang melihatnya. Setelah yakin keadaan aman, Freya mengambil jepit rambut yang ia selipkan di belakang rambutnya. Ia menyesuaikan bentuk jepit rambut miliknya dengan lubang kunci pintu yang kini ada di hadapannya. Kemudian ia memasukkannya ke lubang kunci dan memutarnya dengan hati-hati.