Begin

4.7K 653 13
                                    


"Kyunghee-yaaaa... ayolaaaaah... kali ini saja..."

Aku menghela napasku di depan ponsel.

"Nara-ya.. yang benar saja, aku baru masuk kampus kau sudah menyuruhku untuk kencan buta. Shirheo." (Tidak mau)

"Ayolah, Kyunghee-yaa.. dia benar-benar tampan, percayalah."

"Bukan masalah tampan atau tidaknya. Aku pergi ke Seoul untuk belajar Nona Jung, bukan untuk berpacaran. Lagian kau kenal dari mana dia? Bukankan kau bilang dia tinggal di Seoul juga?"

"Dia teman SMA teman kampusku. Aku ceritakan padanya kalau aku punya teman yang diterima di Seoul University dan ternyata dia juga punya teman yang diterima di sana. Takdir bukan? Mungkin temanku cerita padanya dan sekarang dia ingin bertemu denganmu."

"Heol. Aku tidak mau."

"Ayolah Kyunghee-yaa. Kau hanya perlu bertemu dengannya. Ne? Ne? Ne? Setelah itu, mau terus berhubungan atau tidak yaa terserah padamu."

Aku menghela napasku kembali.

"Yasudah kalau begitu. Beri aku alamat dan kapan aku harus bertemu dengannya."

"ASSAAA!! Tunggu, nanti kukabari lewat pesan."

"Yaa, terserah kau sajalah."

"Ayolah, jangan mengeluarkan intonasi pasrah seperti itu. Nanti kau pasti berterima kasih padaku. Omong-omong kau masih ada kelas hari ini?"

"Tidak, tadi masih pengenalan saja. Kau bagaimana? Seriuslah belajar, beruntung kau bisa masuk Daegu University."

"Hahaha. Tentu saja, Kyunghee-yaa. Lagian jurusanku hanya bermain-main saja, tidak perlu terlalu serius."

"Tapi tetap saja kau harus serius belajar."

"Ne, Eomma."

Aku terkekeh.

"Yasudah kalau begitu. Aku tutup ya."

"Eoh."

Hari ini adalah hari pertamaku di kampus. Dengan kerja keras dan doa Eomma, akhirnya aku diterima di Seoul University, jurusan kedokteran. Pertama kali mendengar bahwa aku diterima, seakan-akan berita itu mimpi. Beberapa kali aku memastikan bahwa aku tidak salah dengar. Tapi kenyataannya aku memang diterima.

Aku diterima bukan berarti semuanya selesai. Justru semuanya baru bermula. Aku baru akan mulai menghadapi dunia perkuliahan yang berat dan aku juga mulai mencari pekerjaan paruh waktu untuk biaya kuliah yang tentu saja tidak sedikit.

Ketika aku akan pergi ke Seoul, Jae Oppa sampai menangis seperti anak kecil. Hahaha. Aku tau kami tidak pernah berpisah tapi tetap saja menangis seperti itu sangat berlebihan. Aku? Yaa aku meneteskan air mata juga namun tentu tidak sepertinya. Aaah aku akan benar-benar merindukan Oppa-ku itu.

Seketika aku ingat percakapanku beberapa hari yang lalu dengan Yeonha Ahjumma melalui telepon.

"Kyunghee-ya, selamat ya kau diterima di Seoul University."

"Aah~ kamsahabnida, Eomeonim."

"Kapan kau akan ke Seoul?"

"Sepertinya hari Selasa."

"Aku boleh titip kimchi tidak buat Yoongi?"

"Ne?"

"Kau tau, dia itu pemalas makan jadi aku membuatkannya kimchi."

Dawn in Daegu • 1/7Where stories live. Discover now