Part 1: First Day

6K 264 31
                                    

pic: gerbang Seoul high school.

~Sungmin~

Alarm berbunyi dan aku bangun dengan terpaksa, bisakah waktu diundur kembali agar aku bisa tidur lebih lama? Aku malas menjalani hari ini, hari senin, hari pertama sekolah. Bukannya aku murid yang malas atau anti-sekolah, aku bahkan terkenal sebagai murid yang rajin saat di Junghakyo (SMP), kali ini aku merasa malas karena aku harus sekolah di sekolah khusus laki-laki, Seoul High School (서울고등학교) adalah salah satu sekolah negeri khusus laki-laki yang sangat populer, Omma bilang jika aku bisa lulus dari Seoul High School aku akan mendapatkan masa depan yang cerah, aku bisa dengan mudah masuk universitas yang aku inginkan, aku bisa dengan mudah mendapat pekerjaan kalaupun tidak melanjutkan ke universitas, dan keluargaku bisa memiliki prestis yang tinggi di mata masyarakat karena banyak alumni Seoul High School orang-orang terkenal dari pejabat sampai pengusaha.

Aku tahu persis bagaimana jika ibu-ibu sedang bercerita, mereka memang cenderung ingin membanggakan putranya. Aku paham itu. Jai demi Omma aku rela menempuh les bimbingan belajar (hakwon) selama 3 tahun untuk dapat lolos ujian masuk Seoul High School, aku ingin membahagiakan Omma, jadi aku lawan rasa seganku terhadap murid laki-laki.

Kalian mungkin bertanya-tanya kenapa aku merasa malas bersekolah di sekolah khusus laki-laki? Itu karena aku selalu nerves jika berkenalan dengan teman laki-laki, sejak Chodeunghakyo (SD) hingga Junghakyo (SMP) aku selalu sekolah di sekolah campuran dan teman-temanku semua perempuan, walaupun tidak banyak, karena aku sering berteman dengan perempuan murid laki-laki jadi enggan berteman denganku.

Saat Chodeunghakyo tentu saja anak usia sekecil itu belum tahu asmara, murid laki-laki mengusirku dan tidak mau berteman denganku karena mereka tidak suka bermain dengan murid perempuan yang hanya bisa berteriak dan menangis, karena aku sering bersama murid perempuan jadi mereka tidak mau bermain denganku, mereka malu punya teman yang sering bersama murid perempuan, aku tidak perduli, aku masih bisa menikmati masa-masa kecilku dengan hanya teman perempuan.

Lalu ketika aku di Junghakyo murid laki-laki tidak mau berteman denganku karena mereka merasa iri aku sering bersama murid perempuan, mereka pikir aku penggoda. Aku benci murid laki-laki, mereka tidak bisa memakai otak mereka dengan baik dan hanya menilai orang dari luar.

"Sungmin-ah ayo cepat bangun" Omma mengetuk pintu kamarku, aku sudah bangun tapi aku hanya duduk malas diatas ranjang.

"iya..." suaraku masih parau karena baru bangun. Aku sibakkan selimut lalu ambil handuk dan keluar kamar untuk mandi.

Begitu masuk kamar mandi hal pertama yang kulakukan adalah bercermin didepan wastafel, aku tidak perlu merawat wajahku kan? Karena aku tidak berteman dengan perempuan-perempuan di sekolah yang baru.

Saat aku berteman dengan perempuan mereka akan sangat menperhatikanku, mereka bahkan menilai parfum yang aku pakai dan melihat jerawat yang tumbuh di wajahku karena perubahan hormon saat remaja, mereka menyuruhku memakai facial foam dan cream untuk menghaluskan kulit, dan aku melakukannya!

Bukan hal yang buruk kan? Aku merasakan manfaatnya, kulit wajahku halus dan kenyal dan aku tampak lebih tampan, aku justru harus berterimakasih pada teman-teman perempuanku.

Okay, kalau aku terus bercerita aku rasa kalian akan bosan. Dan Omma bisa marah-marah. Aku segera masuk ruang shower dan melepas bajuku.

Setelah memakai seragam baru aku pergi ke ruang makan, hanya ada 2 piring di meja, aku memang hanya tinggal dengan Omma, Appaku sudah lama meninggal karena kecelakaan, bagian baiknya dari kejadian buruk itu Appa mengasuransikan dirinya jadi saat dia meninggal uang asuransi itu cair dan Omma memakainya untuk buka usaha demi biaya sekolahku dan biaya hidup kami, Omma mempunyai sebuah toko bakery yang tidak jauh dari rumah, aku duduk dengan meletakkan blazer sekolahku di punggung kursi, blazer seragamku berwarna biru gelap kehijauan dan setiap siswa harus memakai dasi sesuai tingkat kelas masing-masing, biru gelap untuk kelas 1, hijau gelap untuk kelas 2 dan hitam untuk kelas 3. Warna dasi disesuaikan dengan warna blazer agar tidak mencolok, untung saja warna dasinya bukan warna cerah, pasti memalukan dipakai di sepanjang jalan.

FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang