chapter 34

59.2K 4K 354
                                    

Suasana kantin pada istirahat kedua selalu sama seperti hari-hari biasanya. Tidak terlalu ramai dan bising. Anak-anak lebih memilih untuk melaksanakan ibadah sholat zhuhur bagi yang muslim dan sebagian memilih untuk pergi ke perpustakaan atau ruang musik.

Karena Keysha hari ini sedang kedatangan tamu rutinnya setiap bulan nya, dia memilih untuk pergi ke kantin sendirian karena ketiga sahabatnya sudah lebih dulu pergi ke musholah untuk sholat. Mungkin setelah sholat mereka akan menyusul Keysha.

Gadis itu masuk ke dalam kantin seraya membawa dua buku, pertama buku cetak matematika dengan tiga ratusan halaman dan yang kedua buku tugasnya. Keysha berniat untuk menyelesaikan tugas Matematika yang hanya tiga soal tetapi memiliki anak banyak itu.

Setelah memilih meja kosong dan membeli sekaleng minuman soda gadis itu duduk dan mulai membuka buku cetaknya pada halaman dua ratus tujuh, di mana ada tiga soal matematika dengan materi trigonometri sudah siap Keysha kerjakan.

Jika boleh jujur, Keysha tidak terlalu suka pelajaran matematika apalagi bagian trigonometri karena itu sangat menyulitkan otaknya. Keysha lebih menyukai pelajaran bahasa Indonesia, PPkn dan Sejarah, karena tiga pelajar itu hanya mengulang-ulang materi yang pernah dia pelajari saja, contohnya PPKn yang akan membahas tentang HAM, Demokrasi, pemilihan umum, dan pelajaran-pelajaran yang pernah dia pelajari waktu SMP dan juga sejarah yang mempelajari tentang proklamasi, penjajahan dan manusia purba yang dari SMP juga sudah pernah di pelajari. Tetapi walaupun begitu dia masih sering lupa dengan materi-materi tersebut.

Keysha mulai menyalin soal sembari otaknya mencari jawaban untuk soal itu.

Keysha sedikit tersentak karena angin hangat yang tiba-tiba menerpa pipinya. Gadis itu lantas menoleh dan mendapati laki-laki yang baru saja menempelkan bokong nya di kursi.

   "Loh, kak Dipta ngapain di sini? gak sholat?" Keysha bertanya sambil melihat tangan Dipta yang meletakan kantung plastik hitam di atas meja.

   "Penuh," ucap Dipta. Dia tidak bohong, saat ini mushola sedang penuh dan dia akan menunggu mereka semua selesai dahulu.

Keysha mengangguk paham. Jika tidak datang lebih awal pasti tidak akan dapat tempat mengingat jumlah murid SMA Brawijaya cukup banyak dan mayoritas muslim. "Kamu bawa apa?" tanya Keysha yang penasaran dengan isi kantong plastik hitam yang ada di meja.

   "Buat lo," kata Dipta.

Keysha segera mengambil kantung plastik hitam itu untuk memeriksa isinya. "Kok kak Dipta tau?" tanya Keysha ketika melihat isi dari kantung plastik hitam itu ada naproxen, itu sejenis obat untuk meredakan nyeri ketika haid, ada juga kiranti dan roti tawar kemasan juga air mineral.

   "Gue selalu ingat apa yang menyangkut lo, termasuk kapan tamu lo dateng."

Jawaban Dipta membuat pipi Keysha langsung memerah seketika. Senang rasanya ketika hal kecil seperti ini di ingat oleh orang yang kita sayang. Simple memang tetapi tolak ukur kebahagiaan orang kan berbeda-beda.

  "Bilang sama tamu nya, kalau dateng, dateng aja, tapi jangan buat susah, udah tau tamu tapi nyusahin."

   "Nyusahin gimana kak?" Keysha masih belum paham arah pembicaraan Dipta.

   "Suka buat lo sakit," jawabnya.

Keysha tidak mampu lagi menahan senyumnya. Gadis itu memukul lengan Dipta pelan. "Kak Dipta mah!" Keysha benar-benar merasa seperti ada sesuatu yang berterbangan di dalam perut nya. "Udah, aku mau ngerjain tugasku dulu, mau bantu gak?"

Story For Dipsha (New Versi)Where stories live. Discover now