(Hinata Shoyo) - Jeruk

1.4K 166 12
                                    

Hinata selalu saja penasaran apa yang ada di benak pacarnya. Ia pendiam dan suka membaca buku. Cantik pula. Rambutnya lurus jatuh sepunggung berponi, matanya memiliki iris pucat. Dan hebatnya, pacarnya itu memiliki nama kecil Hinata. Kamu membayangkan Hyuuga Hinata dari serial Naruto? Ya anggap saja ini dia.

Hinata Shoyo menghampiri si gadis yang asik membaca di sudut ruang kelas, seperti serius, "Sedang memikirkan apa?"

"Jeruk." Ia menjawab singkat.

Hinata mengangguk, "Ah, aku jadi ingat."

"Ingat apa?" Si gadis mengalihkan perhatian dari bukunya.

"Permainan menyamakan orang dengan jeruk." Lelaki voli itu bersemangat sekali, pengucapannya seakan ia habis menemukan sebuah formula hebat pengusir virus zombie.

Si gadis menaikan alis, "Permainan macam apa itu?"

"Ih, rame tau di Twitter tuh, misal anak Karasuno as jeruk, terus jadi thread!"

"Oh jadi kami tuh anak Twitter, Hinata?"

"Enggggg... Bukan sih. Hehe." Hinata nyengir kuda.

"Ya udah yuk." Gadis itu menutup bukunya.

Bingung Hinata, "Yuk apa?"

"Main." Gadis itu memasang ekspresi biasa, "Kalau kapten sawamura jadi jeruk, dia mungkin cocok jadi jeruk manis."

"Oh kayak jeruk Pontianak gitu?" Tebak Hinata, sotoy.

"Nah!" Si gadis menjentikkan jarinya. Untung dia bukan Thanos. Kalau iya, habis populasi kita.

"Ya udah berarti sawamura Daichi senpai adalah jeruk Pontianak." Hinata setuju.

"Kalau Suga-senpai?"

"Jeruk Supernova tau nggak?" Tanya Hinata.

"Supernova yang di luar angkasa itu?"

"Bukan!" Hinata menggeleng, "jeruk yang kecil-kecil tapi manis banget itu loh. Yang suka di keluarkan pas Imlek!"

"Aaaaa~" si gadis mengangguk-angguk ingat, "aku suka tuh."

"Sekarang Noya-san." Hinata mulai menghitung senpainya, "kalau dia jadi jeruk cocoknya jeruk apa?"

"Berarti jeruk yang segar ya?"

"Ya harus jeruk segar."

"Lemon?"

"Lemon?"

"Ya, lemon menyegarkan, kan? Kita suka jus lemon supaya mengembalikan kesegaran. Persis seperti melihat Noya senpai."

"Ah iya," Hinata setuju, kemudian dengan mata memincing ia menirukan suara senpainya, "ROLLING..."

"TUNDERRRR~" si gadis mengikuti gaya Hinata lalu melanjutkan kalimat pamungkas senpai nya itu.

Hinata dan gadisnya mengangguk, lalu bersama-sama mengucapkan, "selamat hari raya idulfitri mohon maaf lahir dan batin."

BUKAN ANJERRRR!

ulang, ulang.

ULANGI TOLONGGGG!

Hinata dan gadisnya mengangguk, lalu bersama-sama mengucapkan, "AGAIN~~!!!"

Mereka tertawa kemudian, padahal lucunya dimana. Anggap aja tadi lagi melawak. Tapi garing.

"Kalo Tanaka-senpai?"

"Harus segar juga." Komentar Hinata.

"Bagaimana kalau jeruk nipis?"

"Oke." Hinata menggangguk, "Tanaka senpai adalah jeruk nipis."

"Kalau Kageyama bagaimana?" Si gadis bertanya pada Hinata.

"HA? DIA?"

si gadis menggangguk.

"DIA BUKAN JERUK! DIA DURIAN!"

Si gadis memasang tampang bingung.

"POKOKNYA DIA JERUK YANG MENYEBALKAN SEKALI!"

"Oh." Si gadis menggangguk paham, "bagaimana dengan jeruk limo?"

"Hah? Kenapa jeruk itu? Jeruk limo?"

"Itu jeruk untuk campuran membuat sambal."

"Ah betul. Kageyama adalah jeruk limo!"

Si gadis tersenyum melihat tingkah Hinata.

"Bagaimana denganku?" Tunjuk Hinata ke dirinya sendiri.

"Kamu?"

"Iya, aku jeruk apa."

"Kamu memang jeruk."

"Maksudnya?"

"Kamu kan memang jeruk, makanya saat kamu tanya aku memikirkan apa, kujawab memikirkan jeruk?"

"E-ehh..."

Si gadis tersenyum, "Artinya aku memikirkanmu."

***

Note : selamat ulang tahun, Hinata!

***

"Kamu jeruk mandarin."

"AAAAAAAAA~ AKU MALU!"

Hinata sudah ngibrit keluar kelas, menyisakan gadisnya yang sedang bergumam, "Lha, Tsukishima sama Yamaguchi belum kan. Huhu."

HALUKYUU! Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum