(Miya Osamu) UJUNGNYA

1.3K 143 20
                                    

Ini adalah kisah jatuh cinta pada orang yang sama, berkali-kali.

Pernah menyukai salah satu sahabat? Apa pernah menyukai sahabat lalu patah hati? Lalu kembali menjadi baik-baik saja?

Kalau beranggapan ini kisah cinta manis dan malu-malu seperti kebanyakan orang, atau kisah cinta yang di pendam dan sahabat kita terkejut waktu kita bilang menyukainya,  maaf itu salah.

Ini adalah kisah persahabatan yang sudah terjalin tahunan, sejak mereka bertemu di SMA, hingga mereka bekerja dan salah satunya membuka kedai Onigiri sederhana di ujung kota. 

***

Osamu bilang ia akan duluan ke restoran ayam cepat saji kesukaanmu sepulangnya ia dari kota sebelah setelah mengikuti seminar. Kamu sebenarnya ada meeting di salah satu cafe dekat stasiun, tapi kamu menolak ketika dia menawarkan datang menjemputmu. Kamu langsung menyuruhnya turun dari kereta dan ke restoran cepat saji itu, dan kalian akan bertemu disana.

Kamu memprediksi akan tiba lebih dulu, tapi saat sampai di pintu toko, Osamu dengan rambut keperakannya sudah mengantri di depan kasir. Barisannya lumayan panjang, di belakang cowok itu ada beberapa food delivery yang mengantri dengan jaket hijau, menyilaukan mata.

Ah, maksudmu yang menyilaukan itu jaket hijau, bukan Osamu.

Kamu merangsek kesampingnya, melewati beberapa onee-chan (mbak-mbak) yang bersunggut marah karena mengira kamu menyerobot antrian. Dia menoleh padamu ketika kamu berdiri menjajarnya, ia tidak terkejut, kamu dengan gaya batu tersenyum padanya. Senyum yang di kaku-kakukan.

“Ngapain lu?” dengan mata sayunya Osamu melirik kearahmu.

Kamu tambahi cengiranmu, “Nemenin lu lah, ngapain lagi?”

“Ngantri apa dua-dua?! Sudah lu cari tempat duduk sana!” Osamu dengan sok mendorongmu yang jadi tontonan onee-chan dan onii-chan guujek di belakang. Dengan sedikit meruntuk kamu menurut, meski manyun.

“Iya, iya! Di lantai dua, kan?” 

Osamu memberikan jempolnya dengan tampang mengejek yang super menyebalkan mengiringi kamu menaiki tangga menuju lantai dua. Osamu Miya kalau tidak menyebalkan tidak afdol menjadi keluarga Miya. Cocoknya jadi keluarga ustadz.

Kamu memandang kesekeliling, di lantai dua hampir semua meja penuh, kamu paham betul kalau Osamu paling suka di meja yang outdoor, sayangnya sudah terisi. Jadi kamu memutuskan untuk mengambil duduk di dekat wastafel cuci tangan—tempat yang banyak di lewati orang.

Kamu duduk disana. Sensasi baru karena meski selama ini sering mengunjungi rumah makan cepat saji ini bersama Osamu, baru kali ini duduk di dalam ruangan, ah aneh rasanya.

“Pesanan datang!” Osamu membawa nampan berisi makanan kalian berdua. “Eh, disini?” setelahnya pemuda itu berkomentar akan pilihan tempat dudukmu.

“Di luar penuh, sudah deh gausah banyak protes!” 

Osamu mengangguk, lalu menaruh makanan di meja, dua ayam yang di baluri saus kecokelatan yang pedas, dua keju leleh, dua minuman manis rasa stroberi, dan tiga nasi. “Dua-duanya level tiga. Mampus lu harus habisin, nggak mau tahu.” Lelaki itu tertawa jahat setelahnya.

HALUKYUU! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang