(Daichi Sawamura - Michimiya Yui) DALAM DIAM

1.8K 132 39
                                    


Disclaimer : Haikyuu tentu saja punya Haruichi Furudate-sensei, saya cuma pinjam Daichi dan Michimiya sebentar untuk dibuat tidak bersatu dulu. Eak.

_______

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_______

Kamu berlarian melewati pintu.

Bahkan kamu medobraknya ketika dosen sedan menerangkan tentang unsur kimia dalam atom, meski tampak tak peduli, kamu melengos masuk kekelasnya sambil sekali menundukan kepala pada pak dosen yang kacamatanya kedodoran itu. Sebentar kamu mengedarkan pandang, mencari sisa-sisa tempat yang masih kosong untuk kamu huni selama tiga jam kedepan. Oh ayolah, ini mata kuliah wajib empat SKS. Kamu harus jadi gadis penurut barang sebentar.

Bersinar. Pandangmu menatapnya yang sedang serius dengan catatannya, entah apa. Dan yang paling penting, disebelahnya ada meja kosong. Seperti disiapkan, seperti memang buatmu, seperti ia menyisakan tempat itu hanya untukmu yang belum datang-tidak salahkan berpikiran seperti itu?

Kamu melangkah pasti, gantungan monyet di tas belakangmu bahkan bergoyang-goyang, bergembira menyambut si empunya yang terlihat sangat bersuka cita didepannya.

"Baru datang? Kemana aja, Michimiya?" dia menyapamu terlebih dulu setelah kau benar-benar duduk disebelahnya. Disebelah anak laki-laki yang sekali lagi mengacak rambutnya, mungkin materi kali ini sulit dipahami olehnya. Temanmu dari jaman masih melewati masa puber SMP, rekan sesama kapten voli sepanjang sekolah menengah. Ya, dia.

Kamu tertawa, meski samar bahagiamu amat ketara jika dia bisa menyadarinya, "Selesai ngumpulin tugas dari dosen sebelumnya. Gila rame banget antrian mahasiswa lain, sampai ku kira pas selesai udah wisuda aja."

Anak laki-laki yang ikut terkekeh itu namanya Sawamura Daichi. Yang kamu perhatikan setiap kelas Kimia murni dan beberapa mata kuliah lain yang mempertemukanmu dengannya lagi, tak banyak, hanya tiga hati dalam seminggu, kamu bisa leluasa menatapnya, bergurau, mengobrol, bahkan membahas soal dengannya. Sebenarnya karena teman lama, kamu bisa memanggilnya kapan saja, tapi bukannya itu terlalu ketara?

Dia terfokus lagi pada dosen, kamu tahu betul dia tak banyak bicara jika sedang belajar. Ia serius, matang, dan dewasa. Terlalu baik jika harus diukur dalam logika-logika, makanya kamu menyukainya.

Ya, kamu menyukainya.

Dengan sangat. Dengan diam. Dengan rahasia. Dengan rapih. Dengan harapan yang tak kamu sadari tumbuh begitu saja ada kala rambutnya yang menjuntai kebawah kala ia terlalu menunduk waktu mencatat dibuku tulisnya.

Kamu menyukainya sejak lama. Saat ia selalu memberimu petuah bijak ketika kamu hampir menyerah sepanjang beratnya kehidupan klub voli di sekolah menengah.

Kamu tersenyum. Diam-diam lagi, kali ini kamu bersyukur dalam hati. 'Terima kasih Tuhan. Aku tak butuh apa-apa lagi. Aku tak mau serakah lagi.' Doamu, dalam sunyi.

HALUKYUU! Where stories live. Discover now