7

658 119 16
                                    

HOLE

"Seberapa besar lubang yang Taehyung miliki. Aku akan mempertaruhkan hidupku untuk menutupinya."

___________________

"Kau membuat panekuk?" Tanya Taehyung begitu melewati dapur pagi ini. Yoojung hanya mendongak dan tersenyum tipis menatap kakak laki-lakinya.

"Buatkan untukku juga." Pinta Taehyung sembari menumpu tangan di pantry. "Berikan selai kacang lebih banyak dari milikmu."

Yoojung hanya tersenyum, namun tangannya cekatan membuat apa yang kakaknya minta. Bahkan ia juga menuangkan susu ke dalam gelas.

Akhir pekan kali ini, begitu Yoojung bangun lebih awal dari biasanya, kedua orangtuanya sudah pergi dari rumah. Mungkin mereka sudah pergi keluar entah kemana sejak semalam. Kepergian mereka setidaknya memberikan perasaan lega bagi Yoojung untuk memulai hari dengan tenang.

"Ayah dan mama kemana?" Tanya Taehyung begitu mereka berdua duduk berhadapan di meja makan untuk menikmati panekuk buatan Yoojung. Meminum susunya sedikit, Yoojung hanya menghendikkan bahunya tidak tahu.

Taehyung menganggukkan kepalanya pelan. Setidaknya ia dapat mengira kemana ayah dan mama menghilang pagi ini. Pasti diantaranya adalah urusan politik.

"Hei, mau pergi jalan-jalan ke luar hari ini?"

Yoojung mendongakkan kepalanya. Berpikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk menyetujuinya. "Boleh." Jawabnya. Yoojung itu tidak pernah sekalipun menolak ajakan kakaknya.

Dirinya memiliki hutang budi pada kakak laki-lakinya itu sehingga sangat sulit menolak apa yang Taehyung mau kendati dirinya sendiri enggan.

"Ke mana?"

Taehyung menumpu dagu di meja makan. Panekuknya telah habis setengah. Bergumam pelan memikirkan rencana akan apa yang bisa mereka berdua lakukan hari ini, diam-diam Yoojung mengamati figur kakaknya.

Taehyung itu tampan. Dia memiliki pesona murni dan selalu sukses membuat siapapun jatuh cinta padanya. Tak ada yang dapat menolak sosok Taehyung dan tak dapat pula membencinya. Bahkan ayah dan mama begitu memuja-muja putranya tersebut.

Dibandingkan dengan Yoojung, mereka berdua sangat bertolak belakang. Jika semua orang memandang Taehyung sebagai lautan yang luas dan mendebarkan hati, maka Yoojung hanyalah tetesan hujan yang cepat hilang meresap ke dalam tanah. Jika semua orang menilai Taehyung bersinar secerah dan sehangat mentari di musim semi, maka Yoojung hanyalah lentera yang tidak akan bisa menandingi sinar mentari.

Semua orang memberikan nilai lebih pada Taehyung. Namun tidak bagi Yoojung. Meski ia membenarkan semua penilaian orang-orang, namun apa yang semua orang lihat terkadang hanyalah topeng untuk menutupi lubang dalam diri kakaknya.

Topeng dibalik senyum menghangatkan Taehyung untuknya. Kendati Taehyung memasang topeng untuk dirinya sendiri, Yoojung tak memiliki pilihan untuk menutupinya. Biarlah dirinya yang menjadi tameng akan lubang dalam diri kakaknya.

Kenapa?

Karena Taehyung adalah kakak laki-lakinya dan ia memiliki hutang budi pada sosok yang selalu berusaha tersenyum itu. 

"Kak, aku ingin menonton."

"Menonton? Ah, kudengar ada film baru. Mari kita menonton itu!"

Tersenyum hangat kemudian menghabiskan setengah sisa susunya, Taehyung bangkit dari duduknya. Tangannya terjulur mengacak rambut Yoojung seraya berkata, "bersiaplah."

•••

Yoojung menghabiskan akhir pekan ini seharian berada di luar bersama Taehyung. Pergi ke sana kemari, membeli beberapa barang manis, dan memakan semua makanan yang mereka inginkan. Ketika waktu beranjak petang hari, mereka pun beranjak untuk pergi menonton seperti yang telah mereka rencanakan.

Dalam ruangan ini, tak satupun yang datang sendirian melainkan bersama kekasih mereka. Tidak mengherankan karena film yang dipilih Taehyung adalah film romantis.

Bagi siapapun yang melihat mereka berdua pasti salah mengira jika Yoojung dan Taehyung adalah sepasang kekasih. Terlebih film yang mereka tonton adalah film yang cocok untuk ditonton sepasang kekasih ketimbang pasangan kakak beradik.

Namun Yoojung tidak peduli pandangan orang. Film ini adalah pilihan Taehyung, sosok kakak laki-laki yang memang memiliki sifat romantis. Daripada film peperangan atau horor yang sering pria gemari, Taehyung lebih memilih menonton film romantis.

Film yang berlangsung kurang lebih selama satu setengah jam akhirnya selesai. Begitu mereka keluar dari ruang bioskop, Taehyung berkata bahwa ia harus ke kamar kecil. Yoojung mengangguk dan menerima jaket titipan kakaknya.

Tepat setelah kepergian Taehyung, seseorang mendatanginya.

"Lihat, kau berkencan dengan kakakmu lagi?" Solbin melipat tangan di dada menatap Yoojung dengan tatapan meremehkan.

"Jaga mulutmu."

Solbin mendecih. Di belakangnya berdiri sosok pria yang sepertinya adalah pacarnya.

"Kihyun-a, aku haus. Bisakah kau membelikan minuman untukku?" Pinta Solbin manja pada pria itu. Namun Yoojung tahu, Solbin hanya ingin menjauhkan pacarnya dan berbicara empat mata dengannya.

Lelaki bernama Kihyun itu hanya mengangguk dan segera pergi. Sementara Solbin menatapnya dengan sinis dan dipenuhi hasrat untuk mengusik Yoojung, Yoojung hanya meloloskan nafas lelah.

"Kenapa? Apakah kau terkejut aku memergokimu lagi?"

"Tidak." Jawab Yoojung malas.

"Kalian terlihat sangat mesra sekali. Siapapun yang melihat, tidak akan ada yang percaya bahwa kalian adalah kakak beradik."

"Tutup mulutmu!"

Solbin terkekeh. "Kenapa? Kau takut orang-orang mengetahui bagaimana hubungan kalian?"

Menyisir poninya dengan jari-jarinya, Yoojung sungguh telah lelah hari ini. Sudah bersyukur hari ini tak perlu berurusan dengan ayah dan mama. Namun ia bertemu Solbin?

"Dengar, kupikir kita sudah sepakat dengan perjanjian kita?"

"Perjanjian?" Solbin balik bertanya dengan nada sakartis. "Ah.. tentang video itu?"

Yoojung mengeraskan rahangnya mendengar masalah video itu. Melihat wajah serius Yoojung sontak membuat Solbin terkekeh sekali lagi.

"Apakah kau takut aku akan menyebarkannya? Jangan khawatir. Aku tidak akan menyebarkannya jika kau setia menjadi budakku."

Yoojung merasakan buku-buku jarinya menggenggam erat hingga berwarna putih. Mungkin ia bisa melukai telapak tangannya jika ia mengepalkan tangannya dengan keras.

"Aku akan membunuhmu jika sampai video itu tersebar."

"Tidak. Kau tidak akan pernah bisa membunuhku. Kenapa? Karena kau akan mati duluan begitu video itu tersebar. Dengar! Jangan coba-coba mengancamku. Kau akan selesai jika aku membeberkan video itu! Ah bukan hanya kau, tapi hidup kakakmu juga akan selesai jika video itu tersebar."

Mereka berdua saling tatap satu sama lain dalam diam untuk beberapa saat. Taehyung dan Kihyun datang di waktu yang bersamaan.

"Aku sungguh akan membunuhmu jika video itu tersebar. Ingat!" Ancam Yoojung sebelum akhirnya pergi menarik lengan Taehyung menjauh.



[]

Save MeWhere stories live. Discover now