Café

4.7K 670 38
                                    


"Kerja bagus semuanya. Break sampai jam 1. Boleh bubar."

Aku menenggak sebotol air mineral dengan ganas. Bagaimana tidak, kami sudah mulai latihan sejak pukul 7 pagi tadi dan sekarang hari sudah menunjukkan pukul 11 lewat seperempat.

Aku menghela napasku dengan kasar. Badanku rasa ingin patah semuanya.

"Jungkook-ah, kau kosong kan? Temani aku belanja dong," tiba-tiba Taehyung menyahut.

"Sirheo. Aku mau melanjutkan permainanku. Aku harus tetap aktif agar skorku tidak dikejar." (Tidak mau)

"Ya! Dasar maniak game. Kalau begitu, Jimin temani aku ya?"

"Tidak apa, aku kosong kok."

"Kalian ini, istirahat hanya 2 jam kenapa tidak digunakan baik-baik. Ck, memang bocah," Namjoon akhirnya bersuara.

Namun mereka hanya menyengir sambil mengganti baju mereka yang basah dengan keringat.

Aku juga segera mengganti bajuku yang basah dengan kaus hitam polos.

Aku tidak ada acara khusus. Pada saat break biasanya aku hanya akan berkutat di dalam studio.

Kupakai jaket dan masker hitamku. Bersiap-siap meninggalkan ruang latihan.

"Yoongi Hyung, eodiga?" Tanya Jimin.

"Tempat biasa," kataku singkat sambil berjalan keluar.

***

Kususuri jalanan Seoul yang ramai. Sekarang adalah jam makan siang. Oleh karena itu tak heran jalanan tampak begitu padat.

Aku melangkahkan kakiku dengan lambat menuju kafe langgananku. Hanya untuk sekedar menyesap segelas iced americano dan mendinginkan badan yang sudah ditempa sejak pagi tadi.

Belum sampai aku di sana, tiba-tiba ponselku bergetar

Eomma menelpon...

Tidak biasanya Eomma menelpon kecuali ada hal yang penting.

Sambil terus berjalan menuju kafe yang sudah dekat, kuangkat panggilan dari beliau tersebut.

"Ne, Eomma. Museun iriyeyeo?" (Ada apa?)

"Yoongi-ya, apakah titipan kimchi untukmu sudah sampai?"

"Kimchi?"

"Iya, kimchi."

"Eomma membuatkanku kimchi?"

"Eoh. Aku titip ke Kyunghee."

"Kyunghee di Seoul?"

"Kau tak tau? Aku kira kalian masih saling berhubungan."

Aku menelan ludahku mendengar perkataan Eomma. Memang sejak hari terakhir aku di Daegu aku tidak pernah menghubunginya. Bukan tidak ingin, hanya saja ada sesuatu yang harus kupastikan dahulu.

"Mollayo." (Tidak tau)

"Kau juga tidak tau kalau dia diterima di Seoul University?"

"Mollayo. Aku benar-benar tidak tau, Eomma."

"Aigoo.. kukira kalian berdua akan berjalan dengan mulus," bisik Eomma dari seberang sana yang tentu saja masih bisa terdengar olehku.

"Yasudah kalau begitu, aku yakin dalam waktu dekat Kyunghee pasti akan mengantarkannya kepadamu. Aku juga sudah memberikan alamat dorm kalian kepadanya. Kau harus maklum dengan jadwal padat seorang mahasiswi kedokteran," lanjut Eomma.

Dawn in Daegu • 1/7Where stories live. Discover now