Lunch

4.2K 649 69
                                    


"Hyung..."

Aku yang berada di atas sofa dengan pakaian yang lengkap di badanku hanya menggangguk malas.

Schedule hari ini sangat luar biasa padat. Sejak subuh tadi kami sudah harus bangun untuk recording sebuah variety show, hal yang selalu kami lakukan pada masa comeback untuk mempromosikan lagu baru kami.

Terakhir aku melihat jam ketika di mobil tadi, hari sudah menunjukkan pukul 1 kalau tidak salah. Selama itu kami benar-benar tidak ada istirahat, wajar saja jika badanku remuk sekarang.

Member lain tampaknya sudah langsung meluncur ke kamar masing-masing, tidak ada yang berniat untuk memesan makanan apalagi memasaknya. Padahal aku lapar.

"Hyung.." Jimin kembali menginterupsiku.

"Waeyo?" Tanyaku dengan malas sambil membuka jaket yang semakin lama membuatku gerah.

Ia duduk di lantai sambil memainkan ponselku. Sejak kapan dia tau kata sandinya?

"Ya! Jangan sembarang membuka ponselku!" Seruku sambil berusaha meraih ponselku dari tangannya.

Namun ia dengan cepat mengelak.

Sambil tersenyum bangga ia melihatkan layar ponsel itu ke arahku, "Hyung, lihat ini!!"

Ia menunjukkan chart sebuah platform musik, Melon. Aku melihat 7 lagu kami semua berada di puncak.

"Eoh, kenapa memangnya?" Tanyaku heran. Wajar saja sih lagu kami berada di peringkat teratas.

"Lihat yang ada di peringkat satu," katanya.

Her.

"Ini sejarah dari pertama debut, lagu B-side kita berada di puncak," Jimin memanggut-manggut dagunya.

Sedetik kemudian Jimin tersenyum lain padaku.

Aku menaikkan satu alisku, "Kenapa kau tersenyum begitu, musowo!"

"Haha, geunyang.. Hyung harus berterima kasih dengannya bukan?"

Jimin kembali mengotak-atik ponselku.

"Dengannya siapa? Dengan kemampuanku? Aku sudah berterima kasih dengan diriku sejak lama."

Jimin kembali menghadapkan layar ponsel ke arahku.

Kali ini mataku membulat.

Sh*t!

"Ya! Micheosseo!!"

Aku segera mengambil ponselku darinya yang sudah tertawa terbahak-bahak.

Belum sempat aku memutuskan panggilan tersebut, terdengar suara wanita dari ujung sana.

"Yeoboseyo."

Aku menatap Jimin dengan tajam sambil mengarahkan tanganku ke leher memberi tanda bahwa dia akan mati.

Ia masih saja tertawa.

"Ah, Kyunghee-ya, yang tadi itu Ji.."

Jimin dengan cepat merebut ponselku kembali kepadanya.

"Yeppeun-aaaaaaa..."

Ck. Kalau kalian besok melihat berita seorang idol membunuh rekan satu grupnya tolong jangan terkejut.

"Jigeumeun eodi?" (Sekarang di mana?)

Aku tidak dapat mendengar jawaban Kyunghee dari ujung sana.

Dawn in Daegu • 1/7Where stories live. Discover now