(Hinata Shoyo - Kageyama Tobio) Letter from Mother #KageyamaProjectDay

2.4K 193 57
                                    

#KageyamaProjectDay

Letter from Mother


Disclaimer | Haikyuu bukan punyaku, pinjam Kageyama dan Hinata nya sebentar.

8237 character, just information. Agak angst. Spesial untuk @boukutou, @dicesuki_, dan @shinoharanaru12 (on Twitter)

---------

Tobio benci ibu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tobio benci ibu.

Ibu selalu melarangnya bermain voli lama-lama. Ibu memasak makanan yang ia tidak suka. Ibu selalu menyuruhnya tidur sebelum pukul sepuluh. Ibu tidak membolehkannya pergi jauh. Ibu memilih meninggalkan ayah. Ibu membuat keluarga kecilnya berantakan.

.

.

.

Diumur tiga belas, ibu membawa dua orang ke rumah, dua sosok yang paling Tobio tidak suka.

Ayah sudah tidak pernah pulang sejak pertengkaran hebat setahun lalu. Tobio waktu itu hanya bersembunyi dibalik tembok menyaksikan kedua orang tuanya saling teriak satu sama lain. Ibu menampar ayah, malam itu menjadi malam paling panjang bagi Tobio.

Ayah pergi dengan kemeja kerjanya ya berantakan, ia tidak pernah kembali untuk mengganti bajunya, ia tidak pernah datang untuk menjemput Tobio. Ayah tidak pernah.

.

.

.


Kepalanya seperti jeruk, begitu yang Tobio pikir saat seorang anak seumuran dikenalkan ibu padanya pada siang berhujan hari Minggu. Di gandeng seorang pria yang memakai setelan putih seperti seorang dokter, dan bocah itu menatap Tobio dengan tatapan berbinar.

Anak yang bernama Shoyo itu terlihat kampungan, dan Tobio selalu benci apapun yang ibu bawa padanya. Hal yang ibu bawa dan ibu ambil selalu sesuatu yang Tobio tak suka. Termasuk anak pendek ini, dan seorang pria tua yang harusnya dipanggil ayah.

Tobio tak suka.

"Aku Shoyo. Hinata Shoyo! Ayo kita berteman baik." Bocah itu tersenyum lima jari, ia memberi kehangatan luar biasa dari senyum itu, terlalu berlimpah, Hinata Shoyo seperti seorang anak yang tak pernah murung dalam hidupnya, memaksa masuk pada semesta kecil Tobio. Ia penuh cinta. Ia mengulurkan tangan kearah Tobio untuk menyalaminya--untuk membantunya kembali seceria dulu.

Tobio tak suka.

"Tobio, mulai sekarang dia akan jadi kakakmu, ya." Ibu mengatakan sambil mengelus kepala bocah bersurai hitam itu.

"Halo, Tobio! Mohon bantuannya." ia mengatakan itu dengan senyum berlimpah.

Di penghujung tiga belas tahunnya, Tobio sadar ada yang bisa lebih ia benci dari ibunya. Perasaan sok ikut campur disemua hal, dan selalu memberisiki hari-hari sunyinya yang jadi tambah menyebalkan.

HALUKYUU! Where stories live. Discover now