Part 37 : Peringatan

705 60 0
                                    

Bulan purnama bersinar dengan indah. Ribuan bintang bertebaran di langit, beberapa membentuk sebuah rasi bintang jika kita amati lebih teliti.

Di bawah sinar rembulan seorang pemuda bersandar pada dinding gerbang. Rambut coklat terangnya tetap berkilau saat cahaya samar sang rembulan menerpa.

Lampu mobil menyorot sang pemuda. Menyilaukan pandangannya karena terbiasa dalam cahaya redup.

Seorang gadis keluar dari pintu mobil Ferrari merah yang baru saja sampai. Dalam keremangan si pemuda tidak dapat melihat dengan jelas, tapi ia tahu satu hal yang pasti akan gadis itu. Kesedihan.

Si gadis membungkuk pelan kepada sang supir sebelum mobil tersebut pergi meninggalkan tempat ini. Setelah mobil tersebut hilang dari pandangan gadis tadi berlari cukup cepat hingga mencapai ke arah si pemuda dalam sekejab.

Si pemuda hendak menyapa dahulu gadis tadi tapi tak sempat. Ia mendapati dirinya sudah dipeluk dengan erat.

"Alin ada apa?" Miki hampir kehilangan keseimbangan saat Alin tiba-tiba memeluknya.

"Nothing."

Hening. Suara jangkrik terdengar. Hal yang langka terjadi di kota besar seperti ini. Kemudian Miki teringat, posisi sekolah ini yang dikelilingi oleh hutan. Berarti hal tadi tidak langka.

Alin melepaskan pelukannya. Ekspresinya tidak bisa ditebak atau dibaca sama sekali.

"Ayo kita masuk," kata Alin datar.

---**---

Tiga bulan lewat tiga hari lagi waktu kelulusan. Freya tidak tahu mengapa ia terus menghitung mundur hari semenjak ia mengetahui kebenaran yang diketahui Keir. Ia gelisah. Jantungnya terkadang berdetak tidak normal, berpacu dengan cepat tanpa alasan yang jelas.

Apakah ia sangat gugup menghadapi kelulusan nanti? Ya. Freya sangat takut jika setelah menjadi Helper sekalipun identitasnya belum jelas. Memangnya kenapa? Setelah dipikir-pikir itu bukanlah hal besar.

Kecuali kemungkinan dirinya harus berpisah dari Ryu dan mendapati semuanya sia-sia. Ryu berkata akan mengusahakan mereka tetap bersama tapi tetap saja semuanya tidak akan berjalan dengan mudah.

Apalagi Freya belum tahu jelas hal-hal apa yang dikerjakan seorang Helper secara spesifik. Hal-hal yang berkenaan dengan itu kerahasiaannya sangat dijaga.

Freya menepuk kedua pipinya dengan cukup keras. Syaraf-syaraf yang berada di pipinya mengirimkan sinyal sakit kepada otak.

Berhenti berpikir kawan, jalani saja sebaik yang kau bisa, Freya membatin.

Memikirkannya terus menerus juga tidak akan memecahkan masalah. Hal yang ia hadapi bukanlah sesuatu yang bisa diterka.

Freya bangkit dan berjalan keluar dari kamarnya. Sebelum pergi dari sana Freya menatap gaun berwarna biru muda yang dipilihkan Ryu untuknya. Sebagai tunangan Ryu Freya mendapat undangan khusus menghadiri pernikahan antara Keir dengan Seira. Padahal acara itu hanya mengundang orang-orang tertentu saja. Dan Freya harus tetap tinggal di asrama sementara murid lainnya tengah menikmati liburan mereka.

Kening Freya terasa berdenyut-denyut. Dalam khayalan terliarnya sekalipun ia tidak pernah membayangkan dirinya berada dalam situasi sekarang.

Begitu menyingkirkan tangan dari keningnya Freya mendapati sesosok manusia yang membuat darahnya berdesir bahkan setelah dirinya memberikan hati untuk orang lain. Siapa lagi jika bukan Miki.

Mata gadis itu membelalak selama dua detik. Terkejut mendapati sosok yang berdiri tak jauh darinya.

"Miki.." kata Freya dengan suara nyaris tidak terdengar.

Eye of Heart [COMPLETED]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin