TIGA PULUH SEMBILAN

19.8K 1.9K 18
                                    

Happy reading
.
.
.

"Apa tujuan Lo?"

Nathan bersedekap dada sambil memandang Kenan datar. Laki-laki yang tak lain tunangan adiknya itu selalu datang tanpa undangan dan yang paling penting adalah, dia perebut adiknya!

"Gue ada janji," kata Kenan dengan ekspresi santai.

Nathan mendengus,
"Fara udah tidur, men---

Sebelum Nathan menyelesaikan ucapannya, suara menggelegar Fara terlebih dahulu memotong.

"BANG, KENAN UDAH DATENG BELUM?!"

Nathan mendesis kesal saat melihat Kenan melewatinya dengan langkah ringan.

Kenan menyeringai saat melihat ekspresi kesal Nathan. "SAYANG......"

"IYA!" Balas Fara dari kamarnya.

Kenan menatap Nathan dengan ekspresi kemenangan yang dibalas tatapan datar oleh laki-laki itu.

Setelah beberapa saat Fara turun dengan setelan kasualnya. Dengan senyum ceria ia menghampiri Kenan dan menariknya keluar mansion.

"Bang, gue mau dinner."

Fara mengerutkan keningnya saat melihat ekspresi tak sedap milik Nathan. Sedetik kemudian ia menyadari ada sesuatu dengan abangnya. Melihat Nathan yang terus menatap Kenan, Fara mengira laki-laki itu tengah kesepian.

"Apa? Iri? Kak Chelsea tuh diajak," Ucap Fara pada Nathan lalu melenggang pergi tanpa melihat Nathan.

Nathan menghela nafasnya pelan, matanya masih menatap pasangan itu sebelum menghilang di kegelapan malam.

'Dinner bareng dia? It's Just dream!'

*****

Fara dan Kenan berhenti di restoran mewah yang terletak di pinggir pantai. Saat masuk, suasana restoran telah dipenuhi pengunjung yang berdesakan. Beruntung Kenan telah memesan ruang pribadi untuk dirinya sendiri dan Fara sebelum datang.

Karena ruangan yang berdinding kaca, Fara bisa melihat keadaan diluar ruang pribadi sekaligus luar restoran. Fara memandang suasana malam terang yang penuh bintang, ia dengan semangat berharap bisa menemukan penampakan yang bisa membuatnya terheran-heran.

Tanpa sadar, tatapannya tertuju pada sesosok perempuan yang berdiri tak jauh didepan restoran. Perempuan itu tampak mencurigakan karena menatap mobil yang ditumpangi Kenan dengan raut kebencian. Sesaat ia merasakan getaran dingin saat tatapannya bertemu sosok itu.

"Aku ke belakang dulu."

Fara mengalihkan pandangannya pada laki-laki yang duduk disampingnya, dengan acuh ia mengangguk lalu kembali pada fokus awal. Namun, saat ia menatap tempat itu, sosok yang membuatnya penasaran telah hilang. Tempat itu kosong seolah tidak pernah ada orang disana.

Melihat ekspresi acuh Fara membuat Kenan gemas sendiri, terlebih pipi yang terlihat semakin chubby itu bergerak mengikuti arah kepala.

"Gemes banget, si."

Kenan mengacak-acak puncak kepala Fara gemas. Pipi bulat yang terisi makanan

Fara mendengus, tangannya tanpa dicegah menyentak tangan Kenan kasar.

Kenan menanggapinya dengan kekehan dan bergegas pergi untuk menuntaskan hajatnya.

Ting!

Atensi Fara langsung teralihkan pada ponsel Kenan yang menyala akibat pesan masuk. Hatinya sedikit tersentuh saat melihat wallpaper laki-laki itu yang merupakan fotonya. Namun, saat membaca pesan itu matanya langsung menggelap.

+62 xxx xxxx xxxx

Ken, beliin Kiranti! cepet!!

Meskipun nomer itu tidak memiliki nama, tapi profil dari nomer itu jelas seorang perempuan!.

Fara termangu dengan pikiran yang menumpuk. Gadis itu sedang memikirkan perempuan mana yang dekat dengan Tunangannya. Keluarga? Yang Fara tahu (dari novel my love), Kenan adalah anak tunggal kaya-raya. Lantas siapa perempuan itu? Selingkuhan? Masa sih?! Mana pesannya agak meresahkan lagi!?

Karena pesan itu, selera makan Fara langsung turun drastis. Ia langsung menyudahi acara makannya dan berniat untuk mencuci tangan.

"Mau kemana?"

Gerakan Fara terhenti saat mendengar suara itu. Ia menatap pemilik suara dengan tatapan penuh arti.

"Cuci tangan," ucap gadis itu dengan menunjukan kesepuluh jari tangannya yang kotor.

"Makannya udah?"

Fara mengangguk lalu meninggalkan laki-laki itu dalam kebingungan.

Saat perjalanan pulang pun Fara masih betah dengan diam.

"Kamu, oke?" Tanya Kenan yang jelas khawatir. Sejak ia kembali, ekspresi Fara jelas terlihat tidak wajar.

Fara tersentak saat merasakan tangan hangat di keningnya, ia memandang Kenan linglung. Sesaat ia baru menyadari mobil telah berhenti didepan mansion.

"Hm," Dehem Fara lalu keluar dari mobil.

"Sampai jumpa di sekolah," ucap Kenan dengan senyum manisnya.

"Aku pulang, ya."

Kenan melambai-lambaikan tangannya lalu mulai meninggalkan area mansion.

Ting!

+62 xxx xxxx xxxx

(Pict)

Mata Fara langsung mendingin saat melihat foto itu. Namun, sesaat kemudian ekspresi dingin itu hilang tergantikan dengan ekspresi ceria khas Fara.

Dengan santai ia menghapus gambar itu dan menyeringai.

"Siapapun Lo gue cuma mau bilang, percuma kirimin gue foto beginian, yang jelas gue nggak peduli!"

Gumam gadis itu pelan, lalu memasuki mansionnya.
.
.
.
TBC.

8 November 2022

Transmigrasi FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang