15

694 120 50
                                    

Rumah ini cukup sederhana. Berada di lingkungan yang terlihat tenang dan nyaman. Begitu melangkahkan kakinya memasuki rumah wali kelasnya itu, Yoojung berhenti mengamati sekeliling ruangan.

Lemari kaca dengan jejeran koleksi mobil-mobilan dan beberapa miniatur kecil kendaraan seperti sepeda motor dan sebagainya berjejer rapi, bersanding dengan pot-pot bunga kecil dan juga beberapa pigura yang menampakkan sosok bocah cilik yang Yoojung yakini adalah foto masa kecil gurunya.

Rumah ini benar-benar tertata rapi, khas sekali dengan Jungkook yang memang selalu memakai setelan jas rapi. Ciri khas lelaki yang mendambakan kesempurnaan.

Kak Taehyung juga sama rapinya seperti rumah ini. Namun ada yang berbeda. Apa ya?

Ah, benar. Melihat bagaimana Kak Taehyung menata kamarnya, di sana menyisakan banyak sudut kosong, tidak terlalu banyak hiasan seperti miniatur-miniatur kendaraan kecil milik gurunya ini.

Ruangan Taehyung terasa hampa sedang rumah milik Jungkook terasa hangat.

Yoojung menjatuhkan pantatnya di atas sofa setelah Jungkook memberi tanda dengan matanya untuk duduk. Pria itu tersenyum hangat sembari melonggarkan dasinya. Meletakkan tasnya ke sofa kemudian berjalan ke arah dapur, Jungkook membalikkan badannya. "Air dingin? Soda?"

"Ah, air dingin."

Jungkook mengangguk, mengambil gelas bersih dan mengisinya dengan air dingin dari dalam kulkas. Pikirannya sejak tadi begitu kalut, namun begitu tiba di rumah dan Yoojung telah berhenti menangis, ia merasa sedikit lega. Membawa segelas air dingin di tangan kirinya, ia meraih kotak P3K di atas kulkas.

Yoojung hanya terus menatap kedua jemarinya yang saling bertaut, merasa canggung terlebih ia hanya berdua di rumah Jungkook. Gadis itu melirik sekilas dan menemukan penampilan gurunya dengan dasi yang telah di longgarkan, hanya berbalut kemeja dengan lengan di tekuk hingga siku. Untuk ukuran seorang guru SMA, Jungkook termasuk minoritas guru dengan garis wajah sempurna, tampan. Porsi tubuhnya begitu sempurna dengan garis-garis otot di lengannya. Ah, apa yang kau pikirkan Kim Yoojung?

Buru-buru ia menenggak habis minuman yang baru saja Jungkook berikan padanya. Jantungnya nyaris tidak terkontrol melihat makhluk Adam satu ini. Padahal ia sudah membenci Jungkook sejak pertemuan pertama mereka. Sialnya, hatinya selalu berkata lain jika berhadapan dengan wali kelasnya itu.

Jungkook tidak memerlukan izin bagi Yoojung ketika ia dengan sigap bersimpuh di hadapan gadis itu dan mulai membuka kotak P3K. Beberapa luka harus segera ia obati. "Lepaskan jas itu."

Yoojung tersentak. Ia baru ingat jika ia masih memakai jas milik Jungkook untuk menutupi seragamnya yang koyak. Namun beberapa detik kemudian Jungkook terlihat salah tingkah. Tentu karena ia ingat alasan mengapa ia sebelumnya memakaikan jas miliknya kepada Yoojung.

"Ah, maaf." Lelaki itu berdiri. Menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Tunggu disini!"

Yoojung mengedipkan matanya beberapa kali dan memiringkan kepalanya melihat Jungkook yang terlihat sangat jelas salah tingkah. Namun entah mengapa itu terlihat sangat lucu sehingga ia tersenyum sedikit dan segera mengkondisikan wajahnya kembali.

Jungkook keluar dari dalam kamarnya beberapa menit kemudian membawa sweater putih miliknya dan menyuruh Yoojung untuk memakainya. Setelah berganti pakaian, Yoojung kembali duduk di sofa sedang membiarkan gurunya itu melinting lengan bajunya untuk mengobati beberapa luka.

Save MeWhere stories live. Discover now