Part 18: Sorry (2)

2.6K 181 13
                                    

~Kyuhyun~

Aku ragu untuk menyentuh handle pintu, takut jika aku melihat Sungmin sedang menikmati sentuhan Jungmo.

'aku jijik dengan sentuhannya.. Kyuhyun tolonglah aku'

Tapi aku tahu Sungmin orang seperti apa, aku harus yakin Sungmin tidak akan menghianatiku, iya kan?

"tidak akan kubiarkan dia menyentuh secuilpun"

Aku sudah berjanji pada Sungmin tidak akan kubiarkan orang lain menyentuhnya.

Aku tekan handle pintu dan siap mendobrak tapi ternyata pintu tidak terkunci. Eh? Aku melangkah mendekat dengan berdebar, tidak ada alasan Sungmin untuk bercinta dengan orang itu kan? Jikapun Sungmin akan memilih dia setidaknya aku harus mempertahankannya agar dia tahu aku sudah berubah tak lagi main-main perempuan, aku sungguh-sungguh mencintainya.

Aku dorong handle pintu kamar pondok dan lagi-lagi tak terkunci, mereka berdua terkejut, mereka berdua diatas ranjang, tapi yang tampak di depan mataku bukanlah adegan mesra seperti yang kutakutkan, melainkan jauh lebih biadab daripada itu. Aku benar-benar naik pitam, aku tak akan ragu lagi, aku akan membunuhnya.

Si brengsek itu telanjang dada sedang menciumi dada Sungmin yang polos dengan kaos naik keatas serta tangannya yang terikat naik keatas, kaki Sungmin juga terikat sehingga dia tak bisa bergerak, celananya sudah terbuka resletingnya. Aku mendengar suara Sungmin memanggilku dengan bergetar seperti dia menangis.

Tanpa aku sadari aku sudah menarik rambut si brengsek dan kuseret dia ke lantai kayu, dia berontak dan aku jatuhkan dia dengan sekali hantaman, dia terjerembab ke lantai, aku naiki dia dan kuhajar wajahnya hingga babak belur agar dia tak berani lagi menampakkan wajahnya di depan semua orang. Aku tak lagi menahan diriku di depan Sungmin dan seluruh sisi gelapku keluar, aku akan membunuhnya. Bagus dia memilih pondok yang tak disewa orang lain karena dengan begitu mayatnya tidak akan ditemukan orang dengan mudah.

"kau harus mati, kau harus mati" aku berdiri dan menendang perutnya berkali-kali, dia tak berdaya untuk melawanku karena aku tak memberi dia kesempatan untuk melawan.

"Hyun.. Kyuhyun!! KYUHYUN!! HENTIKAN!! Kau bisa membunuhnya!" aku baru mendengar suara Sungmin memanggil-manggilku karena aku tak dengar apa-apa, telingaku tuli dan mataku buta karena yang aku perdulikan hanya membunuh orang ini.

"Kyuhyun hentikan!! aku mohon!! aku tidak mau kau dipenjara!" kakiku berhenti dan tubuhnya terkulai di lantai, semua berdarah, wajahnya, mulutnya, harusnya kupatahkan juga kaki dan tangannya sekalian. "Kyuhyun aku mohon... cukup.. dia sudah pingsan.. dan aku baik-baik saja" aku segera menoleh padanya, dia masih terikat dan aku segera mendekatinya.

"kau.." aku buka tali di tangan dan kakinya "kau baik-baik saja??" aku pegang kedua pipinya dan bibirnya berdarah "aissh... dia harus mati" aku beranjak untuk kembali menghajar si brengsek itu tapi Sungmin menahanku.

"Tidak apa-apa.." Sungmin memelukku "lukaku masih bisa diobati tapi dia akan meninggal kalau kau memukulnya lagi, aku mohon hentikan.. aku ingin pergi dari sini"

"iya, benar.. kita pergi dulu dari sini" aku benahi kaos Sungmin lalu aku genggam tangannya "kau bisa jalan?"

"iya.." dia turun dari ranjang tapi dia terhuyung memegangku, dia pasti lemas karena shock.

"biar aku gendong" aku angkat dia di depan, badannya ringan seperti perempuan, tanpa perduli pada nasib si brengsek itu aku bawa Sungmin keluar. Beruntung aku bawa mobil sendiri jadi tidak ada orang yang tahu kejadian ini.

Aku ikatkan sabuk pengaman dan pindah ke bangku kemudi lalu aku bawa Sungmin pergi.

"kau yakin kau baik-baik saja?"

FriendsWhere stories live. Discover now