32

160 41 1
                                    

!TRIGGER WARNING!
KEKERASAN, PERCOBAAN BUNUH DIRI

!!!

Yoojung menunduk pamit pada Jungkook. Ia berkata bahwa ia sudah merasa lebih baik dan ia harus segera pulang ke rumah karena tak ingin membuat khawatir ke dua orang tuanya. Pernyataan kedua adalah kebohongan karena jelas kedua orang tuanya tidak akan pernah mengkhawatirkannya. Gadis itu justru mengkhawatirkan bagaimana ia harus menghadapi amarah kedua orang tuanya.

Jungkook sudah berusaha untuk menaham Yoojung bahwa tidak masalah bagi gadis itu untuk menginap lebih lama, namun Yoojung benar-benar menolak dengan tegas. Ia merasa tidak enak harus terus merepotkan Jungkook. Sebagai akhir dari usahanya, Jungkook akhirnya menawarkan untuk mengantar Yoojung pulang ke rumah.

Yoojung membungkuk berterimakasih atas tumpangan Jungkook. Gurunya itu melambaikan tangan dari dalam mobil dan berpesan bahwa untuk segera menghubunginya jika terjadi sesuatu. Mengangguk paham dan tersenyum seolah berkata bahwa ia baik-baik saja untuk meredam kecemasan yang terpancar dari ekspresi Jungkook, Yoojung kemudian masuk ke dalam rumah.

Ia menarik nafas dan berharap semoga ayah dan mama tidak berada di rumah. Namun, tentu saja yang ia harapkan tidak terjadi. Justru saat ini kedua orang tuanya sedang dalam kondisi yang buruk selepas kepergian Taehyung yang meninggalkan makan malam mereka. Taehyung sudah meninggalkan rumah 30 menit yang lalu sebelum kedatangan Yoojung.

Begitu ia masuk ke dalam rumah, mama tampak terburu-buru naik ke lantai dua. Menemukan Yoojung yang baru saja datang, membuat wanita mendecakkan lidah. Ia sudah cukup kesal dengan apa yang terjadi saat makan malam tadi, terlebih perdebatannya dengan suaminya selepas Taehyung pergi. Suaminya itu terus menyalahkannya karena gagal mendidik Taehyung. 

Melihat Yoojung datang membuat perasaannya semakin memburuk. Baginya, Yoojung adalah alasan mengapa Taehyung membangkang seperti itu. Wanita itu menatap tajam Yoojung memberikan tatapan tak senang. Sejurus kemudian ia berkata dengan nada ketus, "pergi ke kamarmu sekarang juga. Aku harus memberimu pelajaran."

Mungkin Yoojung tak pernah mengatakan, namun mama sesekali menghukumnya secara fisik. Itu terjadi jika suasana hatinya sedang benar-benar buruk, dan Yoojung menduga pasti sesuatu telah terjadi selama kepergiannya.

Gadis itu mengekori mama dan masuk ke dalam kamarnya. Begitu ia masuk, mama menutup pintu kamar. Mama berjalan menuju meja belajar dan menarik laci paling atas. Tangannya terjulur dan mengeluarkan penggaris besi sepanjang 30 cm.

"Berdiri di atas kursi." Perintahnya dengan intonasi dalam dan dingin. Yoojung tentu saja sudah mempersiapkan mental untuk apa yang akan ia alami. Jadi, ia bergerak naik ke atas kursi meja belajarnya dan tanpa dipinta menekuk celana legging nya hingga di atas lutut. Kaki putih pualannya nampak jelas sekali bekas luka-luka pemberian ayahnya. Entah itu luka baru atau luka lama.

Mama tentu tak mempedulikan luka di sekujur kaki Yoojung. Ia meluapkan amarahnya dengan pukulan penggaris besi yang diarahkan pada kaki Yoojung yang penuh luka tersebut. Yoojung meringis kesakitan, sebab luka yang belum sembuh harus menerima pukulan lagi.

Mama memukulnya berkali-kali. Bahkan Yoojung merasa bahwa jika mama tak segera berhenti menghukumnya, ia akan jatuh karena tak kuat menahan sakit dan menopang tubuhnya dengan kaki yang terluka tersebut. Ia sudah berdiri dan menerima hukuman kurang lebih 45 menit.

Mama kemudian berhenti memukulnya setelah ia sedikit puas meluapkan amarahnya. Kaki Yoojung kini benar-benar dalam kondisi yang parah. Akibat pukulan dari penggaris besi tersebut pada luka di kakinya yang memang belum sembuh, kali ini lukanya menjadi lebih parah. Ia bahkan mungkin akan jatuh terduduk seandainya ia tidak takut terhadap mamanya.

Save MeWhere stories live. Discover now