29

166 41 3
                                    

Malam sebelum pengakuan Yoojung pada Jungkook.

Yoojung tengah belajar di dalam kamarnya ketika ia mendengar keributan di lantai satu. Terdengar suara ayah dan Taehyung berteriak marah satu-sama lain. Karena Yoojung merasa bahwa pertengkaran tersebut tak kunjung reda dan semakin memanas, gadis itu memutuskan untuk keluar kamar dan turun menghampiri mereka.

Ia menemukan mama tengah berdiri panik menenangkan Taehyung. Sementara ayah berdiri tak jauh dari mama memasang ekspresi marah dan menantang. "APA YANG BISA KAU LAKUKAN DENGAN PISAU ITU?!"

Taehyung mengeraskan rahangnya. Ia baru saja menyambar pisau buah di atas meja dan menodongkannya kepada ayah. Para pembantu rumah tangga terlihat cemas di sudut ruangan, namun tidak ada yang berani melakukan apapun seperti menelpon polisi sebelum Nyonya dan Tuan mereka memberikan perintah. Kejadian seperti ini bisa berdampak besar pada keluarga yang begitu berpengaruh sebagai tokoh publik di Korea.

"SUDAH KUBILANG AKU TAK MELAKUKANNYA!" Taehyung mengibas-ngibaskan tangannya yang memegang pisau. Terlihat sedikit gemetar entah karena perasaan takut atau karena emosi yang tak terkendali.

"ANAK KURANG AJAR! BERANI-BERANINYA KAU MENODONGKAN PISAU KE ORANG TUAMU?!" 

"KENAPA AYAH MEMBAYAR POLISI UNTUK MENUTUPI KASUS ITU SEOLAH AKU YANG MELAKUKANNYA?! APAKAH AYAH TAK MEMPERCAYAIKU?"

Ayah terkekeh acuh, "ayah tak peduli kau melakukannya atau tidak. Selama itu terlihat membahayakan karir ayah, ayah akan melakukan apapun untuk menutupinya. Lagipula kau tak pernah melalukan hal becus apapun dan terus membuat masalah. Tak ada yang perlu dibicarakan lagi."

Taehyung menggenggam semakin erat pisau di tangannya. Mama meraih lengan ayah untuk menenangkannya dan berbisik untuk tidak memprovokasi Taehyung. Lantas, menyentakkan pegangan istrinya dengan kasar, Tuan Kim pergi meninggalkan ruang tengah dengan kesal. Ia berhenti sejenak dan menatap sinis Taehyung.

"Jangan bertindak bodoh. Sebaiknya kau tidak mengacau saat pertunanganmu nanti. Ayah sudah mengaturnya, jadi setelah bertunangan ayah ingin kau segera fokus untuk belajar meneruskan perusahaan ayah." Kemudian matanya beralih menatap Yoojung yang berdiri di anak tangga terakhir. "Berhenti ikut campur masalah adikmu. Ayah yang akan mengurusnya."

Taehyung menggigit bibirnya keras hingga terluka. Yoojung yang menyadari emosi Taehyung yang tak terkendali menyadari apa yang akan kakaknya itu lakukan. Taehyung berlari cepat ke arah ayah dengan pisau yang di arahkan untuk menusuknya. Mama memekik ketakutan dan para pembantu rumah tangga dengan segera berlari untuk menghentikan Taehyung.

Namun mereka kalah cepat. Hanya Yoojung yang memang berdiri tak jauh dari ayah segera berlari untuk menghadangi Taehyung. Yoojung dan Taehyung bertubrukan dan membuat Yoojung jatuh tersungkur sementara ayah segera menarik lengan Taehyung dengan amarah dan menampar pipi Taehyung dengan keras. Sontak pisau dalam genggam Taehyung terlepas dan ia segera memegang pipinya yang terasa panas dan perih.

Mama terkejut bukan main, namun ia bernafas lega sebab kejadian yang tak diinginkannya urung terjadi. Kemudian untuk menghindari situasi yang semakin memanas, mama segera menyeret pergi Taehyung untuk kembali ke kamarnya. Tuan Kim menatap para pembantu rumah tangga dengan marah seolah menyuruh mereka untuk segera pergi.

Yoojung yang masih terduduk akibat bertubrukan dengan Taehyung tadi kini menjadi sasaran emosi ayah. Ayah dengan kasar menarik rambut Yoojung dan menyeretnya ke ruang kerjanya. Yoojung mengerang kesakitan dan berusaha melepas jambakan rambut ayahnya.

"Ayah maafkan aku.. kumohon.."

Kemudian dengan dorongan keras, ayah melempar Yoojung ke sudut ruang kerjanya. Kemudian ia mengunci pintu ruang kerjanya dan segera mengambil tongkat bisbol yang berada di samping lemari bukunya. Yoojung duduk meringkuk ketakutan di sudut ruangan sembari memegang perut kiri bagian bawahnya yang terluka sebab sayatan pisau yang tak sengaja ia dapatkan sebab menahan Taehyung tadi.

Ayah melonggarkan dasinya dan menatap Yoojung dingin. "Kau tahu, kan, ini hukumanmu. Jangan merengek."

"Ayah maafkan aku.. hiks.. hiks.."

"Gara-gara kau putraku sekarang sering melawanku."

***

Yoojung terdiam menatap Jungkook yang melihatnya dengan khawatir. Mendengar cerita gadis itu, Jungkook mati-matian menjaga ekspresi wajahnya. Jelas sekali bahwa apa yang sudah dialami Yoojung sangatlah kelewatan. Ia tak pernah mengira bahwa gadis itu tinggal di keluarga yang seperti itu.

Meskipun ia lega bahwa Yoojung telah terbuka dengannya, fakta baru yang didapatkannya membuat tekad Jungkook semakin kuat untuk menghancurkan keluarga Taehyung. Pria bermarga Jeon itu sesaat terhanyut dalam emosi amarahnya.

Namun mendadak Yoojung menjatuhkan kepalanya ke pundak Jungkook. Gadis itu mendadak merasa pusing, lemas, dan mual. Jungkook menyadari wajah pucat Yoojung dan memeriksa kening gadis itu.

"Astaga, kau panas sekali."

Gadis itu mengerjap. Sepertinya ini gara-gara ayah mengurungnya di dalam gudang semalam. Selepas ayah memukulinya semalam, ayah mengurungnya di dalam gudang yang terletak terpisah dengan rumah mereka. Tentu saja gudang itu sangat gelap dan dingin. Ayah bahkan tak membiarkannya sarapan pagi tadi. Mungkin itu sebabnya sakitnya semakin parah.

Namun daripada memikirkan rasa sakitnya, ia lebih mengkhawatirkan Taehyung. Sejak semalam ia sama sekali belum bertemu dengan Taehyung. Bahkan kakaknya itu tak ada di kamarnya pagi tadi. Biasanya Taehyung selalu menyambutnya di pagi hari, namun mungkin sebab kejadian semalam, Taehyung pergi entah kemana untuk menenangkan diri.

Jungkook berdiri dari duduknya dan segera menyambar kunci mobilnya. "Bapak akan pergi membeli obat dulu. Kau bisa tidur di kamar Bapak untuk beristirahat."

***

Jungkook membayarkan sejumlah uang dan mengambil bungkusan obat yang ia beli. Begitu ia keluar dari apotek, ia melihat di seberang jalan Taehyung sedang berbincang dengan seseorang yang mengenakan pakaian serba hitam dan wajah ditutupi oleh masker. Lantas mengingat kondisi Yoojung di rumahnya, Jungkook tidak bisa menahan diri untuk menghampiri Taehyung dan memberikannya sebuah pukulan di wajah.

"APA-APAAN INI?!" Taehyung menatap marah Jungkook.

Tentu saja, bagi Taehyung, Jungkook adalah orang asing yang baru pertama kali ia temui. Ia kemudian menyuruh lelaki berbaju hitam itu meninggalkannya dengan Jungkook. "Taehyung-ssi, seperti ada banyak hal yang ingin kubicarakan denganmu."

Taehyung menyipitkan matanya. Laki-laki ini tahu namanya? Siapa dia?

"Aku sibuk." ucap Taehyung kemudian melangkah meninggalkan Jungkook. Namun dengan kasar Jungkook meraih kerah Taehyung dan menatapnya dengan marah.

"Seberapa sibuk dirimu hingga membiarkan adikmu terluka begitu parah?"

Adik?

"Yoojung? Tunggu dulu.." Taehyung terdiam sejenak. "Ah! Kau guru itu?"



To be continued.

Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang