chapter 55

4.6K 564 323
                                    

Keysha melangkah terburu-buru keluar dari ruangan dosen pembimbing nya. Tujuannya saat ini adalah kafe. Mendapatkan pesan dari Raffa tadi membuat Keysha tidak bisa tenang. Bahkan semua ucapan yang di berikan dosen pembimbing nya tidak bisa dia cerna dengan baik. Keysha hanya manggut-manggut saja sejak tadi. Paham tidak paham dia hanya menjawab baik bu.

   "Keysha!" Seseorang berteriak menyebut namanya. Keysha berhenti sejenak lalu menoleh ke karidor sebelah kanan. Terlihat Ridho berjalan menghampiri nya. Lelaki itu membawa sebuah proposal. Sepertinya ia baru saja menemui atau akan bertemu dosen pembimbing nya.

   "Ada apa Dho?" Tanya Keysha segera. Dia tidak mau mengulur waktu lama-lama.

   "Lo buru-buru ya?" Tanya Ridho dan Keysha pun mengangguk. "Yah, gue mau ajak lo ke kafe biasa, mau minta bantuan masalah proposal gue."

   "Duh gue gak bisa hari," sesal Keysha. "Gue buru-buru, duluan ya." Keysha segera melangkah cepat menjauhi Ridho. Dia sudah memesan taksi online tadi. Dan sekarang taksi itu sudah menunggu di parkiran kampus nya. Keysha masuk ke dalam taksi lalu melaju menuju kafe.

Keysha terus menatap ke arah luar jendela. Dia benar-benar tidak bisa tenang sekarang. Semoga saja Raffa tidak salah lihat dan Dipta benar sudah pulang ke Indonesia. Keysha menyalakan ponselnya untuk bertukar pesan dengan Raffa. Lelaki itu masih ada di kafe tetapi Raffa bilang jika orang yang dia lihat seperti Dipta sudah enyah entah kemana.

Setelah sampai tujuan dan membayar ongkos taksi. Keysha segera turun dan menghampiri Raffa juga Panji. Kedua lelaki itu sedang berdiri di depan kafe. Dengan keringat yang bercucuran di wajah. Keysha menatap dua laki-laki itu penuh harap.

   "Kaya nya gue salah liat deh Sha," ujar Raffa merasa tidak enak. Laki-laki itu menggaruk pelipisnya sambil melihat ke sekitar.

   "Gimana kalau kita cek rumah Kak Dipta aja, pasti kalau yang di lihat Kak Raffa benar Kak Dipta pasti udah sampai rumah," usul Keysha. Entah kenapa dia sangat yakin jika Raffa tidak salah lihat. Keysha sangat tau bagaimana Raffa begitu mengenali Dipta.

   "Boleh, sekarang kita ke sana aja," kata Panji setuju dengan usul Dipta.

Ketiganya langsung melangkah ke arah parkiran. Keysha naik mobil Raffa sementara Panji bawa mobil sendiri. Untung saja jalanan hari ini tidak begitu ramai sehingga mobil dua orang itu bisa melaju sangat normal.

Raffa menoleh ke arah Keysha sebentar. Bisa dia lihat tatapan penuh harap berkorar di matanya. Kedua tangan gadis itu terus mencengkam sling bag nya. Raut wajahnya mulai pucat pasi. Seharusnya Raffa memeriksa dulu apakah orang yang dia lihat tadi Dipta atau bukan. Barulah dia memberitahu gadis itu.

    "Sha___"

     "Kak gue berharap lo gak salah liat," kata Keysha memotong ucapan Raffa.

Raffa menghela berat. Tatapannya kembali fokus ke arah jalanan. "Sha, maaf kalau gue buat lo kecewa hari ini."  Keysha tidak bisa menjawab apa-apa. Dia hanya bisa diam dengan batin penuh harap.

Mobil Raffa berhenti di depan gerbang rumah Dipta. Di susul mobil Panji di sebelah nya. Ketiganya turun dari mobil. Mendesah kecewa melihat gerbang rumah Dipta masih di gebok secara rapat itu artinya pemilik rumah belum kembali.

Keysha menunduk dengan mata terpejam. Kedua tangannya terangkat menutupi wajahnya.

Raffa memeluk bahu gadis itu lalu mengusapnya pelan. "Maaf Sha," kata Raffa benar-benar tak enak hati.

Story For Dipsha (New Versi)Where stories live. Discover now