chapter 39

59.1K 4.1K 452
                                    

     "Kak Dipta"

    "Kak tunggu dulu."

    "Kak."

Entah sudah berapa kali Keysha menyebut nama lelaki itu tetapi Dipta tidak juga menghentikan langkahnya. Langkah lelaki itu yang lebar membuat Keysha sulit untuk mengimbangi nya.

   "Kak dengerin dulu. A--"

Bruk.

Mendengar sesuatu yang jatuh bersamaan dengan ringisan suara perempuan membuat Dipta berhenti. Lelaki itu berdecak pelan lalu memutar badannya melangkah mendekati gadis yang saat ini tergeduduk di bawah sambil menepuk-nepuk tangannya yang kotor.

Dipta membungkuk lalu memegang kedua bahu gadis itu untuk membantu nya berdiri. Tetapi Keysha malah menyentak kedua tangannya.

  "Gak usah! aku bisa sendiri," ujar gadis itu dan langsung berdiri. "Gak mau dengerin penjelasan aku kan? Yaudah pergi aja! Anggap aja apa yang kamu liat dan dugaan kamu itu yang sebenarnya terjadi, pergi aja dengan semua asumsi yang ada di kepala kamu." Keysha menatap mata Dipta dengan wajah memerah. Bukan karena malu, karena dia tengah menahan kesal. Keysha sangat benci karakter Dipta yang dimana lelaki itu selalu saja tidak mau mendengarkan penjelasan nya. Selalu pergi begitu saja.

Dipta mengusap wajahnya kasar. Dia tidak tau apa yang ada di pikirannya saat ini. Rasanya kepalanya begitu penat sehingga Dipta tidak bisa berpikir jernih. "Ayo, ikut gue." Dipta menggenggam lembut tangan Keysha lalu menariknya pergi.

Suara Dipta yang berubah jadi lembut membuat emosi Keysha seketika mereka. Rasa kesalnya yang dari terasa begitu besar seketika hilang. Gadis itu hanya diam ketika Dipta membawa nya menyebrangi jalan yang tida begitu ramai.

Dipta membawa Keysha ke taman pusat kota. Di sana udara nya begitu sejuk sehingga bisa menenangkan pikirannya. Jujur pikiran benar-benar kacau. Dipta tidak bisa berbohong jika dia juga memikirkan tentang Marsha yang tiba-tiba kembali, rasanya masih tidak percaya jika gadis itu masih menginginkan nya sampai saat ini, di tambah tentang pertanyaan Papanya dan juga hubungan nya.

   "Duduk," titah Dipta.

Keysha menurut dan duduk di bangku panjang yang ada di sana. Gadis itu mengedarkan pandangannya, terlihat banyak juga pemuda-pemudi yang berkunjung di sini.

   "Jelasin."

Ucapan Dipta membuat Keysha secara spontan menatap Dipta. Hembusan panjang keluar dari hidung gadis itu.  "Tadi kak Marsha minta tolong untuk beliin buku sosiologi karena dia ada tugas yang gak bisa di tinggal, terus ketemu kak Raffa di toko buku, Kak Raffa mau cari buku SBMPTN kata nya, dan tadi kak Raffa gak sengaja juga megang tangan aku karena mau bantuin ambilin buku aku yang jatuh," jelas Keysha sejujur-jujurnya.

Dipta mengangguk sekali karena paham dengan penjelasan gadis itu. Tetapi masih ada satu hal yang Dipta pikirkan. "Kerja kelompok?"

   "Hah?" Keysha menganga tidak paham.

   "Lo, kerja kelompok kan?"

Keysha menekuk dahinya. Kerja kelompok? kapan? karena tidak merasa bahwa Keysha ada kerja kelompok hari ini membuat gadis itu langsung menggelengkan kepalanya sebagai respon. "Aku hari ini gak ada tugas kelompok, sebelum pergi ke toko buku aku di rumah aja."

Jawaban Keysha membuat Dipta menaikan alisnya. Tetapi bukannya gadis itu tadi membalas pesannya jika dia sedang di rumah temannya mengerjakan tugas kelompok? Dipta merasakan ada yang tidak beres. "Kenapa hp nya gak aktif?" tanya Dipta lagi.

Story For Dipsha (New Versi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang