TIGA PULUH SATU

26.3K 2.4K 17
                                    

Happy reading
.
.
.

2 hari kemudian.

"HUWAAAA OMA FARA NGGAK MAU KE LONDON hiks....hiks......"

"Nggak sayang, London tempat teraman buat kami."

"Oma nggak mau......."

"Fara....."

"Oma...."

Suasana bising itu jelas terdengar dari salah satu mansion mewah di Jakarta. Hari itu, setelah Fara keluar dari rumah sakit, Oma Kinan langsung memboyongnya ke London. Namun, karena Fara keras kepala, ia jelas dengan tegas menolak. Ia sangat nyaman tinggal di tanah kelahirannya.

"Sayang....."

"Diem kamu."

"Kasian cucu kita......"

"Jadi laki-laki kok lembek banget! Ini jelas untuk keselamatan cucuku, Manding kami diam aja!!" Ucap Oma Kinan tajam.

Opa Fajar cemberut saat mendengar omelan istri tercintanya itu. Padahal niatnya baik loh, tapi justru ia malah mendapat omelan.

Fara yang sedari tadi menunduk perlahan mendongak lalu menatap abangnya memelas. Ia berharap Nathan bisa mencegah kepergiannya, namun ia justru kembali menelan pil kekecewaan saat melihat gelengan lemah Nathan yang penuh keputusasaan.

Dalam lubuk hatinya yang terdalam, ia tau jika Nathan ingin membantunya, namun apalah daya, abangnya itu jelas tidak mampu menyanggah titah nyonya besar Grisham.

"Oma...."

Suasana menjadi hening saat seorang pemuda yang tak lain Kenan menghampiri wanita paruh baya itu. Baik Fara, Nathan, maupun Opa Fajar tidak ada yang berani menimbulkan suara.

"Oma. Jangan bawa Fara, ya." Pinta Kenan saat sudah dihadapan Oma Kinan.

Suara lembut dan berat milik Kenan membuat Oma Kinan tak berkutik, hatinya menjadi lunak. Mata Oma Kinan yang awalnya keras perlahan melembutkan.

"Aiyo, cucuku kenapa kamu sangat menawan? Liana pasti bangga padamu, tapi......untuk masalah Fara, Oma tidak bisa mengubah keputusan itu. Fara harus kembali ke London agar terhindar dari bahaya. Nak," jelas Oma Kinan dengan nada lembut.

"Tapi Oma. Fara tunanganku, aku harus selalu berada disisinya!" Ujar Kenan yang masih belum kalah.

"Nak...."

"Oma...."

"Huft..... baiklah, aku akan memberikan satu kesempatan lagi. Jika dikesempatan ini cucuku terluka kembali, bukan hanya Fara yang pergi, tapi pertunangan kalian akan putus," putus Oma pada Akhirnya.

Jelas ia tidak bisa begitu saja mengabaikan permintaan Kenan yang notabennya cucu dari sahabatnya, Liana. Dan ada satu hal penting yang membuat dirinya tak bisa menolak orang itu.

Kenan tersenyum kemenangan, matanya langsung mencari keberadaan sosok kekasihnya. Saat pandangan mereka bertemu, Kenan langsung memberikan senyuman manis terbaik yang dimilikinya pada sosok itu.

Fara merinding. Otaknya langsung mengirimi sinyal bahaya. Matanya berubah was-was.

"Kali ini kamu harus membayar ku, sayang" kata Kenan dengan sedikit menyeringai. Jika orang lain yang melihatnya, mereka pasti akan langsung jatuh ke dalam pesona pemuda itu. Tapi Fara, ia malah merasakan bahaya.

Fara menggeleng panik saat itu, ia langsung menarik tangan Omanya dan bergegas keluar mansion.

"O-oma ayo cepat ke London!" Ucap Fara dengan ekspresi panik.

"Oma...." Rengek Fara saat tak melihat respon Omanya.

"Oma ayo ke London," ucap Oma lagi.

"Sayang, bukanya tadi kamu nolak?" Tanya Oma yang masih bingung dengan keadaan.

"Sekarang nggak Oma, Fara mau main salju!" Ujar Fara.

"Fara, sekarang London musim panas," sela Nathan polos.

Fara langsung melotot tajam ke arah abangnya. Sialan abangnya itu, kenapa nggak bisa diajak kerja sama sih!?.

"Kenapa Lo ngomong gitu sih Bang?" Bisik Fara dengan mata yang masih melotot.

"Gue kan jujur dek" jelas Nathan.

"Tapi nggak gitu juga kali, gue nggak ada duit," ujar Fara sepelan mungkin. Bisa malu dia kalo Kenan mendengarnya.

"Blackcard Lo kemana?" Tanya Nathan. Setiap anggota keluarga di Grisham Family biasanya selalu mempunyai kartu limited itu, dirinya bahkan punya lebih dari 5 buah.

"Gue lupa passwordnya!!" Kata Fara. Nadanya terdengar penuh kekesalan. Jelas sih, 5 blackcard yang berada di dompet nampak tidak ada gunanya sekali saat dia yang pegang. Sialan kan? Kenapa ia harus melupakan passwordnya sih?!.

Kenan terkekeh gemas saat mendengar ucapan Fara yang kelewat jujur itu. Tangannya langsung mengacak-acak rambut si empu guna menyalurkan rasa gemasnya.

"Tenang sayang. Kamu tidak perlu uang untuk membayar itu," ujar Kenan. Dirinya memang berada agak jauh dari mereka, tapi karena pendengarannya yang tajam, ia bisa mendengar semua hal yang dibisikkan oleh pasangan kakak-adik itu.

"Terus apa?" Tanya Fara. Kini matanya menatap Kenan dengan penuh tanya.

"Cuddle..." Kata Kenan dengan nada menggantung.

Fara mengangguk puas, "Ooo gampang itu----

".....selama 10 jam nonstop," lanjut Kenan dengan senyuman manisnya.

"--mah HAH!!?"

Duh, kalo kaya gini mana bisa move on!?

Bugh

"Nggak semudah itu Ferguso!" Sentak Nathan.

"Gue sebagai abangnya jelas nggak restuin Lo!!" Nathan melangkah maju dengan ekspresi menantang. Wajahnya jelas memerah.

Fara akui permintaan Kenan memang sedikit tidak wajar. Berpelukan selama 10 jam?! Helow apa kabar punggung kalo gitu?. Fara langsung menatap Nathan dengan tatapan penuh semangat.

"Ayo Abang, semangat!! Entar Fara beliin setusuk sosis bakar," ucap Fara menyemangati abangnya.

.
.
.
TBC.

6-10-2022

Transmigrasi FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang