(Kita Shunsuke) aku sayang kamu

1.4K 193 47
                                    

Hal yang paling aku benci adalah kesunyian.

Maka jangan kaget ketika pacarku yang sedang belajar Kimia di depanku dan sangat serius dengan berbagai tabel periodik menyebalkan itu mulai mengacuhkanku.

Bukan bagaimana, aku juga tidak bodoh dalam pelajaran, kimia ku bagus, tapi saat kamu di acuhkan di saat-saat romantis seperti ini... Ketika sinar mentari sore masuk lewat celah jendela, angin meniup gorden putih di ujung kelas...

Hiiiii serem, kirain kuntilanak terbang.

Nggak! Nggak gitu, nggak.

"Shinsuke," aku memanggil namanya, memain-mainkan pulpen yang ada di tanganku.

"Hmmm?" Pacarku itu hanya berdehem untuk menjawabku. Tidak asik. Kita Shinsuke memang tidak asik.

"Belajarnya nanti lagi yuk, kita selfie dulu yuk."

Shinsuke melihat kearahku sekilas, dengan rambut silver yang poninya nyaris menutupi mata, ia kembali berfokus pada buku-bukunya. Lagi. Lagi. Dan lagi.

"Kamu aja. Aku nggak." Seperti dugaan. Hah, aku sudah bilang kan dia orangnya nggak asik?

"Kalau main ludo?"

"Nggak."

"Update story yang di kepalanya ada bacaan itu?"

"Nggak."

"Bikin konten tiktok apa nggak yutup?"

Apalagi itu. Dia pasti menolaknya. Pasti.

Dan shinsuke terdiam. Menganggapku tak ada. Bagus. Bagus sekali.

"Yaudah deh hhaahaha." Aku paksakan tertawa. Aku membereskan buku-buku, memasukannya dalam tas. Lagi pula, ngapain sih aku disini? Aku sudah paham betul bab ini, kenapa aku memilih mengulangnya dan duduk disini seperti orang bodoh? Ya, aku disini karena ingin berlama-lama dengan pacarku.

Terdengar menyedihkan dan bodoh, kan?

"Aku pulang ya, Shinsuke. Aku lupa beli makanan kucing, mau mampir ke toserba dulu."

Aku melangkah.

Bah, pacar apanya? Menoleh padaku pin tidak.

Sudah ah. Bete. Besok-besok minta putus saja. Sudah pengertian dari kelas 1, pas jadian juga musti sabar karena tiap hari latihan voli, waktu libur latihan malah buat belajar kimia dan berakhir di kacangin.

Sudah, ah. Aku memang menyedihkan.

Tiba-tiba di pintu kelas, saat aku hendak melangkah keluar, entah bagai mana caranya, Shinsuke sudah berada disana, menghadapku sambil merentangkan tangan. Dalam sekejab, aku yang berjalan saja masuk dalam pelukannya. Ia memelukku dalam sekali.

Aku malu. Tapi senang. "Ngapainsih?"

Dalam peluk itu aku menggembungkan mulut. Sengaja. Aku bete beneran ini.

"Aku kan ngga pandai ngomong." Kata Shinsuke, suaranya berat. Berwibawa sekali sih kapten voli sekolahku.

"Udah tau." Sahutku dalam peluk itu.

"Ini cara aku ngasih tau kalau aku sayang kamu."

Deg.

Suara debaran jantungku kayaknya pecah. Dagidagidug gitu. Nggak beres.

Aku sayang kamu versi Kita Shunsuke adalah kalimat cinta paling mutakhir, kalimat yang artinya segalanya. Karena dia tidak akan berbicara kata kata demikian. Kita bukan orang romantis. Sama sekali. Dan mendengarnya bicara seperti itu sambil memelukku, agak canggung.

Aku sayang kamu, bagi Kita Shinsuke, dan bagi kita--aku dan dia--adalah 'segalanya'.

Ia melepas pelukku. Lalu menatapku.

"Aku sayang kamu."

Diulang lagi kalimatnya. Sambil senyum pula.

Sialan. Curang sekali cowok ini.

HALUKYUU! Where stories live. Discover now