🔞(Ushijima Wakatoshi) - Meninggalkan Malam

3.7K 131 15
                                    

Special request amourose
_

______________

Aku melihat keatas, kelangit-langit.

Udara dingin malam menyelimuti oksigen disekitaranku, tapi sisa-sisa hangat tubuhnya masih membakar, meninggalkan jejak-jejak di sisa sprei yang berantakan.

Kami tertutup selimut tanpa mengenakan apa-apa.

"Apa tidak bisa tetap?" aku yang pertama memecah keheningan temaram malam, mengajak bicara salah satu adam yang terdiam disudut satunya.

Ushijima Wakatoshi, mengeluarkan suara lurusnya, "Tidak."

Aku tertawa. Kebahagiaan dan sakit yang membuncah beberapa saat lalu masih terasa disudut-sudut diriku, getir.

Sekolah-khususnya klub-melarang atletnya berpacaran, apalagi untuk altit voli berbakat sekaliber Ushujima Wakatoshi. Namanya sudah harum se-prefektur dan bahkan nasional. Siapa yang tidak mengenalnya?

"Aku tau." Ujarku memaklumi, tentu saja setelah tawaku selesai. Tawa getir.

Ushijima melirik kearahku, dalam cahaya seremang ini, tatapan matanya masih mampu menghipnotisku. Tetap. Masih. "Kau sedih?"

"Aku hanya penasaran."

"Penasaran apa?"

Aku berguling menghadapnya, menatap ushijima yang bertelanjang dada dengan selimut diatas perut-menutupi bagian tubuhnya yang lain, "Apa Ushijima-san menyukaiku?"

Ia diam.

Setelahnya Ushijima mengusap kepalaku perlahan, "Apa menurutmu tidak?"

"Hanya memastikan." Aku tersenyum perlahan, menyentuh tangannya yang masih diatas kepalaku.

"Tentu saja aku menyukaimu." Ushijima mengaku, ia jarang mengatakan ini, sehingga membuatku sering ragu, "sangat."

"Kalau begitu jangan. Tetap disini."

Ia mengecup keningku, "Tidak bisa."

Ya, tentu saja. Aku sekedar apa disbanding mimpinya? Dibanding voli? Dibanding peraturan sekolah sialan? Aku sekedar apa?

"Hanya itu yang ingin kukatakan, 'jangan pergi'."

"Kalau begitu aku akan meninggalkan ruangan ini setelah kau terlelap, seperti biasa."

Dan ketika aku bangun dari malam temaram, ini hanya mimpi yang harus segera ku telan. Padahal jelas-jelas ini nyata. Ushijima dan aku adalah nyata. Bukan ilusi. Di siang hari yang terang, disudut-sudut sekolah, aku hanya bisa berlalu melewatinya sepeti orang yang saling tidak mengenal.

Aku benci sekolah ini.

Aku benci shiratorizawa.

"Tinggalkan aku ketika aku tau kau sudah meninggalkanku."

Ia diam. Aku juga.

Ia lalu bergegas memakai celana, berpakaian. Tanpa melihat kearahku. Aku pura-pura tak mengetahuinya. Kuputuskan ia sudah benar-benar pergi ketika suara pintu terbuka pelan sekali, dan kemudian tertutup.

Aku disini, merasakan sisa-sisa ushijima.

Dan sayangnya, kami masih belum bisa bersama.

***


HALUKYUU! Where stories live. Discover now