Fansign

4.5K 624 138
                                    


This part is long and full of baper
content. So tolong jaga-jaga hati ya 💕

***

"Oppa, berhenti di sini saja. Tidak usah terlalu ke depan."

Kami heran dengan permintaan Eunsol yang menyuruh Jae Oppa untuk berhenti beberapa meter dari gedung tempat fansign berlangsung.

Sebenarnya tidak mengapa. Hanya saja Eunsol dan Eunbyeol membawa sebuah tas ransel yang cukup besar dan berat berisi kamera raksasa mereka. Setidaknya kalau kami berjalan dari sini pasti akan sedikit melelahkan.

"Kenapa memangnya? Tidak kejauhan?" Jae Oppa tidak juga mengurangi laju jalan mobilnya.

"Ani, hanya saja mobil Oppa butut sekali. Aku malu, di sana yang berhenti mobil-mobil mewah," kata Eunsol enteng.

Jae Oppa segera mengerem mobil mendadak.

Aku dan Eunbyeol benar-benar tidak dapat menahan tawa kami.

Entah kenapa, aku berharap Jae Oppa ke depannya lebih sering bertemu Eunsol agar sifat terlau percaya dirinya yang tinggi berubah. Eunsol memang frontal.

"Ya! Kau sudah menumpang banyak mintanya. Kalau begitu turun kalian di sini," aku dapat melihat wajah Jae Oppa memberengut.

"Oppa makanya cepat ganti mobil baru," kataku sambil membuka pintu mobil.

Jae Oppa hanya mendecak.

"Tidak lama kan? Aku hanya akan pergi ke apartement baruku dan langsung ke sini nanti. Kutunggu kalian di tempat ini," kata Jae Oppa.

Kami mengangguk serempak.

Aku membantu si kembar membawa tas kecil mereka. Jujur saja, ini pertama kalinya aku melihat kamera sebesar itu. Mereka sedikit kesulitan membawa tas ransel itu. Apalah daya kami perempuan yang jarang mengangkat barang berat?

Sesampainya kami di dalam hall, sudah lumayan banyak ARMY yamg datang. Terutama masternim-masternim fansite, mereka sudah duduk di posisi yang nyaman siap untuk membidik foto yang bagus.

Omong-omong ini adalah fansign pertamaku. Kalau kalian bertanya dari mana aku mendapatkan tiketnya, aku tidak membeli beratus-ratus album untuk mendapatkannya. Beruntung aku memiliki si kembar yang mendapatkan 3 tiket. Aku tidak tau pasti berapa banyak album yang mereka beli. Namun dapat kupastikan mereka membeli sangaaat banyak. Mereka memang berasal dari keluarga yang berada. Tidak sepertiku. Aku saja untuk membeli satu album masih harus berpikir beribu-ribu kali.

Kami duduk tidak terlalu di depan. Karena kursi depan sudah hampir penuh. Namun kami tetap dapat melihat meja panjang dengan 7 buah kursi di atas panggung.

Aku menarik napasku dalam-dalam kemudian mengeluarkannya dengan perlahan.

"Kau grogi ya?" Senggol Eunbyeol yang berada si kiriku.

Aku mengangguk sambil mendekap album di dadaku dengan erat.

Aku menolak mentah-mentah ide gila pertama mereka. Sebenarnya tidak terlalu gila. Hanya saja aku tidak norak seperti itu. Mereka berniat untuk membuat pop-up yang bertuliskan "Oppa, Saranghae, would you be my love?" Dan menyelipkannya di halaman tempat ia akan memberi tanda tangan. Heol!Memikirkannya saja aku sudah mual.

Tidak lama kemudian kursi sudah terisi penuh. Suara riuh para fans terdengar menggema di dalam ruangan ini. Staff memberikan beberapa instruksi agar kami tetap tertib.

Dawn in Daegu • 1/7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang