TUJUH BELAS

51.9K 5.1K 49
                                    

_Happy reading_
.
.
.

"KAK KENAN" Teriak Naura yang baru saja memasuki kantin.

"Makasih ya kak udah nyanyiin aku, lagunya bagus banget, aku suka" lanjutnya tanpa permisi.

Wajah Fara langsung mendatar mendengar ucapan Naura. Dah lah.

***

Ekspresi Kenan langsung panik, dia menatap Fara takut-takut. Apalagi hanya ada raut datar diwajahnya meskipun samar-samar ada rona kemerahan dipipi tunangannya itu yang disadari Kenan.

"F-Fara......." Kenan memanggil Fara dengan gugup. Kepalanya menunduk seperti anak kecil yang sedang dimarahi oleh ibunya.

Tanpa kata Fara pergi meninggalkan kantin. Langkahnya sangat cepat seperti berlari. Bahkan, ia dapat merasakan semua mata mengarah padanya bak laser yang bisa melubangi tubuhnya.

Setelah punggung Fara menghilang dari pandangan mata, ekspresi Kenan langsung berubah dingin seolah tidak pernah menampakan raut ketakutan. Wajahnya memerah menandakan seberapa emosinya dia. Suhu pun ikut berubah drastis, sangat dingin bagi mereka yang bermental tahu.

"Kak......"

"Diam!!" Dengan cepat Kenan memotong ucapan Naura. Ia sungguh muak mendengar suara si muka dua itu. Gara-gara perempuan itu, ia dicampakkan oleh Fara. Awas saja dia.

"T-tapi....."

"Pergi!" Kenan memotong lagi tanpa memandang wajah penuh kepura-puraan Naura.

Kenan memandang Naura yang hanya diam dengan tajam. "PERGI!!" Ucapnya datar nan dingin.

"Ada apa ini?" Nathan baru saja memasuki kantin. Pandangannya tertuju pada seorang pemuda yang sangat dibencinya berdiri tak jauh darinya.

"Ngapain lo disini?" Nathan memandang Kenan dengan pandangan tak suka.

Kenan menatap Nathan dengan seringai yang sangat menyeramkan. Ia seolah tak peduli dengan tanggapan Nathan tentang dirinya meskipun dia adalah kakak tunangan tersayangnya. "Awasi pacar lo, atau....." Ucapnya menggantung. Pandangan ia alihkan ke arah lain.

"Gue bunuh??" Lanjutnya dengan nada bertanya yang justru menambah kesan seram pada ucapannya.

Tangan Nathan mengepal kuat mendengar ancaman musuhnya itu. Tatapannya tak pernah lepas dari punggung Kenan yang berjalan dengan santai hingga akhirnya menghilang dari pandangan mata.

Helaan nafas nampak terdengar dari Nathan. Dengan pandangan lelah, ia menatap seorang gadis yang saat ini menjabat sebagai pacarnya. Naura, nama gadis itu. Ia akui, ia sangat brengsek karena mencampakkan tunangannya dan malah berhubungan dengan gadis lain. Soal perasaan mana mungkin bisa ia paksakan.

"Nau, gue mohon jangan ganggu dia. Elo tau kan hubungan gue dan dia ga baik. Gue ngga mau lo kenapa-napa." Ucapnya berusaha lembut namun yang keluar justru nada penuh keputusasaan. Nathan sungguh lelah. Semalaman ia begadang mengerjakan berkas-berkas kantor yang menumpuk. Dan di pagi harinya langsung disuguhi pemandangan yang amat sangat menambahkan bebannya.

Tanpa izin, Nathan meninggalkan kantin dengan kesunyiaan. Semua orang tidak ada yang berani membuka suara, mereka sangat takut jika suara yang ditimbulkan justru menambah minyak dalam api yang sedang terbakar.

Naura diam. Dia menatap punggung kokoh Nathan dengan pandangan yang sulit diartikan yang perlahan menghilang termakan tembok.

***

Kalian tau kan kalau disetiap sekolah memiliki kantin yang lebih dari satu. Sama seperti Sekolah lain, IGHS juga memiliki kantin lain selain kantin yang sering didatangi Fara. Dan saat ini juga, Fara mendatangi kantin itu. Kantin yang tampak asing diingatannya. Kantin dengan suasana yang damai, tidak ada kericuhan seperti kantin sebelumnya.

Fara merasa tenang makan disana, sejenak ia bisa menetralisir rasa kesal bercampur malunya tadi. Untung dia segera pergi, kalau tidak sudah habis si Naura kena tonjokannya. Dan kenapa pula si Kenan cuma diam pas Si Naura nyerocos? Pokoknya Fara kudu ngambek sama tuh orang, pikir Fara.

"Loh Fara tumben ke kantin sini?" Perempuan yang tak asing di ingatan Fara berjalan mendekat ke arah kursi yang Fara tempati.

"Kak Chelsea." Fara langsung tersenyum ceria saat perempuan itu duduk disampingnya.

"Kenalin Far, dia Nadya sahabat gue." Chelsea memperkenalkan sahabatnya yang sedikit tersenyum saat Fara menatapnya.

Fara terpaku pada seorang perempuan yang berdiri disamping Chelsea. Wajahnya berbinar saat melihat gaya penampilan sahabatnya Chelsea. Nggak pake dasi, baju acak-acakan, kaos kaki nggak kelihatan,  fiks dia badgirl.

"Elo adiknya Nathan?" Tanya Sahabatnya Chelsea, Nadya.

Fara mengangguk antusias. "Kakak anggota geng motor?" Tanya Fara.

Pupil mata Nadya nampak sedikit bergetar, namun, dengan cepat perempuan itu mengendalikannya. "Ya, kenapa?" Tanya balik Nadya.

"Geng motor......"

"FARA."

Ya Tuhan, kapan Fara bisa makan dengan tenang

Kenan berjalan dengan tergesa-gesa menuju Fara. "Fara aku minta maaf. Kamu tenang aja, lagu tadi itu untukmu kok." Jelas Kenan menatap Fara lembut.

"P-pak Bos." Nadya menutup mulutnya tak percaya saat melihat Kenan yang notabennya leader dari geng motor yang diikutinya berbicara lembut pada perempuan.

Kenan menatap Nadya sekilas, ia tau kalo perempuan itu adalah salah satu anggota geng motornya. "Jaga rahasia ini." Ucap Kenan dingin dengan wajah yang sedikit memerah.

Well, kalau kejadian ini terjadi di SMA Malika ia tak masalah, karena sekolah itu milik keluarganya. Ia bisa dengan mudah menghilangkan berita yang menurutnya memalukan. Tapi ini, jika musuhnya mengetahuinya, habis sudah image yang sudah ia dirikan sejak dulu.

Kenan kembali menatap Fara lembut. "Fara...."

"Nggak, pokoknya gue tetep marah." potong Fara cepat. Ia bahkan tak mau melihat wajah sempurna Kenan, takut khilaf, alasannya.

Kenan mengulum bibirnya gemas. Saking gemasnya ia ingin menikahinya sekarang juga.

Gemeshnya calon istri

"Sayang..."

"Baby..."

"Honey..."

"Babe..."

"Beliin gue cilung, cilor, cireng, cimol, ci...."

"Makanan apa itu?"
.
.
.
TBC.

Assalamualaikum,

Maaf guys aku cuma up satu bab, itupun nggak panjang.

Untuk 2 sampai 3 Minggu kedepan sepertinya aku nggak akan up, sibuk PAS soalnya. See you.

Wassalamu'alaikum

Transmigrasi FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang