Part 9 : Pesta Dansa (2)

846 80 6
                                    

Tio memanggil salah satu temannya yang tidak lain merupakan pesuruhnya juga.

"Kau lihat gadis berambut merah jahe dengan gaun hitam itu?" tanya Tio. Pesuruhnya mengangguk sambil memandangi gadis yang dimaksud. Kemudian Tio melanjutkan kembali perkataannya

"Aku ingin kau membuat gadis itu keluar dari ruangan ini, aku tidak peduli bagaimana caranya asalkan Lee tidak sadar."

Orang itu tersenyum. Lalu segera menemukan ide dan menjalankan aksinya.

---**---

Suara gemericik air menggema di toilet. Seorang gadis terlihat sedang mencoba membersihkan gaunnya.

Sensasi dingin merayapi kulitnya yang terkena air. Sesekali ia gemetar kedinginan saat mengusapkan sapu tangannya yang ia basahi ke bajunya.

Freya kembali melihat jam di tangannya. Sekarang sudah cukup malam. Dan ia sedikit merasa horror berada di toilet ini sendirian malam-malam begini. Ia semakin paranoid saat mengingat sekarang malam jum'at kliwon.

Freya tidak peduli lagi dengan gaunnya yang masih kotor. Segera dimatikannya keran air lalu terburu-buru keluar dari toilet.

Sekarang masalah kedua, karena gaunnya masih kotor sepertinya ia tidak bisa mengikuti pesta lagi. Toh ia memang sudah tidak berminat lagi, segera kakinya mengubah haluan awalanya dan pergi ke arah yang lain.

"Hei."

Freya merasakan bulu kuduknya berdiri. Ia mencoba mengabaikan suara itu. Mungkin ia terlalu paranoid karena sendirian.

"Hei."

Suara itu terdengar lagi dan ya, sekarang Freya sudah benar-benar takut. Ia mempercepat langkahnya dan tidak berniat sama sekali untuk menengok ke belakang.

Lalu sebuah tangan dingin menyentuh lengannya.

---**---

Raka merasakan sesuatu yang tidak enak. Rasanya ada sesuatu yang tidak beres. Ia mengabaikan Lin yang tampak sangat bersemangat berbicara lalu mencari Lee.

Pencariaanya membuahkan hasil. Ia melihat Lee sedang bersama dua orang gadis. Tampaknya ia sedang menghibur gadis bergaun ungu yang tampak gemetaran itu.

"Lee," panggil Raka.

"Hei Raka, ada apa?" tanyanya bingung.

"Freya mana?"

"Apa maksudmu?"

Lee melihat Lin menghampiri mereka. Segera ia menyadari kesalahan yang ia buat.

"Oh tidak," kata Lee, wajahnya tampak syok dan Raka sangat tidak menyukai pikiran yang muncul di kepalanya.

Lee segera pamit kepada kedua gadis itu dan mengajak Raka dan Lin ke tempat lain.

"Raka maafkan aku," kata Lee dengan nada lirih.

"Sekarang jelaskan padaku dimana Freya," tanya Raka datar, berbanding terbalik dengan otot rahangnya yang menegang.

Lin tampak syok dengan perubahan yang terjadi pada sikap Raka, ia tak menyangka keberadaan Freya begitu penting baginya. Ia merasakan suatu pukulan keras di dadanya.

"Sumpah aku tadi sudah menyuruhnya untuk mencari kalian. Aku kaget sekali ternyata tidak. Saat sedang bersamanya aku dimintai teman sekelasku untuk membantu temannya dari anak-anak berandal, aku tidak enak meninggalkan Freya, tapi ia meyakinkan diriku untuk ikut dengan temanku, sebelum meninggalkannya aku menyuruhnya untuk mencari dirimu, kukira ia sudah bersama denganmu. Maafkan aku Raka." Lee menundukkan kepalanya dengan penuh penyesalan.

Eye of Heart [COMPLETED]Where stories live. Discover now