Confession

4.2K 592 70
                                    


"Hyung, tadi Kyunghee kenapa menangis?"

Jimin bertanya sambil merapikan barangnya yang berserakan di atas meja rias.

Aku tidak menjawab.

Masih jelas di ingatanku wajah Kyunghee tadi. Ya, aku melihat wajahnya. Aku melihat air matanya yang pasti dengan sekuat tenaganya ia tahan. Aku juga melihat ia keluar dari hall sambil dipegangi oleh kedua temannya. Aku lihat, aku lihat segalanya.

Setelah dia keluar dari hall aku benar-benar tidak dapat fokus. Aku hanya berharap ARMY tidak melihat perubahan mood-ku yang begitu drastis.

Semakin memori itu berkelebat di pikiranku, semakin terasa ngilu dadaku.

Sh*t! Kau membuatnya menangis lagi, Yoongi! Kau membuatnya menangis lagi!!

Tanpa sadar aku mengepalkan tanganku dengan kuat.

Kenapa? Kenapa kalimat itu yang keluar? Kenapa aku tidak bisa mengatakannya lebih lembut lagi? Kenapa aku tidak mengambil tangannya dan memandang langsung ke matanya dan mengatakan segalanya? Kenapa?

"SSIBAL!" aku benar tidak peduli dengan segala sumpah serapah kali ini. (F*UCK!)

"Ow, Hyung kau kenapa?" Tanya Jimin yang terkejut mendengar umpatanku.

Aku mengacak rambutku dengan kasar.

Sampai kapan kau akan terus begini, Yoongi?

Kurogoh saku celanaku dan mengambil ponsel. Kontaknya berada tepat di mataku. Alih-alih menekannya, aku hanya terus memandangi kontak tersebut.

Yoongi, kau dari dulu tidak berubah ya? Selalu payah berurusan dengan wanita.

Aku segera menyampirkan jaket dan menggantungkan masker di atas mulutku.Aku ingin keluar, kemana saja, asal aku bisa tenang.

Kuabaikan suara Jimin yang memanggil namaku.

Kakiku berjalan tanpa perintah membiarkanku berjalan tanpa arah.

Jauh aku berjalan. Menyusuri lautan manusia, melewati gedung-gedung pencakar langit, menghempaskan langkahku di aspal jalanan. Entah sudah berapa jauh aku pergi. Aku tidak tau.

Kini jalanku melambat. Sambil menghempskan napasku dengan kuat, aku merogoh saku jaketku.

Dua buah permen Tamarind.

Kugenggam permen tersebut sambil memandang ke depan. Pemandangan sungai Han mungkin tidak seindah ketika malam hari. Namun, tempat ini entah sejak kapan menjadi tempat favoritku. Terutama ketika suasana hatiku sedang buruk.

Seseorang pernah berkata padaku, aku tidak seharusnya ke sini ketika suasana hatiku buruk atau aku akan berakhir menjadi berita hangat di koran esok hari. Namun ia salah. Ia benar-benar salah.

Di sela-sela pikiranku yang kacau kucoba untuk tersenyum simpul.

"Ah, apakah itu kau gadis cengeng?" Aku menyunggingkan bibirku.

Kumasukkan kembali kedua permen itu ke dalam saku jaketku dan menatap sungai Han yang berada di hadapanku.

You're still the same, girl. Always troubling me.

***

Jae's POV

"Kyunghee kenapa?" Tanya Sungmi setelah melihat Kyunghee baru datang langsung berjalan cepat ke kamarnya dan membanting pintu.

Aku mengedikkan bahuku.

"Bukan kau kan yang membuatnya menangis?"

"Ck, Sungmi percayalah padaku. Aku tidak akan membiarkannya menangis lagi."

Dawn in Daegu • 1/7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang