EMPAT PULUH SATU

19K 1.8K 17
                                    

Happy reading
.
.
.

"WONG KOK NGENE KOK DIBANDING-BANDINGKE🎶"

"SAING-SAINGKE, YO MESTI KALAH🎶"

"TAK OYAK'O AKU YO ORA MAMPU🎶"

"MUNG SAK KUATKU MENCINTAIMU🎶"

"JOKO TINGKIR NGOMBE DAWET🎶"

"JO DIPIKIR MARAI MUMET🎶"

"NGOPEK JAMUR NGGONE MBAH WAGE🎶"

"PANTANG MUNDUR TERUS NYAMBUT GAWE🎶"

Dari lagu berjudul A berlanjut hingga Z. Kelas yang dikenal dengan julukan 'kutu buku' kini tengah mengadakan konser bak superstar dunia. Meriah!

Kegaduhan yang terjadi di kelas X MIPA 4 itu bukan hanya terjadi hari ini. Hampir disetiap jamkos, para traublemaker yang mengisi sebagian siswa menunjukan bakat mereka dalam membuat masalah.

Dion contohnya. Badboy berponi panjang itu menunjukkan kepiawaiannya dalam menabuh meja menjadi pengiring lagu. Namun, kekuatan yang ia berikan terlalu besar dan mengakibatkan meja itu rusak.

Sindy, si badgirl pemilik rambut pink menunjukan kemahirannya dalam membuat gendang telinga rusak. Suara yang gadis itu lakukan selalu membuat orang yang didekatnya menutup telinga rapat-rapat. Untung saja, penyanyi kali ini bukan hanya dia, ada beberapa sedikit orang yang lebih berbakat ikut menyanyi menyamarkan suara merdu itu.

Dari mereka, hanya Fara yang tidak mendapat peran dalam 'konser dadakan'. Dari konser dimulai, Fara masih betah duduk dibangkunya dalam posisi yang sama, kepala yang di tidurkan diatas meja.

Entah karena apa, perutnya terasa nyeri sejak kembali dari kantin. Apakah ini karma karena sikap kurang ajarnya pada Kenan?

Fara menghela nafasnya seiring dengan rasa nyeri yang semakin bertambah. Tangannya langsung meremas perutnya lembut berharap rasa nyeri itu hilang.

BRAK!

Hening.

Semua pasang mata langsung menatap pintu kelas dengan mata melotot.

Pintu kelas yang awalnya terkunci rapat kini terbuka lebar karena satu tendangan. Kenan yang merupakan pelaku dari pendobrakan pintu, hanya menatap sekilas pintu tak bersalah itu dan segera berjalan menuju Fara.

"Are you okay?" Tanya Kenan.

Fara menatap Kenan sekilas lalu kembali ke posisi awal. "Hm."

"Ke UKS!" Kata Kenan dengan tatapan khawatir. Melihat Keadaan Fara yang tak berdaya jelas membuat hatinya terasa perih. Terlebih wajah yang biasanya terpatri senyum manis kini hanya wajah pucat yang terlihat.

Fara tidak menanggapi perkataan Kenan, namun, tangannya semakin kencang memeras perutnya.

Melihat itu, Kenan menghela kasar nafasnya. Jangan sampai dirinya terbawa emosi dengan sikap Fara.

"Jalan sendiri atau gendong?" Ancam Kenan serius.

Fara menghela nafasnya. Dengan pasrah ia menuruti perkataan Kenan. Ia berusaha bangkit dengan kekuatan yang tersisa.

Saat kakinya akan melangkah, Kenan langsung mengikat jaketnya pada pinggangnya.

Fara merengutkan dahinya, perlahan ia mendongak. Belum sempat ia bertanya, ia sudah digendong laki-laki itu ala bridal style.

"Apa yang lo-----

"Sstt, rok kamu merah," bisik Kenan pelan sehingga hanya Fara dan dirinya sendiri yang mendengar.

Mata Fara membulat, ia menatap Kenan dengan wajah yang mulai memerah. Pantas saja dirinya merasa lebih sensitif sedari tadi. Dengan gerakan kaku, Fara menyembunyikan wajahnya di dada bidang Kenan.

Suasana yang awalnya hening, langsung ramai kembali. Mereka menyoraki sifat romantis Kenan pada Fara. Lebih tepatnya sorakan iri para kaum hawa.

Fara semakin menyembunyikan wajahnya. Namun, ia langsung mendongak saat langkah Kenan berhenti. Gadis itu menatap ruangan yang Kenan datangi dengan heran.

"Ngapain kes---

Namun, saat ia merasakan gendongan Kenan menurun, matanya membulat.

"JANGAN TURUNIN!" Teriak Fara histeris.

"Ke WC njirrr. Ngapain kesini!?" Lanjut Fara dengan nada kesal.

Kenan mengedipkan matanya sebelum memahami perkataan Fara. Saat paham, ia langsung bergegas pergi.

Fara langsung turun saat tiba didepan WC. Dengan buru-buru gadis itu masuk, namun, sedetik kemudian ia keluar kembali dan menatap Kenan malu-malu.

"Kenapa?" Tanya Kenan.

"Beliin---

Belum sempat, Fara menyelesaikan ucapannya, Kenan lebih dulu menjawab.

"Oke."

Fara mengerjapkan matanya sebelum masuk WC kembali.

Hanya butuh waktu sekitar 5 menit sebelum Kenan kembali membawa sebungkus 'barang' yang Fara butuhkan lengkap dengan setelan seragam baru.

Fara hanya menatap Kenan heran sebelum mengambil pesanannya dan kembali ke dalam WC.

"Kok cepet?" Tanya Fara.

"Hm, emang kamu nggak capek nunggu?"

"Capek, tapi agak heran aja. Kalo di novel biasanya kan lama. Terus kan, biasanya cowok kalo disuruh beli itu malu," kata Fara.

Kenan tidak menanggapi perkataan Fara. Laki-laki itu bersiap untuk menggendong Fara kembali, namun, gerakannya langsung terhenti saat meliha Fara yang terlebih dahulu menghindar.

"Gue bisa jalan sendiri!" Ucap gadis itu lalu melenggang pergi tanpa melihat Kenan.

Kenan terdiam ditempatnya dengan sudut bibir yang terangkat.

.
.
.
TBC.

15 November 2022

Transmigrasi FiguranWhere stories live. Discover now