PART 19-

672 22 0
                                    

Saat ini reyza dan mahen pun kembali bertemu, mereka bermain di taman sedangkan Arga dan kevin sedang sibuk membuat rencana yang akan di selenggarakan di sekolah nya

Acara yang akan di buat itu adalah sebuah acara besar, acara penyambutan kedatangan wiliam ke sekolah. Hanya itu tapi sangat mewah dan sangat meriah tentu nya

Tentu bos-bos teman Arga ikut serta ke sekolah itu dan berbincang-bincang

"Kevin, ambilkan gua formulir itu" perintah Arga yang langsung di turuti oleh kevin

Sedangkan OSIS lain nya sibuk dalam menulis dan menyesuaikan rencana yang di perintahkan oleh ketua nya. Siapa lagi kalau bukan ARGA

Kemudian Arga pun turun dengan kevin menuju lapangan Merdeka

Mereka semua berkumpul di sana sembari menulis, Arga yang melihat ada bayi nya di sana sontak rasa lelah nya hilang seketika

Reyza sama sekali tidak sadar bahwa Arga sedang berada di depan mata nya, mahen pun begitu.

Arga sama sekali tidak fokus, ia fokus melihat bayi nya yang sedang asik bermain

"Tuan Arga?" sahut OSIS lain

"Apa?" Arga menjawab dengan tatapan tajam nya

OSIS lain itu pun diam sejenak dan menarik nafas nya lalu kembali berkata.

"Bagaimana jika rencana B di tukar rencana A? Pasti akan lebih mewah" ucap OSIS laki-laki itu

"Terserah" ucap Arga lalu kembali melihat bayi nya yang bermain

"Mahen, itu mobilan punya gua!"

"Punya gua ini anjing, punya lo itu"

"Ohhh, maaf hehe"

"Paok"

Mahen dan reyza pun kembali bermain dan berpindah tempat, saat reyza hendak berdiri ia merasa ada yang sedang melihat nya sembari tersenyum-senyum

Saat reyza melihat itu siapa sontak ia langsung berlari dan mencium bibir nya, tau siapa kan? Tau lah!

"Daddy ngapain di sini?"

"Ada urusan baby"

Para OSIS itu bingung, namun mereka sekarang sudah sedikit lega karena Arga sedang asik dengan reyza

Kemudian reyza pun pamit dan kembali main dengan mahen, sedangkan para OSIS lain nya siap-siap untuk kembali tersiksa

"Kerjakan, saya pergi ke toilet sebentar"

Arga pun pergi meninggalkan para OSIS itu dan pergi ke wc tanpa melihat keberadaan reyza saat ini di mana

Setelah arga siap ia pun keluar dari wc itu dan mengambil berkas itu kembali dan pergi ke arah ruangan abang nya, Wildan.

"Ini!" ucap dingin arga dan melemparkan berkas itu asal sampai mengenai wajah Wildan

"Apa-apaan kam-" saat Wildan ingin memarahi arga, ternyata arga lebih dulu memarahi diri nya

"Kerjakan saja! Jadi pria tidak usah menye-menye!" ucap arga tegas lalu pergi keluar dan menghantam keras pintu ruangan itu

"Haduh, punya adik gini amat" celetuk Wildan sedikit kesal akan sikap adik nya yang tak tahu keturunan siapa

Wildan pun menyelesaikan tugas nya, setelah selesai Wildan beristirahat sambil di iringi musik

.
.
.
.

Sekarang sudah pukul 15.00 para murid sudah pulang masing-masing, kevin dan mahen pun begitu. Mereka pergi ke rumah kevin dan sekarang tinggal di sana bersama

Sedangkan arga dan reyza pulang bersama ke penthouse milik arga

Butuh beberapa menit di perjalanan akhir nya mereka pun sampai di perkarangan penthouse arga dan memarkirkan mobil nya dengan rapi

Saat arga dan reyza turun arga melihat ada sebuah mobil putih yang tidak asing bagi nya

Ia pun pergi ke dalam penthouse milik nya sambil menggandeng erat tangan mungil reyza

Saat mereka masuk arga sangat kaget dan ekpresi nya berubah menjadi 0% dan 100% rasa benci, rasa kesal, dan yang buruk lain nya

Siapa yang tak benci? Itu adalah ibu kandung nya!

Seorang wanita paruh baya yang meninggalkan ayah nya di saat susah dan kembali lagi saat sudah bergelimang harta

Wanita itu bernama Riana, seorang wanita yang sangat Wildan dan Arga benci dari kecil.

Wildan yang berada di sana pun ikut kesal, sangat terlihat dari ekpresi wajah nya

Namun semarah-marah nya Wildan, lebih marah Arga. Wajah nya sangat tercetak jelas jika ia sedang sangat marah

Muka nya memerah, urat di kepala nya tercetak jelas, tangan nya yang mengeratkan genggaman nya

Ingin rasa nya ia meninju wajah wanita yang berada di depan nya

"Daddy kenapaaa?" tanya reyza mencairkan suasana

Arga yang mendengar suara bayi nya sontak menjadi luluh dan sedikit merubah rasa kesal nya

"Daddy lagi marah dengan seseorang baby" ucap Arga menatap ibu nya itu dengan sangat tajam

"Untuk apa kau kembali ke sini?" tanya wiliam yang mengerti anak nya sudah sangat kesal dengan keberadaan ibu nya itu

"Aku ingin kembali ke kamu lagi, aku menyesal telah meninggalkan mu" ucap sang ibu memohon

"OMONG KOSONG!" bentak Arga dengan menepuk meja kaca itu sampai hancur/pecah dan berserakan di mana-mana sampai menyebabkan telapak tangan nya berdarah

"Daddy berdarah hiksss" tangis reyza tiba-tiba

"Tenang Arga" ucap Wildan menenangkan adik nya itu

Arga tak menjawab dan pergi mengambil obat yang berada di p3k dan kembali lagi dan menyuruh reyza untuk membantu mengobati luka nya

"Pelan-pelan baby" ucap Arga

"Iya daddy hiks" ucap reyza masih sesegukan

Arga hanya diam, ia masih marah dengan keberadaan ibu nya

"Apa yang menyebabkan mu untuk kembali ke saya? Mau nguras harta saya?" tanya wiliam bertubi-tubi

"T-tidak, karena aku sayang" ucap riana tanpa wajah berdosa

Arga pun berdiri dan menghampiri riana lalu ia menampar riana dengan sangat keras

"PERGI!" bentak Arga

"BAWA DIA PERGI" suruh Arga dengan bodyguard nya

"Baik bos!" sahut para bodyguard nya itu

Bodyguard Arga pun membawa riana pergi jauh dari keberadaan mereka semua

"Lepasin aku!" ucap riana

"Diam!" ucap para bodyguard nya itu dan membawa riana pergi ke markas 01

Setelah membawa riana ke markas 01 para bodyguard nya pun pergi kembali ke penthouse Arga

Di sisi lain kini Arga sedang menahan emosi nya untuk keluar, takut nya nanti akan melukai seseorang yang berada di sisi nya

Kemudian Arga pun menaruh lengan reyza jauh dari pergelangan nya dan langsung pergi ke atas

Saat reyza hendak menyusul Wildan menghentikan langkah nya.

"Jangan ikuti dia, nanti kamu akan terluka, biarkan saja dia sendiri dulu" ucap Wildan

"Hiks, daddy gak akan luka-luka kan hiksss" tangis reyza

"Tidak, tenang saja nak" sahut wiliam dengan senyuman

Reyza pun kembali duduk sembari di temani oleh wiliam dan Wildan, mereka mendengar suara pecahan-pecahan kaca yang berserakan di lantai karena Arga



𝐁𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐛𝐮𝐧𝐠...

The CEO's cute boy (END) Where stories live. Discover now