(Sugawara Koushi) - HIMAWARI

1.8K 154 22
                                    

Kamu percaya keindahan bunga matahari ketika matahari akan pergi?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Kamu percaya keindahan bunga matahari ketika matahari akan pergi?

Ia selalu pasrah indahnya dicuri pergi, bunga matahari hanya pasrah menatap matahari dijemput malam, kamu tau kan, bunga matahari hanya sanggup kearah mentari berada tanpa pernah sanggup menghentikannya?

Hari ini festival kembang api tahunan kembali dirayakan, meski masih sore, orang-orang sudah begitu antusias dan beramai-ramai menuju pusat pemerintahan, tempat kembang api itu yang nantinya akan diluncurkan.

Kamu berbeda, kamu malah berdiam di kursi belakang penumpang, memperhatikan punggung laki-laki yang mengemudi motor tuanya menyusuri tanjakan landai ujung bukit tempat ia dan kamu dulu sering menghabiskan waktu sepulang sekolah. Sebelum-sebelumnya kamu dan ia selalu mengendarai sepeda kesini, sehingga kadang kalian terlalu letih melewati tanjakan ini. Matahari sebagai petunjuknya, namun kala itu lelah tidak begitu berarti jika harus dibayar dengan tawa suka cita bersama teman-teman.

Ia menghentikan motornya itu, tepat di tepi jalan depan bukit, hadapannya terhampar bunga matahari yang mekar dan berdiri kokoh menghadap matahari sore. Dan ada sisa-sisa kenangan yang mungkin sudah menguap dan tertiup angin, entah dibawa kemana larinya.

"Sudah sampai." Ia mengingatkanmu, dan menyampirkan helm yang berbentuk seperti kumbang, kamu tak terlalu dapat menatap wajahnya yang sudah mendewasa, terik mentari sore mengaburkan pandanganmu tentang rupa nya. Dan ia mulai beranjak, duduk disalah satu kursi panjang yang terbuat dari kayu pohon yang dibuat sekadarnya, kamu mengikutinya, duduk disampingnya, namu tak terlalu dekat, di pembatas jalan yang kendaraan pun mulai menyepi-tapi tidak benar-benar mati.

"Gimana kabarmu?" tanyanya, sambil memberimu sekaleng minuman yang tadi sempat ia beli di minimarket, ia masih anak lelaki penyuka camilan, masih Sugawara Koushi, masih si lelaki cengeng keibuan ituーDan sampai kapanpun akan selalu seperti dia.

"Baik. Kamu sendiri gimana?"

Ia terseyum setengah dengan bibir diangkat ala kadarnya, "Kan tau sendiri, nggak perlu diceritain juga."

Kamu tak butuh penjelasan, tentu saja. Kamu bertanya hanya agar supaya ia bisa menjawab sendiri dengan geriknya. Dan dengan wajah terseyumnya yang berat itu, kamu selalu tahu.

"Disini udah banyak berubah ya." ia berkomentar, lantas meneguk sedikit demi sedikit minuman kaleng yang sudah di buka. Ia sedang menahan rasa sedihnya, ia belum berubah, masih Sugawara yang kamu kenal beberapa tahun kebelakang.

"kamu aja jarang pulang, sejak pergi ke Tokyo kuliah disana, cari kerja disana, aku kira kamu udah lupa Miyagi." Kamu mengerutkan bibir, tanda marah. Meski tentu saja cuma pura-pura.

"Hahahaha," ia tertawa, meletakan tangan diatas kepalamu lantas mengacak rambutmu pelan, memperlakukanmu seperti anak kecil, "aku kan nggak lupa sama kamu, masih sering kasih kabar."

Itu memang benar. Tapi tentu saja lima tahun tanpa dia selepas lulus sekolah menengah atas ketika semua orang bersedih Karasuno gagal di semi final kejuaraan nasional, Sugawara malah pergi dan kamu benar-benar ditinggalkan begitu sajaーitu rasanya tidak terlalu baik.

HALUKYUU! Where stories live. Discover now