Part 28 : Serangan Alin

779 69 3
                                    

Lipstik berwarna peach menyapu bibir ranum yang sedari tadi tersenyum masam. Mata biru gelapnya berkilau di tengah kegelapan. Gadis itu menatap refleksi dirinya di cermin. Gadis yang tengah menatapnya menunjukkan mata penuh tekad seakan mengingatkan untuk tidak mundur dengan rencana yang sudah tersusun. Minta maaf kepada pria yang ia cintai, dan berharap secercah rasa lega dapat ia rasakan agar dirinya mampu melewati hari demi hari yang akan ia lalui demi mewujudkan keinginan ibunya.

Suara ketukan halus terdengar dari balik pintu kamarnya. Ia melihat jam dinding, dan melihat waktu yang dijanjikan sudah tiba. Jadi ia bangkit dari kursi rias miliknya dan berjalan perlahan menuju pintu. Terlihat seorang pemuda dengan balutan jas dan tuxedo yang begitu pas dipadukan membalut tubuh atletis pemuda itu. Pemuda itu berusaha menyunggingkan senyum cerahnya. Gadis itu tahu bahwa pemuda berambut cokelat terang yang ada di hadapannya kini mencoba untuk menyemangati dirinya dan ia hanya bisa tersenyum simpul membalasnya.

"Kau cantik Freya, selalu," sapanya, mata cokelat terangnya memancarkan kehangatan. Ia menawarkan lengannya.

"Trims," balas Freya sambil menggamit lengan pemuda itu.

Mereka berjalan bersama menuju aula tempat pesta dansa tahun kedua diadakan. Pesta dansa yang berakhir buruk menurut Freya. Tapi ada sisi positif yang muncul akibat peristiwa yang lalu. Penjagaan di tempat-tempat rawan lebih ditingkatkan yang sepertinya bertujuan untuk mencegah hal buruk seperti tahun lalu terjadi, dan Freya yakin Ryu ikut andil dalam hal itu.

Raka berdehem kemudian menatap Freya lekat-lekat. "Freya, sebelum semuanya berjalan terlalu jauh.. Kau benar-benar yakin untuk menjadi seorang Helper?"

"Tentu," jawab Freya singkat, matanya kini balik menatap Raka. "Mengapa tiba-tiba kau bertanya hal itu Raka?"

Raka mengacak rambutnya yang tertata rapi, ia tampak gugup. "
"Kau tahu seorang Helper adalah sebutan untuk orang bekerja sebagai agen informasi khusus sekaligus negosiator. Penghubung para kalangan elit di seluruh dunia ... Mereka mempunyai akses tak terbatas untuk memasuki kalangan itu. Dengan kata lain mereka adalah anggota Intel milik kaum elit.."

"Lalu apa masalahnya Raka?"

Ia tersenyum masam. "Kudengar ketika menjadi seorang Helper orang itu diharuskan memutuskan hubungan dengan keluarga mereka, dan mereka tidak diperbolehkan untuk menikah selama mereka menjabat. Dan percayalah padaku jika masa jabatan mereka itu tidaklah sebentar Freya."

Langkah mereka terhenti.

"Wow. Aku baru mengetahui soal itu," kata Freya.

"Aku pun belum lama mengetahuinya Freya, ayahku mengetahuinya baru-baru ini. Ia tidak tahu bahwa syarat menjadi Helper sudah diubah."

"Jadi itu sebabnya mengapa ayahmu tidak mengizinkan dirimu menjadi seorang Helper lagi?"

Raka mengangguk. Hening cukup lama terjadi di antara mereka.

"Awalnya ayahku kira akan menjadi pengalaman bagus untukku menjadi seorang Helper sebelum memulai kuliahku. Mengingat anggota Helper haruslah siswa yang baru lulus dari Akademi Frisuki. Kuliah bisa dimulai kapanpun, tapi menjadi seorang Helper haruslah saat kita lulus dari Akademi ini. Bukan sebelum ataupun setelahnya. Lagipula pengalaman menjadi seorang Helper akan membantu kita saat ingin memulai bisnis ... Kita bisa mempelajari cara-cara bagaimana para pengusaha itu sukses dan bahkan membuat hubungan dengan mereka." Raka terdiam sejenak, menimbang-nimbang sesuatu, "Tapi siapa yang menyangka bahwa aturan sudah diubah. Selain jangka waktu jabatan yang diperpanjang kau bahkan dilarang untuk berhubungan dengan keluarga maupun menikah. Seperti mencoba menjadikan para siswa yang menjadi Helper adalah 'budak informasi' mereka, sebuah alat untuk memperkaya diri mereka sendiri. Kurasa itu tidak sepadan, mengingat resiko menjadi seorang Helper sangatlah rawan."

Eye of Heart [COMPLETED]Where stories live. Discover now