chapter 27

55.9K 3.6K 116
                                    

happy reading new version
❤️❤️❤️

"Jungpapi munyenyo, hai gais jadi gue baru aja beli Cassava godok¹ yang di beli langsung dari pabriknya seharga satu triliun, mari kita coba."

Panji bergidik ngeri melihat Devan yang tengah merekam dirinya sendiri menggunakan kamera ponsel seraya memakan singkong rebus yang dia maling dari kelas sebelas sehabis praktek tadi.

"Rasanya.... sangat biasa saja, kalian wajib mencobanya. Ayo buruan beliii."

"Ji lo gak ada niat untuk periksain kewarasan sahabat lo?" tanya Raffa, lelaki itu menatap Devan dengan ekspresi tidak mengenakan dengan kerutan di pipinya.

"Ada cuma gue gak sanggup kalo dokter bilang dia di diagnosa gangguan kejiwaan," jawab Panji asal.

Raffa berdecak pelan sambil menggelengkan kepalanya. Hanya beberapa detik saja karena perhatian laki-laki itu teralihkan saat Dipta yang masuk ke dalam kelas dengan seragamnya yang basah.

"Dip, perasaan di luar gak hujan kenapa seragam lo basah gitu?" pertanyaan Raffa membuat Panji sontak menoleh ke arah Dipta begitu juga dengan Devan yang menghentikan aktivitas mengedit nya hanya sekedar untuk melihat kearah Dipta.

"Lo abis migrasi dari planet mana Dip?" Celetuk Devan. "Ah gue tau nih, lo pasti abis ke siram air kobokan kan?" tuduhnya.

Dipta tidak menghiraukan ucapan teman-teman nya itu. Lelaki itu mengambil hoodie yang ada di dalam tasnya lalu kembali melangkah keluar.

Raffa langsung bangkit dari tempat duduknya dan menyusul kemana Dipta pergi. Tenyata lelaki itu masuk ke dalam toilet dan menempati salah satu bilik untuk mengganti pakaiannya.

Raffa berdiri di depan cermin lalu membasahi wajah dengan air dari wastafel. Lelaki itu langsung membalikan badannya ketika melihat dari pantulan kaca bahwa Dipta sudah selesai mengganti seragamnya yang basah dengan hoodie bewarna hitam.

"Dip sebenarnya lo abis dari mana?" tanya Raffa. Dipta belum menjawab. Lelaki itu melangkah ke sisi kiri Raffa lalu mengacak-acak rambutnya yang basah menggunakan jemari tangannya. Di toilet tersedia satu hair dryer dan ia gunakan alat itu untuk mengeringkan rambutnya yang basah.

"Lo kenapa aneh banget hari ini?" Raffa tidak menyerah untuk terus menanyakan pertanyaan yang ada di otak nya mengenai sahabatnya itu.

Dipta masih belum menjawab. Dia hanya fokus mengeringkan rambutnya saat ini. Sekarang Dipta sadar akan sikap aneh Raffa kemarin dan ucapan Raffa yang menyinggung masalalu nya. Dipta yakin jika Raffa mengetahui bahwa gadis itu telah kembali.

"Dip---"

"Kenapa gak bilang kalo dia balik?" tanya Dipta dengan nada rendah. Dipta menatap Raffa lewat pantulan cermin.

Raffa langsung diam. Sekarang dia tau dengan sikap aneh Dipta hari ini. Raffa yakin jika Dipta sudah bertemu dengan gadis itu. Ya benar jika Raffa tau jika gadis itu kembali. Kemarin dirinya tidak sengaja melihatnya ketika akan keluar dari kelas menyusul Dipta. Raffa bukan bermaksud ingin menyembunyikan hal itu karena dia tau Dipta akan cepat mengetahui nya. Hanya saja Raffa ingin mengungkapkan perkataan yang dia ungkapkan kemarin sebelum akhirnya Dipta tau itu.

"Apa yang akan lo lakuin saat ini?" tanya Raffa.

"Apa yang akan gue lakuin?" Dipta malah balik bertanya. Lelaki itu memutar arah tubuhnya sembilan puluh derajat untuk menghadap kearah Raffa.

Story For Dipsha (New Versi)Where stories live. Discover now