36

329 52 14
                                    

Suara gebrakan pintu semakin keras dan pintu sudah mulai tak kuat menahan dobrakan keras tubuh Taehyung. Yoojung semakin bergetar di sudut kamar mandi dengan kedua tangan yang menutup kedua telinganya. Matanya menatap linglung pintu kamar mandi dengan siluat Taehyung di luar sana. Gadis itu merasakan dirinya sendiri melemas.

Sudah 15 menit sejak ia menelpon Jungkook, dan gurunya itu menyuruhnya untuk tetap terhubung dengan telpon. Jungkook menyuruh Yoojung untuk melalukan apapun yang ia bisa untuk menahan pintu kamar mandi dan mencari alat apapun untuk mempertahankan dirinya.

Sementara Jungkook meminta bantuan pada polisi, pria itu juga mengirim kabar kepada Yoongi bahwa Yoojung dalam bahaya. "Sial. Apa yang sebenarnya pria itu pikirkan? Dia sudah gila! Yoojung-a bertahanlah. Aku akan segera tiba.."

Ia masih dapat mendengar suara gebrakan di seberang telpon. Suata Taehyung yang mencoba masuk ke dalam kamar mandi, begitulah seperti yang diceritakan Yoojung. Setelah itu, nampaknya Yoojung terlalu ketakutan sehingga tidak mampu menjawab pertanyaannya di telpon.

Setelah beberapa menit tak kunjung berhasil membuka pintu kamar mandi, akhirnya dobrakan itu berhenti. Yoojung melepas kedua tangannya dari telinganya dan menatap nanar pintu kamar mandi beserta siluet Taehyung yang menghilang. Tanpa pikir panjang, Yoojung langsung berdiri dan bergerak untuk menahan pintu kamar mandi.

Selang beberapa detik, sesuai dugaan Yoojung, Taehyung kembali membawa alat untuk membantunya mendobrak kamar mandi. Gadis itu semakin bergetar ketakukan ketika mendengar benturan benda tajam yang merusak kenop pintu. Begitu kenop pintu rusak, otomatis pintu kamar mandi tak lagi terkunci. Dengan sekuat tenaga Yoojung menahan pintu kamar mandi. Namun tentu saja kekuatannya tak sebanding dengan Taehyung.

Lelaki itu dengan mudahnya mendorong pintu kamar mandi dan masuk ke dalam kamar mandi. Begitu menemukan Yoojung, ia lantas menarik pergelangan tangan adiknya. Ekspresi wajahnya terlihat marah, cemas,—entah sesuatu yang tak bisa dijelaskan. Yoojung langsung memberontak dan menarik diri dari Taehyung. Hal inilah kemudian menyebabkan Yoojung terdorong ke belakang, lantai kamar mandi yang basah dan licin menyebabkan kakinya kehilangan keseimbangan dan membuat tubuhnya jatuh begitu keras ke lantai. Kepalanya terantuk bathup dengan keras membuat gadis itu pingsan seketika.

Taehyung berteriak panik. Ia langsung memeriksa gadis itu dipangkuannya dan mendapati belakang kepala adiknya yang terluka serta mengeluarkan darah. Dengan segera ia menggendong Yoojung dan segera pergi keluar kamar mandi. Lelaki itu sendiri tak menyadari bahwa handphone Yoojung yang sedari tadi menyala, menelpon Jungkook, merekam seluruh percakapan itu.

Jungkook memegang erat kemudi. Meski ia tak tahu persis apa yang terjadi, ia mendengar teriakan Yoojung yang diakhiri dengan suara khawatir Taehyung. Ia tak lagi mendengar teriakan Yoojung yang menandakan sesuatu telah terjadi pada gadis itu.

"Sial.. sial.. sial!" Umpatnya.

Setelah 20 menit berkendara, akhirnya ia tiba di kediaman rumah Yoojung. Ia menekan bel berkali-kali. Setelah 5 menit berusaha mendobrak pintu, para polisi pun tiba diikuti oleh mobil ambulance. Malam hari yang sunyi kini berubah menjadi mencekam. Para tetangga mulai berkerumun mencari tahu apa yang terjadi di kediaman keluarga terpandang itu.

Setelah beberapa saat, beberapa tas hitam pengangkut jenazah di keluarkan dari dalam rumah. Terjumlah 2 tas jenazah dan tak satupun sosok Yoojung maupun Taehyung yang ditemukan di dalam rumah. Ada jejak-jejak keributan di dalam rumah, namun tak ada jejak ditemukan barang bukti benda tajam dimanapun.

Yoongi yang akhirnya tiba menyusul Jungkook menyuruh kawannya itu untuk tenang, meski ia tahu bahwa tenang bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan di situasi ini, namun kepanikan dan emosi yang tak terkendali tak akan membantu apapun. Para polisi dan detektif berkumpul mendiskusikan sesuatu. Setelah beberapa saat, seorang polisi mendekati Jungkook dan meminta pria itu untuk ke kantor polisi untuk memberikan kesaksian.

Di kantor polisi, Jungkook tak henti-hentinya menekan polisi untuk segera menemukan Yoojung. "Bajingan itu menculiknya! Percaya padaku Pak, Kim Taehyung itu sinting!" Ya. Yoojung dan Taehyung tidak ditemukan di dalam rumah begitu Jungkool dan polisi datang. Di rumah itu hanya ada 2 jenazah orang tua mereka dengan kondisi mayat yang mengenaskan. Melihatnya saja membuat Jungkook tak bisa membayangkan bagaimana nasib Yoojung. Pria itu bahkan sempat memikirkan kemungkinan Yoojung sudah mati. Jelas saja ia segera membuang pikiran buruk itu. Bagaimanapun juga, ia percaya bahwa Yoojung masih hidup.

Setelah kurang lebih satu setengah jam berada di kantor polisi, akhirnya Jungkook pulang ke rumah. Hasil bujukan mati-matian Yoongi, bahwa Yoojung akan segera di temukan. Meski tak sepenuhnya membuat hati Jungkook tenang, namun melihat waktu yang sudah sangat larut malam pada akhirnya Jungkook menurut pulang. Ia sendiri merasa tak enak pada Yoongi yang rela malam-malam dan berasal dari tempat tinggal yang jauh datang demi dirinya.

Malam terasa begitu panjang dan Jungkook tak kunjung bisa memejamkan matanya. Ia tetap terjaga, dan terus mencoba menghubungi Yoojung. Tak satupun telponnya di angkat. Apa yang tengah terjadi pada Yoojung? Ia harap gadis itu baik-baik saja.

Di sisi lain, jauh di pinggiran kota Seoul, di sebuah rumah sederhana yang jauh dari keramaian kota, Taehyung berjalan tertatih menggendong Yoojung. Rumah ini sangat tua, namun terawat baik sebab Taehyung selalu menjaganya sejak 2 bulan terakhir. Rumah ini berada di pinggiran kota, agak masuk menjorok ke dalam hutan kecil jauh dari jalan besar. Ia membelinya sebab ia membutuhkan tempat untuk menenangkan diri. Namun siapa sangka ia akan menggunakannya juga sebagai tempat pelarian.

Tak ada yang tahu tempat ini. Tak ada cctv, tak ada tetangga, dan jauh dari keramaian kota. Tempat yang aman untuk menyembunyikan diri. Taehyung membawa Yoojung masuk ke dalam rumah. Rumah itu kosong, minim perabot. Hanya ada satu sofa, satu televisi, dan ranjang berukuran sedang. Dapurnya pun mini dengan kulkas satu pintu.

Taehyung meletakkan Yoojung ke atas ranjang. Nafasnya terengah-engah. Ada noda darah di wajahnya, sebab ia sempat mengusap wajahnya dengan tangannya yang terkena noda darah milik Yoojung. Pria itu kemudian pergi mencari kain untuk membalut luka kepala Yoojung. Karena tak ada peralatan obat, pria itu hanya berharap Yoojung baik-baik saja dengan lukanya.

Kekhawatirannya akan keselamatan Yoojung membuatnya kemudian merobek kemejanya dan menggunakannya untuk membalut luka di kepala Yoojung. Ada kekalutan di ekspresi wajahnya. Penyesalan tentu berbaur dalam berbagai emosi dalam benaknya.

Selesai membalut luka di kepala Yoojung, Taehyung berbaring di sisi adiknya. Ia menggenggan tangan Yoojung dan menatap wajah gadis itu. Perasaan menyesal tak tertahankan, membuat laki-laki itu kemudian terisak. Bukan ini yang ia harapkan. Tidak dengan melukai Yoojung, membahayakan nyawa adiknya.

"Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja." Gumamnya pada Yoojung. Namun sebenarnya ia menggumamkan itu untuk menenangkan dirinya sendiri. Ia bahkan tak yakin bagaimana keadaan luka Yoojung. Taehyung hanya tak ingin ditinggalkan. Lelaki itu tak bisa membayangkan bila ia harus berpisah dengan Yoojung.

Cahaya satu-satunya dalam hidupnya.

"Percaya padaku. Semua akan baik-baik saja."

Ucapan itu hanyalah obat untuk menenangkan dirinya belaka. Nyatanya, Taehyung tetap terjaga dalam kecemasan dan kekhawatiran akan banyak hal. Pria itu sedang tak baik-baik saja.






To be continued

#maaf ngilang lagi. Ada seminar proposal, mau nyiapin buat sidang TT doakan gaes moga lolos sidang

Save MeWhere stories live. Discover now