DUA PULUH EMPAT

33.2K 2.8K 20
                                    

Happy reading
.
.
.

"Pagi bang...." Sapa Fara ceria.

"Pagi dek...." Balas Nathan. Alisnya sedikit merengut saat melihat tingkah Fara. Aneh saja. Meskipun sifat Fara terlahir ceria, tapi hari ini ceria itu berbeda. Seperti lebih bersinar dari sebelumnya.

"Hari kemarin.....ada apa dek?" Tanya Nathan. Dalam hati, ia curiga ada sesuatu yang terjadi kemarin.

Fara terpaku ditempatnya. Wajahnya otomatis memerah saat mengingat kejadian kemarin. Ya, meskipun setelah ciuman itu Kenan langsung pergi meninggalkannya dengan pikiran yang masih kosong. Satu hal yang ada dipikirannya, Kenan pasti mabuk, mabuk cinta maksudnya uhuyyy.

"Nggak ada apa-apa, kenapa bang?" Tanya Fara balik.

"Nggak. Lo aneh hari ini," ujar Nathan santai lalu melanjutkan sarapannya kembali.

"Kelihatan banget ya?" Gumam Fara pelan, tapi Nathan masih bisa mendengarnya meskipun kurang jelas.

"Lo bilang apa dek?" Tanya Nathan.

"Nggak....nggak ada kok bang," tukas Fara cepat, wajahnya terlihat panik membuat Nathan bertambah curiga.

"Hm, yaudah," ucap Nathan pada akhirnya.

Fara menghembuskan nafasnya lega, "bang yok berangkat, bentar lagi sekolah tutup," ujar Fara.

Nathan mengangguk singkat. Mereka berangkat sekolah dengan menggunakan mobil.

"Bang, pesta itu..........kapan?" Tanya Fara di tengah keheningan.

"Weekend depan," balas Nathan singkat.

Fara langsung mengangguk paham.

"Gaunnya?"

"G'Far butiq," balas Nathan.

G'Far butiq, salah satu cabang dari perusahaan pribadi Grisham Family.

"Opa datang nggak?"

"Nggak tau."

"Bang gue punya phobia nggak?" Tanya Fara kepo.

Nathan menegang ditempat, saking kagetnya bahkan Nathan sempat akan menekan rem mobil, beruntung dengan cepat Nathan bisa mengendalikan dirinya.

"Nggak," jawab Nathan pelan.

"Ouh, yaudah."

"Kenapa emang?"

"Gue ngerasa punya phobia, tapi nggak tau apa? Kayak ada yang kurang gitu......" Ucap Fara.

"......... perasaan gue juga nggak enak bang," Lanjut Fara dengan pandangan yang menatap langit cerah dibalik kaca mobil.

"Bang Lo percaya sama gue kan??" Tanya Fara, kali ini matanya menatap Nathan penuh harap.

Nathan langsung menoleh menatap Fara terkejut. Ia tak menyangka dengan pertanyaan yang baru dilontarkan adiknya. Hatinya mendadak gelisah saat melihat wajah Fara yang nampak sedikit lesu.

Nathan tersenyum, "kamu itu adik Abang Far, mana mungkin Abang nggak percaya," ucap Nathan dengan nada yang sangat menenangkan.

Hati Fara sedikit menghangat setelah mendengar ucapan Nathan, "kalo g-aku yang salah?" Tanya Fara lagi.

"Abang tetap percaya, karena kamu satu-satunya keluarga yang Abang milikki," ujar Nathan yakin.

Fara tersenyum lega, "thanks bang," ucapnya.

Nathan balas tersenyum, "kembali kasih dek," ucap Nathan dengan nada lembut.

Percayalah....Fara sedikit geli mendengar nada ucapan Nathan yang sangat-sangat tidak cocok.

********

Krriiiiinggg........ krriiiiinggg..........

"BU JUM, BAKSONYA TIGA MANGKOK YA."

"SIAPPPP NENG AFRI CANTIK."

"Far, perasaan gue kok ngga enak ya?" Celetuk Afri dengan wajah dibuat-buat seperti Roy Kiyoshi.

"Sok misterius Lo," ujar Chelsea menatap Afri sinis. Ingatkan Chelsea untuk menghukum Afri, karena ulahnya kemarin, semalaman Dia harus mengalami sakit punggung yang sangat mengganggu.

"Hehehe......tau aja Lo, tapi perasaan gue emang nggak enak loh, gue ngerasa bakal ada kejadian yang........gue sendiri ngerasa takut," jelas Afri serius.

Chelsea memutar matanya malas, "iyain biar cefat," ucapnya malas. Tapi, dalam hati ia meng-iyakan ucapan Afri, gengsi dong kalo harus terus terang.

"Far, Lo gapapa kan?" Tanya Afri yang sedari tadi melihat sahabatnya diam.

"Nggak papa kok," ucap Fara dengan menatap Afri singkat.

Hening. Fara, Chelsea, maupun Afri fokus dengan mangkok bakso masing-masing. Hingga akhirnya seseorang datang menghampiri mereka.

"Permisi kak."

Orang itu sedikit gugup saat semua pasang mata menatapnya.

"K-kak Fara disuruh Kak Naura ke rooftop," ucap orang itu.

"Mau apa orang itu?" Tanya Chelsea menatap orang itu penuh intimidasi.

"K-katanya a-ada urusan penting kak," ujar orang itu dengan menunduk karena tidak kuat dengan tekanan yang diberikan Chelsea yang notabennya Queen bullying.

Fara mengangguk singkat, "suruh tunggu, gue mau habisin ini," ujar Fara sambil menunjuk mangkok baksonya yang masih penuh.

Chelsea dan Afri menatap Fara tak setuju.
Setelah orang itu pergi, mereka langsung melangsungkan protesnya pada Fara.

"Far, kok Lo setuju ada sih?!" Ucap Afri.

Chelsea mengagguk cepat, "Far, dia buka perempuan baik," ujarnya.

Mendengar ucapan Chelsea, Afri dengan cepat menyetujui ucapannya, "Far, Lo nggak lupa kan sama semua tingkahnya sejak Lo masuk sekolah ini, dia itu cewek caper, tingkahnya sok polos Far, kalau dia fitnah Lo gimana?" Ucap Afri panjang lebar.

Fara tersenyum lembut saat melihat kekhawatiran para sahabatnya, "tenang, gue bukan cewe polos, apalagi cewe emosian, kalau dia fitnah gue, tinggal gue fitnah balik," ujar Fara santai.

"Fara......"

"Tenang Fri. Eum gini deh kalo semisal gue nggak balik dalam waktu 5 menit, kalian panggil bang Jo," ujar Fara.

Dengan perasaan cemas, Afri dan Chelsea menyetujui ucapan Fara. Lagipula percuma saja mereka cegah, kalo sifatnya aja keras kepala nggak akan berhasil.
.
.
.
TBC.

Transmigrasi FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang