(Akaashi Keiji) - Bersepeda

1.8K 144 57
                                    

Special request mamikatsu😍

_________

"Hei."

Akaashi Keiji, teman sekelasku dari kelas sepuluh, dengan tidak disangka masih berada di parkiran sepeda, dengan kaos basah sisqa latihan yang belum diganti, dan sinar matahari sore yang menyinarinya dengan cahaya keemasan.

Don't stop Jangan hentikan

My love S'lama-lamanya

Tolong Biarkanku lewat seperti ini

Go to Ke mana-mana

Heaven bila denganmu

Ku ingin terus berlari Cause l'm loving you!🎶


Aku memperlambat jalanku menuju sepedaku yang terparkir di sekitaran Akaashi berdiri, sejujurnya aku sudah menjauhinya dari tiga hari yang lalu. Dikelas, waktu berangkat sekolah, jam istirahat, dimanapun, aku menghindarinya.

Tanpa kujawab, dengan inisiatifnya sendiri Akaashi menjelaskan, "Aku pulang cepat latihannya, pas sampai parkiran, ternyata sepedamu masih ada. Belum pulang." Ia mendekat kearahku satu langkah, "Habis dari mana?"

Tadi tepat sebelum bel pulang sekolah, aku langsung menolak tawarannya pulang bersama seperti biasa. Aku bilang, aku libur kegiatan klub dan akan langsung pulang. Dan aku malah berakhir membaca di perpustakaan.

"membaca."

"Oh," ia menggangguk, akaashi tau betul kebiasaanku membaca di perpustakaan, "yuk pulang."

Aku dan Akaashi mulai mengenal saat masuk kelas X, dan tak disangka lingkungan rumah kami sama. Jadi aku dan akaashi memutuskan untuk berangkat dan pulang sekolah bersama, menaiki sepeda masing-masing. Kami terbiasa menikmati matahari terbit yang muncul di gedung-gedung ketika pagi menjelang, dan menikmati cahaya senja yang terpantul di sungai ketika kami melewatinya-hari-hari terundah yang pernah kulalui dalam kehidupan SMAku yang berharga.

Tanpa menoleh belakang

Ke bagian belakang sepeda

Yang kita naiki berdua

Aku diam-diam berbisik🎶


Aku mendorong sepedaku, membiarkan ia mendorongnya didepanku. Ya, aku dan akaashi memang terbiasa ber jejer disaat-saat seperti ini. Tapi kali ini aku tidak.

Biasanya, kami akan menikmati sore yang indah seperti ini dengan bercengkrama dan bercanda. Ya, kamu tidak salah baca, akaashi memang suka membuat lelucon. Tidak sama seperti yang terlihat ketika ia bermain voli.

Akaashi memang mengaku ia baru memperlihatkan sisi humorisnya ke hanya beberapa orang, dan salah sedikitnya orang itu adalah aku.

Manis bukan?

Akaashi menungguku melewatinya, "Ih di rambutmu ada apa tuh," dan membersihkan sesuatu di kepalaku, menepuknya perlahan, "Daun nyangkut dikepalamu." Ujarnya.

"kamu jalan duluan aja." Kataku padanya, mempersilakan.

Akaashi diam, "Kamu..." ia takut-takut bertanya, "marah ya sama aku?"

Dengan tawa yang kupaksakan, aku menggeleng cepat, "Enggak kok. Kok mikirnya gitu?"

"Syukurlah." Akaashi menghela napas, setelahnya teralihkan lagi padaku dan mengacak rambutku pelan-sekali lagi, "Kalau ada apa-apa, cerita ya."

HALUKYUU! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang