(+) Yoongi

5.3K 528 30
                                    

Ini kisah Yoongi yang tidak pernah ia ceritakan pada Kyunghee. Kisahnya yang dulu sangat ingin ia elak namun sekarang menjadi kisah termanis yang ia miliki.

• • •

Yoongi baru saja selesai menelpon Namjoon. Gara-gara ia menambah waktu liburnya karena Eomma tiba-tiba ambruk di kamar mandi, ia dan Namjoon harus membicarakan banyak hal melalui telepon.

Jujur saja, di awal tadi Yoongi dapat menebak Namjoon sedikit kesal. Yah, jika Yoongi berada di posisi Namjoon mungkin ia juga akan merasakan hal yang sama. Karena mereka berdua tipe pekerja yang tertata. Tidak suka ada hal yang menghalangi jalan kerja. Oleh karena itu Yoongi tidak sedikit pun merasa dongkol mendengar suara Namjoon yang sedikit jutek di awal tadi.

Yoongi melihat jendela yang lumayan besar di samping ranjang Eomma. Langit terlihat sangat gelap. Ia memeriksa jam yang berada di ponselnya. Hari hampir pukul 4. Ia terperanjat. Membicarakan banyak hal dengan Namjoon hingga tak sadar hari sudah mau pagi. Belum lagi besok ia harus berangkat ke Seoul. Kali ini cutinya memang benar-benar berakhir.

Dengan lambat Yoongi berjalan menuju ranjang Eomma, melihat wanita yang melahirkannya itu dalam kegelapan.

Sebenarnya hubungan ia dan Eomma cukup baik. Eomma tidak pernah melarang Yoongi bercita-cita menjadi apapun. Ia ingat dulu ketika kecil ia ingin menjadi seorang arsitek. Hanya karena ketika itu Appa membelikankannya lego dan merasa membangun sesuatu adalah pekerjaan yang keren.

Tak lama kemudian ia bercita-cita menjadi pemadam kebakaran. Melihat mereka yang tampil di televisi bagaikan seorang hero dan menyelamatkan banyak jiwa membuat Yoongi kagum.

Namun, ketika ia duduk di bangku akhir sekolah dasar, Yoongi bercita-cita menjadi seorang penyanyi. Tepat setelah ia melihat performa langsung dari salah satu penyanyi yang ia kagumi. Dan kali itu ia serius dengan mimpinya. Ia mulai menulis lirik lagu dan bahkan belajar membuat beat.

Sayangnya, Appa tidak pernah menanggapi serius mimpinya itu. Appa tidak melarang di awal, hanya saja, semakin Yoongi serius menekuni mimpinya itu semakin Appa merasa risih. Ia tidak membenci cita-cita putranya, namun bekerja di dunia musik itu bukan hal yang mudah. Bukan hal yang bisa menghasilkan uang banyak. Secara singkat bisa dibilang, menjadi penyanyi tidak akan membuatnya sukses.

Hanya karena itu hubungan mereka menjadi retak. Yoongi yang keras dengan cita-citanya, dan seorang bapak yang keras dengan masa depan putranya. Intinya ini permasalah lelaki, permasalahan di mana tidak ada yang ingin menurunkan egonya.

Namun, jauh di dalam lubuk hati Yoongi ia benar-benar menyesal. Ia ingin mengejar cita-cita dan membahagiakan orang tua berada di satu jalur. Sayangnya untuk saat ini, itu tidak terjadi. Ia hanya dapat berharap suatu saat nanti Appa dapat memahaminya.

Setelah menatap wajah Eomma yang tenang, ia mengalihkan pandangannya.

Gadis yang bernama Kyunghee itu ternyata tertidur di samping Eomma. Masih dengan seragam sekolahnya, ia melipat tangannya di atas ranjang. Ia juga tampak kelelahan.

Tak terasa bibir Yoongi sedikit terkembang. Ia tak tau harus menyebut apa gadis ini. Takdir? Entahlah, hanya saja sebenarnya ada hal di diri gadis itu yang menarik hati Yoongi. Padahal yang dilakukan gadis itu hanya mengusik harinya.

Ia memandang gadis tersebut. Kalau bicara jujur, ia memang manis, namun Yoongi dapat bertaruh banyak ARMY di luar sana yang lebih manis dari dia. Lalu apa maksudnya ini? Kenapa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya?

Sedetik kemudian, gadis itu bergerak. Ia mengeratkan lipatan tangannya masih dengan mata tertutup.

Yoongi segera mengambil selimut yang di bawa Hyung dari rumah. Ia berjalan mendekati Kyunghee dan menyelimuti gadis itu dengan rapi.

Hah, kau ini siapa Kyunghee? Kenapa kau mengusik hatiku?

Yoongi sekali lagi memandang gadis tersebut dan berlalu menuju sofa. Ia baringkan dirinya di sana dan memandang plafon di atasnya.

Aku harus tidur walau sebentar, itu yang ia pikirkan.

Yoongi meringkukkan badannya, mengetatkan jaket yang ia kenakan, berharap ia dapat sedikit mengurangi rasa dingin.

Ia memejamkan matanya. Hendak membiarkan badannya masuk ke dalam alam mimpi, tepat setelah itu ia mendengar suara gerakan. Yoongi terkejut dan melihat gadis itu terbangun. Dengan cepat Yoongi menutup matanya lagi.

Gadis itu memandang wanita yang berada di sampingnya sebelum ia melihat jendela yang menunjukkan suasana gelap yang tenang.

Dalam pejaman matanya, Yoongi dapat mendengar suara gerak-gerik gadis itu. Ia menebak gadis itu sekarang berdiri, terdengar suara sepatunya sedikit menekan lantai.

Setelah itu, Yoongi tak tau apa yang sedang gadis itu lakukan. Tak ada suara. Detik selanjutnya, ia mendengar langah gadis itu. Mendekat. Semakin mendekat. Mendekatinya.

Yoongi menahan napasnya. Jantungnya seperti akan meledak.

Ia tak tau. Ia benar-benar tak tau apa yang akan gadis itu lakukan, namun sesaat kemudian Yoongi merasakan sesuatu membaluti badannya.

Yoongi dapat mendengar suara napas Kyunghee dari sini. Tanda bahwa gadis itu berada dekat dengannya. Mungkin saja wajah gadis itu sekarang berada tepat di hadapannya. Yoongi tidak tau.

Yoongi kembali merasakan gerakan gadis itu memperbaiki letak selimut yang ia sampirkan. Setelah itu yang terdengar oleh Yoongi adalah suara napas Kyunghee yang semakin terdengar jelas. Ia bersumpah Kyunghee sedang melihatnya. Tidak. Kyunghee sedang menatapnya wajahnya. Entah kenapa ia yakin akan hal itu.

Getaran kuat yang berada di dadanya sekuat tenaga ia hentikan, walaupun itu mustahil. Namun ia tidak ingin Kyunghee tau kalau ia sebenarnya terjaga.

Kali ini Yoongi yang bertanya dalam hatinya. Lalu apa maksud dari getaran ini? Apakah aku menyukainya? Benarkah? Apakah ini masuk akal? Ini pasti hanya lelucon bukan?

Ia berusaha memakai otaknya dan berusaha mengatakan pada dirinya bahwa getaran ini tidak nyata.

Yah, ia mencoba untuk mengabaikan perasaannya kali ini. Toh, besok ia akan kembali ke Seoul dan hidup seperti biasa. Kembali dengan hiruk pikuk kehidupannya sebagai idol. Ia yakin tak akan ada lagi yang mengusik hatinya dan yang terpenting ia pasti akan melupakan letupan kecil yang terjadi di dalam dadanya saat ini. Semuanya akan berakhir besok.

Suara deru napas itu menjauh diiringi suara gerakan badan, kali ini gadis ini berdiri.

Lama ia berdiri. Lalu terdengar langkah kaki menjauh dari Yoongi. Setelah itu suara pintu dibuka yang terdengar, tak langsung ditutup. Beberapa detik kemudian terdengar suara pintu tertutup.

Yoongi mengeluarkan napasnya dengan perlahan. Ia tak tau berapa lama ia sudah menahan napas. Dibukanya matanya sedikit-sedikit, memastikan gadis itu benar-benar sudah keluar.

Gadis itu memang keluar. Tak ada siapapun di sini selain ia dan Eomma.

Yoongi bangkit dari pembaringannya. Memandang selimut yang berada di atas badannya.

Pabo, kenapa kau malah memberikannya padaku?

Yoongi menghempaskan napasnya.

Di sela-sela suara napasnya yang tak terkontrol, ia mendengar suara hati kecilnya berkata. Suara itu yang berusaha Yoongi abaikan sedari tadi. Namun kali ini suara itu mendominasi dirinya. Semakin lama semakin terdengar jelas.

Ia benar-benar mendengar suara itu dengan jelas berasal dari dalam dirinya,

"Yoongi, kau menyukainya."

_____

Bonus chapter pt.1 💕
Ayooo masih ingatkah kalian ini terjadi di mana?
Anyway, bonus chapter akan ada 3 part yaah ;))

Besok rencana post Sunrise in Seoul, put my story on your library yaah 😆

LOL,
Kieyaa 💜

Dawn in Daegu • 1/7Where stories live. Discover now