16

710 114 55
                                    


Jungkook menggeliat, merenggangkan otot-ototnya dan mengerjap. Percikan cahaya matahari yang keluar melewati celah tirai membuatnya sedikit menyipitkan mata. Lantas ia bangkit dari atas sofa sembari menguap lebar.

Jungkook menyeret langkahnya malas menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Begitu air dingin menyegarkan wajahnya sekaligus menyadarkan dirinya, ia segera teringat akan Yoojung yang menginap di rumahnya.

Apakah gadis itu masih tidur?

Ia lantas bergegas untuk mencuci mukanya, sembari membawa handuk kecil untuk mengeringkan wajahnya, ia berjalan untuk mengecek Yoojung. Membuka pintu kamar perlahan, keningnya berkerut melihat kamar itu kosong.

Tangannya bergerak membuka pintu kamar lebih lebar. Pandangan matanya terpaku pada ranjangnya yang begitu rapi seolah memang semalam tidak seorangpun tidur disana.

"Dia pulang sebelum pamit padaku?" Jungkook terkekeh kecil. "Wah, tidak sopan sekali bocah itu!"

Menghela nafas perlahan, Jungkook membalikkan badannya dan kali ini ia dikejutkan lagi oleh hadiah kecil yang disiapkan oleh Yoojung kepadanya. Di atas meja makan, telah terjejer rapi sarapan untuk dirinya.

Jungkook menarik kursi dan duduk menatap seluruh hidangan di atas meja. Secarik kertas kecil ditinggalkan di sana bertuliskan pesan pendek Yoojung. Ia meraihnya dan membacanya pelan.

'Ssaem, terimakasih'

Jungkook menumpu dagu, terdiam sejenak. Sudut bibirnya ditarik membuat sebuah senyuman kecil. Menimang pesan kecil yang ditinggalkan oleh Yoojung, kemudian ia meletakkannya perlahan dan mengamati seluruh hidangan di atas meja makan. Lantas perlahan tangannya mulai bergerak untuk sarapan dengan senyuman yang masih merekah.

***

"Kim Yoojung!" Suara bariton Jungkook sukses membuat seisi kelas menjadikan Yoojung sebagai pusat atensi. Padahal ia sungguh benci ketika semua orang memperhatikannya. Ia mengangkat kepalanya perlahan dari atas meja dan menatap Jungkook takut-takut.

Tidak, ia bukan takut karena telah tidur di jam pelajaran Jungkook. Toh, ia sudah biasa meninggalkan banyak jam pelajaran dan memilih menenggelamkan kepalanya di atas meja. Hanya saja, mengingat kejadian semalam dimana Jungkook tiba-tiba mengigau dan memeluknya membuatnya malu untuk menatap sang guru.

"Bukankah seharusnya kau mengangkat kepalamu dan mendengarkan pelajaranku?"

Yoojung mengerjap kikuk. Jika biasanya ia akan mendengus dan memberikan tatapan kesal pada Jungkook kali ini ia mengangguk patuh. "Maafkan aku, Pak."

Jungkook menegur Yoojung bukan hanya karena ingin anak itu fokus akan pelajarannya. Ini lebih pada bahwa semenjak ia melangkahkan kakinya ke dalam kelas, perhatiannya hanya tertuju pada gadis itu. Ia hanya merasa bahwa gadis itu sangat menggemaskan.

Beberapa waktu lalu, gadis itu selalu saja menatapnya kesal. Namun kali ini ia merasakan sedikit perubahan pada gadis itu. Terlebih melihat Yoojung menatapnya kikuk sedikit membuat Jungkook bingung. Ia tidak tahu saja bahwa semalam ia telah membuat anak gadis orang nyaris mati jantungan.

Yoojung bahkan sudah mengumpati gurunya dan bertanya-tanya dalam hati apakah gurunya itu tidak mengingat sama sekali kejadian semalam? Ia bahkan masih bisa mengingat aroma tubuh Jungkook.

Astaga! Sadarkan dirimu Kim Yoojung!

Selama pelajaran berlangsung tak sedetikpun Yoojung bisa fokus. Ia terus saja memikirkan kejadian semalam kendati ia terus berusaha untuk melupakannya. Begitu bel berbunyi, ia langsung berlari keluar kelas tepat setelah Jungkook mengakhiri pelajaran.

Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang