20

626 98 32
                                    

Kakakku menyukaiku.

Kim Taehyung menyukaiku.

Hah, tidak mungkin. Tidak mungkin.

"Ugh!" Yoojung menenggelamkan wajahnya ke atas meja.

Sial. Sial. Sial.

"Kim Yoojung!"

"Eh, iya, Pak?" Yoojung mengangkat kepalanya dengan cepat. Apakah ia menggerutu dengan keras barusan? Melihat seisi kelas yang menatapnya, seperti ia memang melakukannya dengan keras. Jungkook menatapnya sembari menipiskan bibirnya.

"Apakah kau sedang memiliki masalah, Kim Yoojung?"

"Tidak, Pak. Maaf."

Mengutuki dirinya sendiri, Yoojung berusaha untuk tidak menyita atensi kelasnya. Ia harus fokus atau mama akan menemukan kertas ujiannya dengan nilai yang tidak sesuai harapannya kemudian akan mulai memakinya. Membayangkan ia harus berada di kamar bersama mama dengan kertas ujian yang dilemparkan ke wajahnya saja sudah mengerikan.

Ah, tidak-tidak! Aku pasti bisa mendapat nilai sempurna di ujian selanjutnya.

Terus mengutuki diri dengan pikiran kacau, alhasil Yoojung sama sekali tidak mendapatkan konsentrasi yang ia harapkan. Siapa pula yang bisa berkonsentrasi ketika semalam kakaknya sendiri mengakui perasaanya padanya?

Mengingat bagaimana dadanya bergemuruh tak nyaman, ia rasa rumahnya tak lagi aman baginya. Aman dalam artian bahwa ayah dan mama pasti telah semakin benci padanya. Kehadirannya saja sudah membuat kedua orangtuanya muak, apalagi ditambah putra kesayangan mereka menyukai putri menyebalkan mereka.

Ini malapetaka. Pastinya!

Yoojung tebak, mereka pasti sedang membuat rencana untuk memajukan rencana pernikahan Taehyung dengan gadis itu. Entah siapapun gadis itu, malang sekali nasibnya harus menikah dengan Taehyung. Ia harus menikah dengan keluarga yang serakah akan kesempurnaan hidup.

Tapi bagaimana jika gadis itu sama rakusnya seperti ayah dan mama? Haus kekuasaan, bertemperamen buruk, dan juga suka mencari perhatian. Wow, itu akan menjadi kombinasi yang sempurna bersama ayah dan mama untuk bersatu menghancurkannya.

Eh, tapi kan ia masih punya Taehyung! Taehyung tetap akan melindunginya, kan?

God! Memikirkannya saja sudah membuatnya stres. Bagaimana bisa ia berpikir hingga sejauh itu? Masalah bahwa Taehyung menyukainya saja masih membuatnya pusing. Padahal bisa saja malam itu karena terbawa emosi Taehyung asal mengatakannya.

Namun Yoojung tahu jika Taehyung malam itu sungguh-sungguh. Ya. Benar-benar sungguh-sungguh dan itu bukan pertanda baik baginya.

Itulah mengapa, begitu bel pertanda pulang sekolah berbunyi, Taehyung mengirim pesan padanya bahwa sebaiknya hari ini ia pergi menginap di hotel yang telah Taehyung pesankan untuknya. Pasti di rumah seharian tadi sangat kacau.

Ia ingat saat berangkat sekolah saja, ia tidak bisa sarapan karena mama tidak mau memberinya makan dan terus menyuruhnya menyingkir dari hadapannya. Apalagi ayah, ia nyaris harus berangkat sekolah dengan luka baru jika saja Taehyung tidak cepat menyuruhnya pergi dan mulai kembali bertengkar dengan ayah.

Astaga! Pagi hari yang benar-benar kacau.

Melihat kembali isi pesan dari Taehyung, Yoojung menghela nafas untuk ke sekian kalinya. Andai saja ada penghargaan rekor muri menghela nafas terbanyak, Yoojung mungkin bisa mendapatkannya.

"Heh! Babu!" Suara Solbin mendadak membuat moodnya semakin jatuh. Sudah dalam mood yang buruk, makin buruk dengan kedatangan Solbin.

Membalikkan tubuhnya sembari menyingkirkan anak rambut yang menghalangi matanya akibat angin yang berhembus kencang, dihadapannya Solbin tampil dengan gaya rambut baru. Dimana ia memotong rambutnya? Kenapa jelek sekali seperti model tante-tante tahun 90an.

Save MeWhere stories live. Discover now