Story For Dipsha (New Versi)

Chapter 72 (end)

Apa hal membanggakan yang berhasil kalian raih selama ini?

Apa keinginan kalian yang berhasil terwujud?

Dan apa usaha saja yang sudah kalian lakukan untuk mencapai mimpi itu?

Kalau kalian belum mendapatkan hal-hal yang kalian inginkan, jangan putus asa. Pertama coba intropeksi diri kalian tentang usaha apa saja yang telah kalian lakukan untuk mewujudkan mimpi itu? Jika usaha kalian sudah banyak tetapi keinginan kalian belum terwujud jangan berkecil hati mungkin Tuhan sudah merencanakan hal besar sehingga membutuhkan usaha yang besar.

Keysha sangat-sangat bersyukur ketika salah satu dan cita-citanya terwujud. Bukan suatu hal yang mudah untuk mencapai sampai di titik ini. Banyak sekali tenaga dan waktu yang Keysha keluarkan untuk mendapatkan ini semua. Jam tidur yang semakin dikit, otak yang terus ditekan, dan banyak waktu yang habis ia gunakan untuk mendapatkan nama baru di akhir namanya.

Perempuan memakai toga dengan selempang bertulisan Cumlaude itu tengah melakukan foto bersama dengan keluarga dan teman-teman dekatnya setelah acara wisuda yang berlangsung tiga puluh menit yang lalu selesai di laksanakan. Hiruk piruk kebahagiaan tersebar di mana-mana. Keadaan lapangan kampus di banjiri banyak sekali orang-orang.

Keysha yang sudah selesai berfoto dengan teman-teman nya itu langsung berlari menghampiri kedua orang tuanya yang berdiri tidak jauh.

   "Mama! Papa!" gadis itu berteriak dan memeluk kedua orang tuanya. Emosi senang yang ada di dalam dirinya keluar lewat air mata. Keysha sangat senang bisa memberikan hasil pencapaian nya selama ini kepada kedua orang tuanya.

   "Selamat ya Sayang. Mama bangga banget sama kamu," ucap Amira dengan suara gemetar. Wanita itu ikut menangis merasakan kebahagiaan ini. Tangan mengelus lembut pipi Keysha.

Tama mengecup lama kening putrinya. Kedua matanya terpejam erat merasa kebahagiaan yang tidak bisa ia deskrepsikan lagi. "Putri kecil Papa yang membanggakan," tutur Tama dengan seulas senyum hangat di bibirnya.

    "Putri Papah udah tumbuh menjadi wanita yang hebat. Dia bukan lagi anak kecil yang akan menangis ketika mainan nya rusak. Dia bukan lagi anak kecil yang akan merengek di buatkan susu. Dia bukan lagi anak kecil yang merengek untuk di antar ke sekolah. Dia sudah menjadi perempuan yang tangguh. Perempuan yang akan menangis bukan perihal mainan. Putri kecil Papa udah tumbuh menjadi perempuan cantik. Papa bangga banget sama kamu, Selamat sayang dan terimakasih." ungkapan seorang ayah kepada putrinya yang mempu membuat tubuh Keysha berdesir sekaligus bergetar.

Ungkapan seorang Ayah yang membuat orang-orang di sekeliling nya menjadi iri. Karena tidak semua dari mereka mendapat perlakuan seperti itu.

Keysha memeluk tubuh Tama dengan erat.   "Echa masih jadi putri kecil Papa. Yang akan menangis kalau Papa tinggal, yang akan merengek minta di beliin permen, yang akan marah kalau permintaan Echa gak di turutin. Echa gak bakal bisa hidup tanpa Papa. Makasih Ya Pah udah besarin Echa dan buat Echa jadi perempuan baik. Echa sayang banget sama Papa."

Tama mengelus lembut punggung putrinya. "Papa juga sayang kamu. Lebih dari apapun."

Keysha melepaskan pelukannya. Matanya beralih menatap Amira. "Ma__" gadis itu meleburkan pelukan nya kepada Amira. "Makasih udah lahirin Echa. Maafin Echa kalau suka bandel sama Mama. Makasih udah sabar ngadepin sikap Echa selama ini. Echa tau untuk jadi orang tua itu gak mudah dan kalian berhasil besarin Echa sampai ke titik sekarang. Semua keberhasilan Echa itu atas doa Mama dan Papa. Echa bukan apa-apa tanpa Mama dan Papa."

Amira mengangguk pelan. Bibirnya terasa kelu. Perasaannya berguncang. Dia sampai tidak bisa berkata-kata. Kebahagiaan nya seolah membungkam mulutnya. "Iya Sayang. Kamu berhasil buat Mama bingung mau bicara apa lagi. Mama bangga banget punya kamu."