35

326 50 12
                                    

"Ayah dan mama dimana?" Tanya Yoojung ketika ia dan Taehyung sedang bersiap untuk makan malam. Rasanya aneh sekali suasana di rumah kali ini. Yoojung tidak melihat para pelayan yang biasa ada di rumah.

Sepi. Hanya ada Yoojung dan Taehyung.

"Tidak perlu khawatirkan mereka. Fokuslah pada perawatanmu. Kakak akan menemanimu di rumah hingga kau sembuh."

Yoojung mengangguk. Ia dapat merasakan betapa khawatirnya Taehyung padanya. Bahkan saat menuju ruang makan tadi, Taehyung menggendong Yoojung. Ia berkata bahwa untuk sementara Yoojung harus mengurangi banyak bergerak. Luka di kaki dan telapak kakinya harus benar-benar sembuh hingga ia diizinkan untuk berjalan dengan kedua kakinya.

Taehyung menyiapkap masakan yang ia buat sendiri, sebab bibi yang memasak memang sengaja Taehyung liburkan untuk suatu alasan. Tidak hanya bibi yang bertugas memasak, namun semua pelayan yang mengurus rumah Taehyung, dia liburkan untuk beberapa hari ke depan.

Yoojung yang tak mengetahui hal tersebut bahkan tak memiliki niatan untuk menanyakannya. Sejak ia terbangun dari tidurnya, apapun yang ia tanyakan kepada Taehyung mengenai perihal ayah dan mama, tak satupun pria itu jawab dengan jelas. Kakaknya itu hanya menyuruhnya untuk tak khawatir dan fokus pada penyembuhannya.

Selesai makan malam, Yoojung dibawa kembali ke kamar Taehyung. Pria itu membantu Yoojung untuk mencuci muka dan menggosok gigi. Setelah itu ia membaringkan Yoojung ke ranjangnya dan memakaikan selimut kepadanya. Taehyung benar-benar tak membiarkan Yoojung melakukan segala hal sendirian.

"Tidurlah. Kakak harus pergi untuk mengurus beberapa hal. Jangan pergi kemanapun tanpaku. Telpon aku jika kau butuh sesuatu. Kakak akan segera datang untukmu." Pesan Taehyung sebelum meninggalkan kamar.

Hanya mengangguk kecil, Yoojung rasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Taehyung. Taehyung terlalu banyak menghindari pertanyaan darinya. Kakaknya juga overprotektif daripada biasanya.

Setelah Taehyung pergi, Yoojung hanya berbaring melamun di atas ranjang. Kedua kakinya yang diperban dari mata kaki hingga menutupi telapak kakinya terasa sedikit berdenyut perih. Efek penghilang rasa sakit agaknya mulai menghilang.

Gadis itu mencoba untuk tidur, namun beberapa kali mencoba menghitung domba pun ia sama sekali tak kunjung tidur. Suara detik jarum jam mulai terdengar membosankan di telinganya. Ia beberapa kali memeriksa hp nya, namun apa yang ia harapkan tidak terjadi. Tak ada satu pun pesan dari Jungkook.

Apakah gurunya itu tidak khawatir kepadanya?

Menghela nafas bosan, Yoojung memutuskan untuk keluar dari kamar untuk menuju kembali ke kamarnya. Ia tak memiliki satu barang pun di kamar Taehyung,  sehingga ia harus kembali ke kamarnya untuk mengambil beberapa bolpoin warna dan buku diari.

Namun ketika hendak keluar kamar, ketika ia mencoba memutar kenop pintu, ia mendapati bahwa pintu kamar ini dikunci. Taehyung telah menguncinya dari luar. Yoojubg mengerutkan keningnya dan mencoba lebih keras namun sia-sia. Ia semakin yakin bahwa Taehyung menguncinya dari luar.

Tapi kenapa? Pasti ada alasan mengapa Taehyung mencegahnya keluar dari kamar. Bahkan tingkah Taehyung sejauh ini sangat aneh dari biasanya. Terlalu tenang dan itu membuatnya risau.

Yoojung memutar otak. Ia tak tahu alasan mengapa kakaknya menguncinya di kamar, namun hal tersebut tentu membuatnya takut. Ia takut bahwa Taehyung merencanakan sesuatu yang berbahaya. Ia tahu betul seberapa gila kakaknya. Dia pernah berpikir bahwa suatu saat mungkin Taehyung akan lebih gila lagi.

Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang