30

168 41 0
                                    

"Menyingkir!" Taehyung memasang wajah marah. Auranya terlihat begitu gelap bahkan seolah siap mengajak Jungkook berkelahi jika pria itu terus menahannya.

"Kau pikir aku akan membiarkanmu, seseorang yang telah melukainya untuk menemuinya?"

"Ini urusan kami. Aku harus melihat adikku."

Jungkook mendorong dada Taehyung. Setelah pertemuan mereka saat Jungkook membeli obat untuk Yoojung, Taehyung mengikuti Jungkook pergi ke kediamannya. Ia melihat kantung obat serta kain kasa dalam belanjaan Jungkook dan berpikir bahwa Yoojung mungkin ada bersama pria ini.

Melihat sikap defensif Jungkook, Taehyung tahu bahwa dia benar. Jungkook pada akhirnya menyesali perbuatannya karena membuat Taehyung menimbulkan keributan di depan rumahnya. Bagaimana jika Yoojung mendengarnya dan pergi keluar?

"Pergilah. Kau hanya akan melukainya!"

Taehyung mengeraskan rahangnya. Kepalan tangannya menguat namun tidak ada niatan untuk memulai perkelahian. Pria itu sudah sedikit menyelidiki sosok Jeon Jungkook ini. Sejak ia tahu hampir seluruh kegiatan adiknya, tentu ia tahu dengan siapa saja Yoojung sering berurusan.

Ia tahu bahwa Yoojung sering berurusan dengan Jungkook, wali kelasnya. Ia bahkan tahu kemana Yoojung pergi dengan gurunya itu. Namun, karena berpikir bahwa Jungkook bukanlah orang berbahaya bagi Yoojung, Taehyung tak menaruh perhatian banyak pada informasi-informasi yang seharusnya bisa ia dapatkan dengan mudah mengenai Jungkook.

Terakhir yang ia dengar adalah bahwa Jungkook adalah single parent dengan seorang anak laki-laki yang masih kecil. Selebihnya, Taehyung tak terlalu tertarik menyelidiki latar belakangnya lebih jauh selama  dia bukanlah orang yang menyakiti Yoojung.

Namun melihat bahwa Jungkook sepertinya sudah terlibat jauh dengan adiknya, Taehyung merasa bahwa ia harus menyelidiki lebih serius siapa laki-laki yang selalu menolong adiknya ini. Lihatlah bagaimana pria ini bersikap overprotektif pada Yoojung disaat dirinyalah sang kakak, keluarha Yoojung yang berhak atas Yoojung. Sekarang yang lebih penting adalah menjemput Yoojung pulang. Ia tak mungkin membiarkan adiknya berduaan berada di rumah pria ini.

Selain rasa cemburu, tentu ia merasa bahwa tak pantas seorang guru membawa muridnya masuk ke dalam rumahnya hanya berduaan. Lucu  bukan disaat dirinya sendiri bahkan bukan sosok kakak yang baik bagi Yoojung. Taehyung sadar namun ia tidak dapat menolong dirinya. "Aku akan membawa adikku pulang. Aku kakaknya, dan aku berhak melakukan itu. Buka pintunya atau aku akan melaporkanmu ke polisi."

Jungkook mendengus. Bagaimanapun juga, lelaki itu tak tahu sejauh apa hubungan Taehyung dengan Yoojung. Tentu saja Yoojung tak akan sampai menceritakan aib memalukan itu. Jadi, gurunya itu hanya tahu sebatas kejadian tadi malam dimana Taehyung tak bisa mengontrol emosinya dan tak sengaja melukai Yoojung.

Jadi, membalikkan badannya dan segera menekan password rumahnya, mata lelaki itu memicing tajam. "Jaga sikapmu. Dia sedang tidur."

Begitu pintu terbuka, Taehyung melangkah masuk mendorong tubuh Jungkook ke samping. Jungkook mendecakkan lidahnya dan cepat-cepat mengejar langkah Taehyung. Mereka berdua masuk ke dalam kamar tidur Jungkook dimana Yoojung berada. Melihat adiknya berbaring lemas dengan wajah memerah, Taehyung merasakan dadanya ditusuk dengan keras.

Apa yang sudah ia lakukan?

"Kau harus merawat lukanya atau ia akan terinfeksi." Jungkook berucap pelan.

"Luka?" Ayah memukulinya lagi? Kurang ajar!

Jungkook meremas buku-buku jarinya hingga memerah. Bahkan telinganya ikut memerah dan ia mendengus dengan kesal. Ia sudah begitu luar biasa bisa menahan amarahnya dan tidak menyerbu Taehyung dengan berbagai pukulan dan cacian. Dendamnya atas kematian istri dan anaknya sudah cukup baginya untuk melakukan itu semua. Namun, demi melihat kondisi Yoojung saat ini, ia berusaha untuk menahannya.

"Yoojung tertusuk pisau karenamu. Perutnya terluka lumayan lebar." Jungkook berkata dengan nada menyalahkan. Tentu akan berbeda bila Yoojung yang mengatakan. Gadis itu akan bersikeras bahwa itu tidak disengaja dan itu bukanlah salah Taehyung.

Alis Taehyung berkerut. Matanya menatap Jungkook kemudian beralih pada Yoojung yang berbaring tidur di atas ranjang. Jika ia memilin ingatannya kembali, tentu ia tak akan ingat bahwa semalam ia tak sengaja melukai adiknya. Yang ia ingat hanyalah bagaimana Yoojung menahan dirinya malam itu.

Sial.

Taehyung menyadari kesalahannya. Sepertinya saat menahan dirinya itulah, adiknya tidak sengaja tertusuk pisau yang ia bawa.

"Aku tidak mengizinkanmu membawa Yoojung." Ucap Jungkook lagi, kali ini membuat Taehyung dengan kasar menarik kerah Jungkook. Ia berkata dengan dingin, "memangnya kau siapa?"

Mendengar suara arogan Taehyung dan tindakan tidak sopannya membuat Jungkook geram. Ia melepaskan genggaman Taehyung pada kerahnya meninggalkan jejak kerutan disana. "Dia hanya akan terluka lagi disana."

Taehyung paham betul ucapan Jungkook barusan. Jadi ia tidak bisa membantah dan hanya diam. Matanya menatap Yoojung kembali, dan ia menemukan sedikit lebam yang terlihat mengintip dari balik kerah seragamnya. Pasti ayahnya memukulinya lagi.

Jadi, tadi malam mungkin tak berhenti setelah terluka karenanya, ayah juga menyeret Yoojung untuk dipukuli lagi. Adiknya itu kini bahkan jatuh sakit. Kali ini Taehyung merasa bahwa disini adalah tempat teraman bagi Yoojung.

Pria itu tentu tidak lolos dalam perasaan bersalah. Semalam ia meninggalkan rumah dengan gegabah tanpa memedulikan efek dari perbuatannya yang berdampak pada Yoojung. Taehyung membuang muka dengan wajah emosi. Pikirannya berkecamuk, hatinya kacau dan ia merasa bahwa ia tak akan sanggup menahan amarahnya lebih la lagi.

Ia menatap Jungkook dan berkata pelan, "aku mempercayai adikku padamu. Tolong jaga dia untukku."

Jungkook tak menjawab dan hanya diam mendengus tak percaya. Tanpa Taehyung katakan pun Jungkook akan menjaga Yoojung. Bagaimana bisa ia menyerahkan anak korban kekerasan pada keluarga yang telah melalukukannya terlebih pada kakak laki-laki yang begitu ceroboh dan tak peduli pada adik yang telah dilukainya.

Tidak tahu diri.




To be continued.

Save MeWhere stories live. Discover now