9

651 115 18
                                    

DOUBT

"Dia terlihat seperti seseorang yang baik. Haruskah aku percaya atau tidak?"

___________________

Jungkook beberapa kali terlihat menatap Yoojung selama pelajaran berlangsung. Pikiran mengenai apa yang telah ia lihat pagi ini,—tentang bagaimana seluruh luka tercetak pada tubuh gadis itu membuatnya terganggu. Menghela nafas panjang, Jungkook menutup bukunya begitu bel berbunyi.

Sekali lagi, ia melirik ke arah Yoojung yang sedari awal pelajaran tak sekalipun menatap papan tulis. Hanya menenggelamkan wajahnya di atas meja. Entah tertidur atau pura-pura tidur karena malas mendengarkan pelajaran.

"Kim Yoojung hagsaeng, istirahat nanti datanglah ke ruang bapak!"

Yoojung mengerutkan keningnya bingung. Apalagi ini?

Dan begitulah akhirnya untuk ke sekian kalinya Yoojung berada di ruangan Jungkook saling tatap satu sama lain. Raut wajahnya menyiratkan ketidaknyamanan dan Jungkook tahu akan hal tersebut.

"Pak, ada apalagi ini? Bapak tidak akan mengungkit..."

"Tidak." Jungkook menggeleng lembut. Lebih tepatnya ia belum akan mengungkit apa yang sedari pagi mengganggunya. Mengenai luka di sekujur lengan Yoojung dan Jungkook yakini pasti bukan hanya di tangan. "Pulang sekolah nanti ikutlah bapak ke suatu tempat."

"Dimana?"

Meski Jungkook tidak menjelaskan lebih lanjut dimana tempat yang akan mereka kunjungi, entah bagaimana akhirnya Yoojung menyetujuinya. Bukan karena ia dengan senang hati menerima ajakan gurunya, hanya saja, ia sedang tidak ingin buru-buru kembali ke rumah.

Jika ia pulang ke rumah, pasti ia akan bertemu mama atau papa. Tidak ada hal bagus yang ia dapatkan jika ia berhadapan dengan kedua orang tuanya. Selain itu, ia juga harus berhadapan dengan Taehyung. Entahlah. Kendati kakaknya begitu baik padanya, hanya saja ia mendapat lebih banyak ketidaknyamanan yang Taehyung berikan.

Maka dengan setengah hati, Yoojung mengangguk. Jungkook tersenyum begitu lebar membuat Yoojung semakin penasaran akan tempat yang akan mereka datangi.

Ketika bel pulang sekolah berbunyi dan Yoojung melangkahkan kakinya keluar sekolah, ia dapat melihat Jungkook melambai dari dalam mobil. Ia berlari kecil dan segera masuk ke dalam mobil.

Selama perjalanan, tidak ada satupun pembicaraan yang dibuka. Yoojung hanya terus menatap keluar jendela sementara Jungkook fokus pada kemudi. Perjalanan yang cukup singkat, selama 20 menit diselimuti keheningan, mobil yang mereka naiki akhirnya tiba di sebuah panti.

Panti Jompo lebih tepatnya. Yoojung dapat melihat sebuah plang nama besar bertuliskan "Panti Jompo Aejong". Terletak di pinggiran Kota Seoul.

Begitu keluar dari mobil, Yoojung melihat begitu banyak orang tua yang tengah bersantai di sore hari di halaman. Beberapa memakai kursi roda, beberapa memakai tongkat, sisanya masih bisa berjalan tanpa bantuan apapun. Beberapa perawat terlihat berjalan kesana-kemari demi menjaga para orangtua tersebut.

Yoojung mendongak menatap Jungkook dengan segudang pertanyaan. Namun yang ditatap tiba-tiba tersenyum lebar. "Ah, itu dia!"

Tanpa permisi, tiba-tiba Jungkook meraih pergelangan tangan Yoojung dan menariknya guna mengikuti Jungkook. Kendati Yoojung terperanjat, ia memilih diam dan hanya menatap pergelangan tangannya yang digenggam oleh Jungkook dengan degup jantung tak karuan.

"Yoojung-a, perkenalkan, ini nenekku." Jungkook melepaskan genggaman tangannya begitu tiba di hadapan seorang wanita tua yang duduk di atas kursi roda. Seluruh rambutnya tidak lagi bersisa rambut hitam, ia menggunakan kacamata, dan terlihat jelas keriput di wajahnya.

Save MeWhere stories live. Discover now